webnovel

MILO(Akmil dan Akpol ku)

Seorang Gadis yang masih duduk dibangku kelas 11 yang enggan memikirkan percintaan, terpaksa dijodohkan dengan lelaki berumur 23 tahun yang bersekolah di Akademi Militer. Namun dibelakang itu gadis itu memiliki hubungan special dengan adik lelaki nya, yang merupakan seorang Taruna yang bersekolah di Akademi Kepolisian. Kisah percintaan gadis ini tak selancar jalan tol, ia harus menyaksikan segala hal di umur nya yang masih beranjak dewasa. Gadis kecil ini menatap lampu kota dan berkata, "berat banget ya kalo disuruh pilih dua orang dalam satu waktu, " Lelaki berbadan tenggap menjawabnya, "Lebih berat push up 200 kali karena telat," Gadis itu langsung memalingkan Wajahnya, "Tapi kan kalo push up buat kurus kalo kangen? Buat tambah sakit hati!" "Yaudah ga usah kangen.."

Orcabear37 · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
61 Chs

Bagian ke Empat: Hero of the day!

Hari jumat yang cerah Vania yang sudah siap untuk pergi ke sekolah. Memunggu Om Am Di ruang tamu, Vania yang sedang sibuk memasukan barang barang yang ada ditanganya ke dalam tas. "Om Am kemana ya?" Dumel Vania setelah Melihat jam yang menuju ke setengah tujuh,

Abang algo yang baru turun dari atas melihat adik nya yang sedang gelisah, "belom berangkat?" tanya Bang algo yang berhenti ditangga.

"Belum, ini nungguin om Am.." Ucap Vania yang masih gelisah,

"Sama om Am… " tanya Bang Algo

"iyaa" jawab Vania yang masih sibuk melihat halaman depan.

'Tin tin' suara kelakson mobil. Tapi sepertinya itu bukan Klasok Mobil Om Am, "Itu udah nyampe kayanya.." Bang Algo masuk keruang makan dan meninggalkan Adiknya yang langsung berlari kencang ke arah pintu rumah.

Vania langsung membuka pintu rumah, namun saat Vania membuka pintu malah ada. "Assalamualaikum!" Salam dari laki laki yang menggunakan baju kaos dan celana jeans. "Lah?? Walaikumsalam kenapa kak wildan…" Ling lung Vania yang melihat Kak Wildan ada didepan rumahnya,

"Pagi bang!" Sapa Wildan ke Bang Algo yang perjalan menuju arah pintu rumah,

"Pagi, mau jemput Vania ya?" Tanya bang algo,

"Iya bang heheh" balas Wildan dengan senyum tipisnya. "Yaudah, abang nitip vania ya.." Ujar Bang Algo dan mendorong adiknya lebih maju dari pintu, "Siap bang!" senyum Wildan.

"Gih berangkat entar telat," ujar Bang Algo mengusir Vania.

"lah? Om Am.." Bingung Vania,

"Om Am lagi ga bisa kayaknya makanya kamu sama wildan, gihh berangkat sana entar telat.." Bang Algo yang menyuruh Om Am untuk tidak menjemput Vania Pagi ini, namun seakan tidak tau apa apa didepan Vania.

"Ehh yaudah, gapapa?" Tanya Vania,

"Gapapa lah, ya kan Wildan…" ujar Bang Algo melirik ke arah Wildan yang masih terdiam didepan pintu,

"Iya gapapa kok…" Balas Wildan,

"Yaudah, berangkat dulu ya..Assalamualaikum…." salim Vania pamitan dan di ikutin Wildan "bang algo pamit dulu ya," salim Wildan kek Bang Algo. Sahut Bang Algo "Iya hati hati ya Wil, jagain Vania ya!"

"Siap Bang," Jawab Wildan dan meninggalkan pintu rumah. Membuka kan pintu mobil untuk Vania, dan disusul ia masuk.

Dimobil sedikit hening namun tiba-tiba radio memutar lagu favorite Vania dan Wildan, saat di bagian reff mereka reflek menyanyi kan lagu itu dengan berbarengan "Dear no one, this is your love song…" Vania dan Wildan langsung melirik satu sama lain.

"Suka sama lagu nya?" tanya Wildan canggung, "Suka..hehee" Jawab Vania dengan sedikit tertawa.

"Wih sama wkkwkwk," Kekeh Wildan masih fokus melihat jalan.

