Marshal menggenggam tangan Ika dengan mesra, membuat jantung Ika berdetak dengan cepat. Cara pria itu tersenyum padanya membuat Ika jadi ikut tersenyum malu-malu. Memikirkan tentang persiapan pernikahan saja sudah membuat Ika gugup, apalagi memikirkan tentang melahirkan.
"Itu kan masih lama, Marshal," ujar Ika malu-malu.
"Aku tidak akan menunda-nunda. Setelah kita menikah, aku akan langsung menghamilimu. Aku ingin sekali memiliki anak kita berdua."
Ika memukul tangan Marshal. "Kamu membuatku jadi tegang. Aku sedang tidak memikirkan tentang hamil dan melahirkan."
Marshal terkekeh. "Tenang saja, Ika. Kita jalani semuanya satu per satu. Setelah kamu resmi menjadi istriku, barulah kita memikirkan tentang kehamilanmu, oke?"
Ika mengangguk. Ia memandang calon suaminya yang tampak begitu tampan dan mempesona. Sampai kapan pun ia tidak akan pernah menyangka jika ia akan pernah memiliki suami seorang bule. Marshal adalah kesempurnaan dalam hidupnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com