webnovel

KALIAN PASANGAN SERASI

Christabella shock berat sehingga dia bisa merasakan tubuhnya bergetar karena marah.

Tapi Gavin justru tersenyum sambil menyalakan rokoknya dan duduk bersandar di belakang dengan santai menanggapi keterkejutan Christabella.

"Percayalah itu semua tidak akan semengerikan apa yang kau bayangkan honey!"

"Maksudku, kamu rela aku hamil anak laki-laki lain?" Bella diam-diam mengepalkan tinjunya dengan marah menghadapi sikap Gavin yang dinilainya sangat berubah.

Ia jadi berpikir apakah Gavin juga akan balas dendam dengannya? Bella mengatur nafas berulang kali agar tidak terlalu emosi.

"Semua akan kulakukan agar dendamku terbalaskan," balas Gavin yang membuat Bella begitu syok.

Ia jadi menyesal sekarang telah memindahtangankan Bell's Florist pada Gavin, ia ketakutan sendiri memikirkan kemungkinan buruk jika Gavin memang sedang berusaha menyerangnya juga Jenson.

Bella menatap Gavin tak percaya.

"Kenapa honey? Kamu tidak mau?"

Bella menghela nafas dan dia berpura-pura setuju, dia tidak bisa sepenuhnya percaya dengan Gavin sekarang, jadi dia memutuskan untuk berpura-pura mengikuti rencananya jadi dia mengangguk.

"Aku mau."

Alis Gavin terangkat sambil menampakkan senyuman yang tidak terlihat seperti senyuman, Christabella ketakutan sendiri melihatnya, jelas Gavin telah berubah.

"Aku harus pulang ke villa Jenson, Gavin. Kamu terserah kalau ingin tinggal di apartemenku, tapi berhati-hatilah!" kilah Bella, ia tidak ingin berlama-lama bersama Gavin karena takut.

Gavin hanya bergumam pendek dan kemudian buru-buru bangkit dan berdiri dari kursinya sebelum mengatakan, "Kalau begitu aku permisi, masih banyak juga yang harus aku selesaikan. Aku akan menghubungimu nanti melalui email."

Christabella hanya mengatupkan bibirnya dan tetap diam, ketimbang menjawab Gavin ia lebih sibuk memberesi pekerjaannya dan memanggil Hanna, orang kepercayaannya ke ruangannya setelah Gavin pergi.

Hanna masuk tak lama kemudian dan ekspresi Christabella berubah sangat serius.

"Miss Bella, ada apa?"

Dia mengatur nafasnya sebelum berkata dengan suara berat, "Bell's Florist diambil alih oleh Tuan Louis."

Hanna membelalakkan matanya karena terkejut.

"Jadi itu benar?"

Christabella mengangguk dengan susah payah dan berkata, "Tolong jaga Bell's Florist untukku ya Hanna, awasi setiap pergerakan Tuan Louis dan laporkan padaku."

"Baik Miss Bella."

"Terimakasih."

Christabella menepuk pundak Hanna dan tersenyum getir sebelum meninggalkan ruangannya.

Pada saat yang sama di tempat yang berbeda, Jenson telah tiba di Magnolya Resto bersama Liora dan langsung disambut oleh pengunjung resto yang juga merupakan fans Liora.

Begitu melihat Liora turun dari mobil ia langsung dihampiri oleh beberapa fansnya dan meminta foto, Jenson yang tiba-tiba menjadi posesive akibat pesan Jaz langsung segera turun dari mobil dan ikut berdiri di samping Liora untuk menjaganya.

Fans Liora terkejut dan ia dengan senang bertanya, "Kalian berdua balikan?"

Liora tersenyum malu-malu dan ia tidak berani menjawab, ia hanya melirik ke arah Jenson.

"Kami tetap ingin menjalin hubungan baik, apa itu salah?"

Fans Liora menggeleng dan mereka justru merasa sangat senang.

"Kalian pasangan yang begitu serasi, kami bahkan masih berharap suatu saat nanti kalian ditakdirkan bersama lagi."

Liora tersenyum cerah dan menjawab, "Doakan yang terbaik untuk kami."

Para fans Liora mengangguk dan mengaminkan dengan sungguh-sungguh dalam hati mereka, setelahnya mereka membiarkan Liora dan Jenson masuk ke restoran.