"Oh iya Vania ga keberatan kalo aku yang anter jemput kan?" Tanya Wildan sambil melirik sedikit ke Vania dan kembali melihat kearah jalan,

"Ehh ga kak, tapi Vania jadi ga enak sama kak wildan harus anter jemput Vania.." Jelas Vania yang sekarang memindahkan arah matanya ke Wildan.

"Gapapa kok sekalian nyari kerjaan dari pada aku di rumah gatau mau ngapain…." kekeh Wildan.

Perjalanan menuju ke sekolah Vania tidak memakan waktu yang banyak jadi mereka berdua menghabiskan waktu dengan membicarakan hal yang mereka sukai dari hal paling tidak jelas sampai yang paling ga bisa dimengerti. Mebahas kenapa sekolah harus masuk jam 7 pagi, kenapa banyak orang yang melanggar lampu merah, bahkan membahas interior mobil Wildan.

Sampai disekolah, sudah pukul jam tujuh pas. Masih ada lima belas menit lagi sebelum jam masuk Vania.

"Makasih ya kakak udah anter," Salin Vania dan turun dari mobil Wildan secepat mungkin.

Wildan membuka jendela mobil dan menjawab ucapan Vania sebelum turun dari mobil, "Sama-samaa ibu negara!" sambil memberi senyum manis nya,

"Aku masuk ya!" Jawab Vania yang sudah siap akan berlari ke arah pintu masuk sekolah.

"Jam berapa dijemput!?" teriak Wildan dari sela sela jendela mobil,

"Ehhhh gausah dijemput kak, aku sama abang aja!" Balas Vania menoleh ke arah mobil Wildan lagi,

"Jam berapa ?!" Teriak Wildan lagi.

"Ga usah kak!" Balas Vania berjalan ke arah Mobil Wildan lagi,

"Jam?" Wildan masih bertahan dengan pertanyaan nya,

"Iya-iya, jam setangah tiga kak!" Vania akhirnya mengalah dan akhirnya memberi tahu waktu pulangnga.

"Yaudah aku masuk ya dadah kakak!" Lanjut Vania, yang melihat jam sudah pukul 07:05.

"BYE BYEE SEMANGATT!" teriak Wildan dan menutup jendela mobilnya, Wildan melihat Vania yang berlari ke arah dalam sekolah.

Batin nya berkata "Bye ibu negera!" dengan senyumnya.

Vania berlari memasuki lorong kelas, sepanjang perjalanan ke kelas Vania berpikir tentang topik yang ia bahas dengan Wildan.

Saking fokus nya ia sampai tak sadar jika ada lelaki dihadapannya, 'Brukk!' Vania tak sengaja menumbur seseorang.

"Ehh sorry!" ujar Vania sambil merapikan ropinya,

"Kalo jalan pake mata dong!" Ujar remaja lelaki dihadapan nya, yang menggunakan seragam SMA sekolah Negri.

"Ya sorry dong!" jawab Vania dan melihat ke arah laki-laki tak jelas ini. Nyolot sekali lelaki ini berbicara dengan Vania,

Lelaki itu langsung memberi tatapan tanjam ke Vania, "Siapa nama luh?" Laki laki itu langsung memberi kan tanganya.

Lah tadi laki-laki ini membentak Vania kenapa tiba-tiba menanyakan nama Vania.

"Lahhhh?!" Heran vania dan memutarkan bola matanya dengan malas, apes sekali ia harus pertemu dengan manusia aneh satu ini.

"Gua andra, salken ya!" Laki laki itu menarik tangan Vania dan membuat mereka saling berjabat Tangan,

"Idih…gua Van dan gua duluan!" jawab Vania dan langsung menarik tangannya.

"Wehhh tunggu dulu, luh kan nabrak gua!" Hadang laki laki itu saat Vania ingin berjalan maju,

"Terus? Gua kan udah minta maaf," jawab Vania,

"Gua belom maafin luh kalo luh ga nemenin gua ke kepsek…" Tahan laki-laki itu,

"Lahhh sendiri aja sana," jawab Vania lesu dan memperhatikan jam di tanganya.

 

"Gua anak baru…jadi,boleh minta tolong temenin gua ke kepsek? Kalo lu gamau, gua ga maafin luh dan...." Vania langsung memotong omongan laki-laki itu, sebelum lelaki yang bermulut nyolot ini berbicara.

"iya-iya!" Vania jadi harus mengantar anak anak laki-laki ini ke kepsek, dimana alur jalan nya sangat sangat memutar dari kelas Vania.

