Hana dan Nana sedang duduk santai di sofa panjang. Tidak jauh dari mereka, Tuan Watanabe sedabg berkutat dengan kertas-kertas yang berada di meja kerjanya.
"Kakek, kami sungguh tidak mengerti dalam mengolah perusahaan. Ayah dan ibu kami pergi ke Bangkok untuk tiga bulan. Mereka menyuruh kami mengurus perusahaan sementara. Huuft ... mana bisa seperti ini?"
"Selama ini kita bebas ke mana pun. Siang shopping, malam clubing, begitu seterusnya. Bagaimana kita bisa duduk diam di kantor, Kakek? Huwaaa, seolah kebebasan kita telah direnggut," ucap Hana, terlihat begitu sedih.
"Huwaaa ... aku merasa bahwa kita akan cepat tua dari umur kita kalau seperti ini, Meimei." Nana memeluk Hana. Mereka berdua memang berlebihan. Mereka meratapi nasib mereka.
Tuan Watanabe tersenyum melihat tingkah para tetangga yang sudah dia anggap cucu itu.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com