Jenson menggandeng tangan Liora dengan posesiv dan itu tak luput dari pandangan para fans dan bahkan ada juga yang mengabadikannya melalui video dan mengunggahnya ke media sosial.

Unggahan video amatir itu akhirnya memicu beberapa wartawan mengetahui keberadaan Liora, jadi begitu Liora dan Jenson selesai makan, mobil mereka sudah dikepung wartawan.

"Jenson, ada banyak wartawan di depan mobilmu, bagaimana ini?" Liora tiba-tiba panik saat melihatnya.

Jenson tak menjawab, tapi dia langsung menghubungi Antonie untuk mengurus hal ini. Tak lama kemudian, tiga mobil van datang dan Jenson langsung menggandeng Liora masuk ke dalam mobil Van yang paling depan.

Para wartawan kecewa begitu melihat Liora menghilang lagi.

Sementara di mobil van, Liora tersenyum senang dan mengakui kecerdikan Jenson dalam melindunginya jadi dia tidak tahan untuk tidak memujinya sambil bersandar di pelukannya, "Kamu luar biasa Jens, terimakasih!"

Jenson hanya tersenyum tipis dan mengangguk, ia menerima pelukan Liora dan mengusap puncak kepalanya dengan lembut.

Duduk di kursi kemudinya, Antonie tercengang melihat pemandangan itu tapi dia tidak berani berbicara apapun.

Tak lama, mobil tiba di apartemen Liora dan Jenson langsung mengantarnya sampai dalam.

"Hubungi manajermu lagi dan minta dia untuk menemanimu malam ini."

"Kamu tidak di sini?" tanya Liora sedih.

"Aku harus pulang, tapi besok aku akan membawamu ke villa milik Jaz."

"Maksud kamu Villa Chrysoberyl?"

"Kamu tahu villa itu?" Jenson terkejut, setahunya hanya dia dan Jaz yang tahu tapi ternyata Liora juga tahu.

"Tentu saja, Jaz memberitahu apa saja yang dia punya."

Jenson tersenyum getir dan berkata, "Jaz sangat mencintaimu, kamu perempuan yang beruntung."

Liora mengangguk dan susah payah tersenyum di sela air matanya yang berderai pelan di pipinya.

Jenson mengulurkan tangannya untuk menyeka air mata Liora dan ia pamit.

Begitu ia keluar, Maseratti hitam miliknya sudah ada di depan dan Antonie keluar dari mobil untuk membukakan pintu untuk Jenson.

Jenson masuk dan duduk bersandar dengan ekspresi lelah.

"Bagaimana pemakaman Jaz hari ini?"

"Semuanya berjalan lancar Tuan."

Jenson memejamkan mata dan berkata dengan lirih, "Antar aku ke sana."

"Baik Tuan."

Mobil kemudian melaju ke Villa Kencana dengan kecepatan sedang, tapi Villa Kencana tak jauh dari apartemen Golden Swan jadi Jenson tiba tak lama kemudian.

Wajah tampannya terlihat muram begitu ia tiba di pemakaman khusus keluarga yang berada di taman belakang.

Ia berdiri dengan mata terpejam saat melihat nisan dua orang yang begitu ia sayangi. Hatinya hancur dan Jenson merasa menjadi orang yang lemah saat itu juga.

"Daddy, Jaz, semoga kalian berdua tenang di sana!"

Susah payah Jenson mengatakan kalimat itu dengan mata yang memerah menahan tangis, setelahnya ia berbalik pergi karena tak kuasa berlama-lama.

Ia kembali ke mobil dan menenangkan diri di kursi belakang sebentar sebelum meminta Antonie kembali ke Villa Emerald.

"Tuan, saya minta maaf kalau mengganggu suasana hati anda, tapi saya berhasil menemukan Gavin Thompson."

Jenson menghela nafasnya sebelum berkata, "Dimana dia sekarang?"

"Ia kembali ke kota ini, dia juga ternyata sempat menemui Nona Bella."

Ekspresi Jenson berubah gelap dan dipenuhi amarah.

"Mereka bertemu?"

"Iya Tuan, kemarin malam saat Nona Bella tiba-tiba pergi dari Villa Emerald, ternyata dia pergi menemui Gavin Thompson, tapi hari ini Gavin telah berani berkeliaran di jalan dengan identitas baru."

"Perintahkan seseorang untuk membunuhnya. Aku tidak ingin dia hidup dan mengganggu Christabella lagi."