"Luh kelas berapa?" Tanya Andra,

"kelas 11," jawab Vania dengan lesu,

"ohhh…" Andra hanya menjawah Singkat.

"Nih kepsek gih masuk…" usir Vania ke Andra, saat Andra yang mau masuk ke ruangan kepsek, tak sengaja di liat oleh Nissa.

"Van!" teriak Nissa dan berlari ke arah Vania, "siapa?" Tanya Nissa. "Gatau tadi gua nabrak anak cowo terus minta di anterin ke kepsek mungkin anak baru…" Jelas Vania,

"ihhhh udah yuk ke kelas!" Ajak Nissa.

"kuyyy!" Balas Vania,.

Baru Saja selangkah Vania dan Nissa jalan "Etsss bentar, luh anterin gua ke kelas…" Tahan Andra memegang pundak Vania,

Vania yang spontan "Eh..." Langsung dipotong oleh Nissa "Gua ada perlu sama Vania!"

Andra langsung membalas "Yaudah gua tungguin abis itu anterin gua kekelas 12," Nissa langsung memalas omongan Andra "Gabisa bentar lagi kita masuk…"

 "Masih lama kok!" Jawab Andra melihat ke arah jam nya,

Nissa langsung membalas kembali "Ih ngantur banget lu jadi orang!"

Sebelum tambah memanas Vania langsung menyeleraikan mereka berdua, "Udah udah gua anterin….buru!" Ucap Vania Kesal dengan anak baru satu ini.

"Nah gitu!"

Vania dan andra jalan ke kelas 12. Sedangkan Nissa dibelakang vania dan andra hanya menekuk mukanya. Sampai didepan kelas 12,

 "Nih kelas nya, dah ya gua balik…"

Andra menjawab "ben.." Belum lah ucapannya selesai Langsung dipotong oleh Nissa "Luh tuh nyuruh-nyuruh terus! Kenal ga juga! udah Van balik!" Nissa menarik Vania jauh dari anak laki laki aneh itu.

Dengan cepat Nissa dan Vania berlari ke arah kelas. Sampai dikelas hanya ada sisa 5 menit sebelum pembelajaran akan dimulai.

Belajaran berakhir di jam 10, bel istirahat berbunyi 'kring kring.'

Seperti biasa Vania dan kawan-kawanya menghabiskan waktu istirahat di kantin

"Mas aku Quak satu sama roti ya!" ujar Vania mengambil roti dan minuman mineral.

"Mas aku mie goreng sama milo!" Nissa memesan ke mas kanti dan dilanjut Alex "Mas aku kayanya mau nasi goreng deh,"

dilanjut Felicia "Mas aku mau nasi goreng!" dan di akhiri Tivanka yang mengambil jajanan di rak makanan, "Mas aku ini deh!"

Mas kantin yang sedang menyatat semua pesanan anak-anak yang rusuh langsung menaikan nada nya, "IYA SABAR NAPA KUPING SAYA JADI AGAK BUDEG DENGER SUARA KALIAN!"

Kantin masih sedikit sepi, Vania mengambil kursi didekat pintu masuk Kantin.

"Duduk sini aja!" Sahut Vania yang langsung duduk dan diikutin oleh Nissa, Tivanka,Felicia,dan Alex.

Putra datang bersama teman-temannya,

"Lex yuk duduk sana!" Putra menunjuk ke kursi ujung, Alex langsung menjawab dan mengikuti Putra "yukk,"

Entah bagaimana ceritanya Andra pun datang masuk ke kantin dan langsung menuju meja Vania, "hai Vania!" sapa Andra yang baru masuk kantin.

"Ngapain luh?" Ujar Nissa lesu,

"Mau ngomong sama vania," Jawab Andra.

"Bisa cari teman lain tidak ya?" Nissa langsung memutarkan bola matanya dengan malas,

"Ga mau…" balas Andra,

Tivanka langsung menaikan nada bicara nya, "Boleh pergi ga?" Ia menatap tajam mata Andra yang masih berdiri tengap disamping Vania. Disaat kondisi sedang panas panasnya, Felicia langsung berdiri dari kursinya dan berkata "Aku ke doi ya…" Di jawab kompak oleh Vania, Nissa, Tivanka "Ya".

Andra masih tidak berpindah sama sekali malah menambah, "Vania boleh minta nomor lu ga?" Andra hampir duduk di kursi bekas felicia tapi langsung dihadang dengan kakik Tivanka,

"Lu pergi apa gua panggil guru?!" celetuk Nissa menghadang Andra yang hampir merangkul pundak Vania, "Lah salah gua apa?" Tanya Andra heran.

"Tau ahhh, kelas ah yuk Van yuk Ka!" ajak Nissa Ke Vania dan Tivanka.

"Lex Fel gua ke kelas!" teriak Nissa.

"Okey" jawab Alex dan Felicia yang masih sibuk dengan pasangan nya masing masing, Mereka bertiga sudah berdiri dari kursinya sesaat Vania Bangun dari kursinya Andra menarik tangan Vania, Namun dengan cepat Vania mengelintir tangan Kanan Andra.

"Aaduhhhhhh sakit oii!" Teriak Andra yang membuat semua orang di kantin melihat ke arah meja Vania.

"Ga usah sok akrab sama gua!" Balas Vania pedas. Ia langsung meninggalkan Andra yang baru saja ia lintir tanganya. Disusul oleh Tivanka dan Nissa yang tertawa puas.

Sampai dikelas memang ada beberapa anak laki-laki yang memberi tepuk tangan untuk Vania yang sudah mengelintir tangan Anak Baru.

"Kenapa? Mau juga?" Sahut Vania ke salah satu teman laki-laki yang menyoraki Vania.

Dari suara ricuh menjadi hening. Vania tidak akan memulai jika Andra tidak menganggu nya atau menyentuh Vania.

Pelajaran dimulai kembali setelah istirahat, memang masih ada satu istirahat lagi tapi Vania memilihi menghabiskan makanannya di kelas dibanding bertemu dengan Anak baru yang terlalu 'sok-sok an.'

'kring kring!' bel pulang sekolah berbunyi, akhirnya pulang sekolah setelah pelajaran yang membuat semua otak kelas 11 X menangis deras.

Seperti biasanya Vania dan kawan kawan nya menghabiskan waktu sebelum pulang di dekat arena keluar gerbang sekolah.

"Huhhh akhirnya besok libur…besok jadi ?" Tanya Vania ke yang Lain.

"jadinya minggu ya!" jawab Nissa masih berfokus mengetik pesan,

"Okee deh!" Jawab Vania.

Karena anak kelas 11 dan kelas 12 tak begitu jauh jam keluarnya, membuat parkiran sekolah dipenuhi oleh jemputan yang datang.

Terlihat Anak-Anak kelas 12 sudah keluar,

"Guys aku ngebucin dulu ya!" Ujar Alex berdiri dari kursinya dan menghampiri Kekasihnya. "Bucin lah sampe mabok!" teriak Vania dan dilanjut Nissa "Bucin Bucin!"

Tapi karena memang bucinnya sudah sampai ke ubun-ubun jadi alex tak begitu peduli.

"yuk put!" alex penggambil Tangan Putra

"gua duluan ya!" Ujar Putra menyapa 4 sekawanan yang menunggu pasangan nya masing-masing, kecuali Vania. "Yaa" jawab sisa berempat dengan lesu.

"Guys aku juga ya mau ngasa kebucinan ya!" Kekeh Felicia berdiri dari kursinya dan pergi ke arah Pacarnya,

"Nih kita bertiga ga ngebucin wkkwkwkw" kekeh Vania melirik Nissa dan Tivanka.

"Ehh itu bukanya?" Kaget Tivanka yang melihat Andra yang dateng berjalan ke arah 3 orang ini.

"ihhh tuh orang!" Geram Nissa. Mereka sudah ingin berlari namun sepertinya sudah telat untuk menghindar,

"Hai Vania!" sapa Andra lagi,

"Vania and Vania again.." sebal Nissa dan menarik Vania sedikit menjauh dari Andra,

"kangen!" Andra mendekat kan lagi Badannya ke Vania,

"Wakkk cuhhh amit amit!" Tivanka membuat gerakan Mau muntah. Tiba-tiba Andra menarik tangan Vania dan hampir mendorong Vania ke dinding gerbamg,

"Apan apan luh hah pelak peluk cewe orang!" Bentak Wildan yang entah datang dari mana, tangan Wildan langsung menghadang badan Andra agar tidak bisa menyentuh badan Vania.

"Ini siapa lagi ka?" Tanya Nissa ke Tivanka yang langsung kaget melihat ada lelaki berbadan tegap yang datang entah dari mana, "Gatau, Niss tapi ganteng…" Ujar Tivanka sambil melihat dengan mata berbinar,

"Heh!"sentak Nissa.

"Maksud luh apa dorong Vania?!" Sentak Wildan,

"Cewe luh? Jangan ngaku ngaku deh…" di Balas dengan gaya tengil oleh Andra.

"Tanya langsung aja ke orangnya," Wildan mengangkat alis kananya,

"I-iya ini cowo gua!" Jawab Vania dan melirik ke muka Wildan,

"Punya kuping kan? bisa denger kan?"

Balas Wildan.

Wildan langsung menggenggam tangan Vania, "Baru juga pacar belom suami!" Dilanjut oleh si tengil Andra.

"GUA CALON SUAMI VANIA!" Jawab Wildan tegas dan membuat Tivanka sama nissa kaget sekagetnya Dan Andra ga bisa ngomong apa apa lagi,

"Awas aja luh sampe deketin Vania! Gua buat lu jadi sop!" Balas Wildan,

"Ngapain juga gua harus takut sama luh? Emang luh polisi bisa nangep gua? Lu siape bang…!" Jawab Andra yang sok sok an sambil mengangkat dadanya,

"Mau dipenjara dimana?" Jawab Wildan,

"Situ siapa Bang…" kekeh Andra yang masih Main main.

"Gua Polisi yang naro lu dipenjaranya!" Sentak Wildan yang membuat bola mata Andra keluar tapi masih saja dia memanjing Wildan

Andra mengangkat satu alis nya, "Polisi ? Kok kaya gini ?"

Vania membalas dengan Pedas "Mau dipenjara dimana mas nya? Oh iya calon suami saya lagi ga pake seragam dinas kan lagi diluar jam dinas mas, Udahhh ah yuk!" Vania menarik Wildan menjauh dari Andra. Yang pasti ia takut Jika Wildan emosi atau Andra yang memukul.

Vania langsung menarik Wildan dengan cepat dan berjalan ke arah parkiran, sebelum Wildan mengikuti langkah Vania ia memberi kalimat kepada Andra,

"Kabarin aja kalo mau dipenjara didaerah mana!" Teriak Wildan dan langsung menghilang masuk ke area parkiran.

Wildan dan Vania sudah masuk ke dalam mobil. Sedikit canggung antara mereka berdua, hampir tak ada omongan sebelum Wildan berani membuka suara, "Sorry ya Van tadi aku ngaku ngaku jadi pacar sama calon suami kamu…"

Vania langsung melirik ke arah Wildan menggunakan ujung mata nya "Gapapa kak, aku malah mau ngomong makasih udah nolongin aku…" jawab Vania sambil tersenyum.

"Hehehhe sorry ya…" Ujar Wildan dengan pipi yang memerah.

Tiba-tiba ada telpon masuk ke handphone Vania disela sela adegan Salting menyalting, "bentar kak" ujar Vania dan dibalas Wildan mengangkuk.

Vania mengangkat telponya.

Bang Izal

Kak rizal : Assalamualaikum

Vania : walaikumsalam kak?

Kak rizal : udah pulang sekolah ya?

Vania : hehehe iya

Kak rizal : dijemput sama kak wildan kan?

Vania : iya kak heheheh, kakak udah nyampe?

Kak rizal : udah kok, tadi aku nge chat tapi kamu ga aktif aktif.

Vania :Hhmm maaf tadi handphonen nya mode silent, kak rizal lagi di asrama ya?

Kak rizal : iya sama yang lain juga..

Vania : ohhh udah makan?

Kak rizal : udah…

Vania : heheheh yaudah kak udah dulu ya..

Kk rizal  : oh oke , bilangin ke wildan jagaian kamu!

Vania : siap komando!

Kk rizal : yaudah nyampe rumah telpon ya… assalamualaikum

Vania : walaikumsalam

Sambungan telpon sudah tertutup.

Vania dan Rizal hanya bertelpon 5 menit dan sepertinya orang yang duduk disamping Vania yang duduk dikursi pengemudi sedikit Panas,

Selama Vania masih berbicara dengan Rizal,

Wildan mengecilkan volume radio dan hanya terdiam.

"Bang Rizal yaa?" Tanya Wildan,

"Iya kak," Jawab Vania meletakan kembali Handphonenya di saku roknya,

"Ohhhh…" Cara Jawab Wildan sedikit berbeda,

"Kenapa kak?" Vania memutar kan kepala ke arah Wildan, "Ah gapapa…" Wildan kembali fokus dengan stirnya.

"Kak, sekali lagi aku makasihhh banyak ya buat tadi…" Vania membuat tangan Salam hormat kepada Wildan dengan senyum manisnya.

Mana mungkin Wildan tak akan meleleh, namun sebagai seorang Lelaki yang ingin terliat cool, ia hanya menjawab "Hehehe sama sama.." dan memberi senyum nya.

"Vania besok sekolah ga?"

"Libur…kenapa kak?"

"Besok mau jalan ga?" Tanya Wildan setelah basa basinya, sebentar iya takut ditolak mentah mentah. Tapi sepertinya nasib nya lagi bagus,

"Boleh, mau kemana kak ?"

"Uhuk!" Entah bagaimana sepertinya kaki Wildan sedang tersetrum, ia hampir menacap pedal gas lebih dalam saking ia ingin teriak.

"Be-bebas.." Jawab Wildan masih bertahan dengan sikap coolnya. Vania merenung sebentar, "Aku ikut aja.." Wildan memberitahu agar Vania tak begitu pusing mencari lokasi.

"Aku tau.." Sontak Vania,

"Mau-mau kemana..?" Suara Wildan berubah menjadi terbata. "Besok aku kasih tau ya.." Jawab Vania.

"Ahh okey..Oh iya chat aku tadi masuk ga?" Tanya Wildan menggalihkan perhatian,

Vania langsung menarik handphone di saku roknya, "Bentar…emang kak wildan ada nomor Aku?"

"Ada kok.." seingat Wildan sudah mencoba chat nomor Vania, sebelum ia menjemput Vania.

Vania langsung menyimpan Kontak Wildan di handphonennya, "Ah ada, udah aku save ya!"

"Thank You!" Sahut Wildan,

Ada ide muncul Di otak Wildan, "Oh iya Van main tebak tebakan yuk.."

"Gass…siapa duluan?" Jawab Vania dengan semangat,

"Vania dulu deh…"

Vania menunjuk ke dirinya sendiri "Aku ya, kenapa zombie nyerang nya bareng bareng ?"

Wildan berusaha menghargai Tebak-tebakan Vania, Walau sebenernya ia sudah tau.

"Karena apa?" Tanya Wildan

"Karena kalo sendirian zomblo!" Ucap mereka berdua dengan bersamaan.

Wildan langsung ketawa terbahak melihat Muka Vania yang terkejut, "HAHAHHAHAHA!"

"Yahh kakak kok tau ih…" Vania menekuk bibirnya menjadi mayun,

"Hahahah gatau kok, cuman ngikutin bibir kamu aja. Aku ya sekarang…"

Vania menantang Wildan, "Coba!"

"Apa perbedaan kamu sama Jordan?"

Sepertinya menantang Wildan bermain ini sedikit salah, "jordan mahal, aku murah gitu?! " Vania mencoba menjawabnya walau sedikit terkejut dengan kata-kata yang ia sebut.

"Salah!"

"Hah? Apaan?"

Wildan langsung tersenyum tipit tipis, "Nyerah nih?" Wildan mempastikan sebelum Vania menjawab lagi,

"Nyerah…"

"Kalo nike Jordan itu mahal, Kalo kamu itu My-heart.."

"UHUK! Hahahhaha bisa aja.."Vania langsung terbahak Abis abisan dengan pipi nya yang memerah.

"Aku ada lagi.." Wildan memulai kembali,

Vania masih tak bisa lepas dengan ketawanya "Aapa?"

"Ini jari apa?" Wildan melihat kan jari manisnya,

"Jari manis lah.."

"Salah!"

Perasaaan Vania anak tk saja tau itu jari manis,

"Hah? Kok salah?"

"Ini nama nya jari," Wildan menunjuk jarinya,

"Manisnya kemana ? Kan namanya jari...." Vania terdiam beberapa detik, dan langsung di sambar Wildan "Manisnya udah pindah ke kamu…"

Sontak pipi Vania memerah abis abis, dan yang menggombali pun juga ikut memerah bahkan hingga ke kuping.

"Hahahahah kak wildan kak wildan bisa aja," Vania benar benar ketawa hingga terbahak lagi. Dimobil itu hanya ada tawa dan bahagia, selama perjalanan mereka masih saja tebak tebakan. Sampai dirumah Vania,