webnovel

Metamorfosa

"RUMAH PENAMPUNGAN?" "Hmm... Salah satu Rumah penampungan anak yatim piatu dan terlantar swasta ini milik ku, dan sekarang ini menjadi tempat tinggal mu. kau tau... dulu Mommy mu menjadi pekerja sukarela saat masih remaja bahkan beliau hidup dan tinggal disini sampai beliau bertemu Daddy mu. Angel langsung memijat keningnya, Hell! Sekarang aku harus tinggal di sebuah penampungan! Perut ku mual memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Penampungan!!! tempat menjijikan... Dimana harus berbagi kamar tidur, berbagi kamar mandi, berbagi tempat makan. Berbagi segala-galanya dengan para penghuni lainnya! Riga mendorong Angel masuk, karena melihat gadis itu ragu di depan pintu. "Jijik? Gadis manja kaya raya seperti mu harus tinggal di sebuah penampungan? tanyanya sinis. "Tentu saja aku jijik!!! jawab Angel ketus. "Apa disini ada yang memiliki penyakit menular? Kudis/kurap maybe? "Riga tertawa dingin... Oh banyak! jangan takut semua penyakit menular ada disini. jawab Riga asal. "Bahkan mungkin salah satu dari mereka akan menjadi Teman sekamar mu. Sinis Angel adalah gadis belia berusia 17 tahun yang memiliki tingkat arogan tinggi. Membuat kedua orang tuanya kalang kabut. Anak tunggal dari seorang pengusaha kaya raya yang terlalu dimanja dengan segala ke kayaan dan kasih sayang yang di miliki orang tuanya. Suatu ketika kedua orang tuanya meninggal dunia akibat kecelakaan teragis. Dengan sebuah wasiat Angel harus tinggal di sebuah rumah penampungan milik salah satu sahabat Daddy nya sekaligus menjadi wali angel, karena dengan begitu ia baru bisa mendapat warisan bila dia telah lulus perguruan tinggi. Disinilah semua cerita hidup angel penuh tantangan bermula... Menjalani sebagai gadis biasa, jauh dari kata embel-embel kekayaan. Terlebih dia harus menaklukan seorang Wali yang SIAL nya begitu tampan, dingin dan sangat arogan!

albyy · Integral
Sin suficientes valoraciones
5 Chs

Bab 5 Salah Siapa?

Waktu sudah menunjukan pukul tiga pagi, dimana wajarnya setiap orang tengah terlelap dalam dunia mimpi. Namun tidak pada tempat ini. Kantor polisi tampak ramai dan sibuk. Layaknya pasar pagi. Dengan kejadian Sweeping dan razia pihak berwajib di tempat-tempat hiburan semalam menyaring banyak kalangan. Dengan berbagai macam tingkat pelanggaran. Kebanyakan kalangan para remaja yang masih di bawah umur, walau banyak pula berberapa orang dewasa, ya... tak lupa pula dengan drugs. Club', alkoho, wanital dan drug merupakan paket lengkap. Para wajah serius petugas tengah sibuk menatap layar flat komputer membuat berita acara, mengisi setiap hasil penyelidikan yang di dapat.

Namun tak kalah tertekannya para orang-orang yang tersaring razia. Degan wajah setengah tidak sadar karena mabuk, pakaian tak beraturan. Wajah-wajah para wanita atau maybe remaja yang sembab karena menangis takut terkena hukuman. Atau takut karena keluarga mereka akan datang dan memarahi mereka. Whatever!.

Disana tepat di pintu masuk kantor polisi, dengan cemas sekaligus gelisah, Lisa Mommy Angel. Tengah celingak-celinguk untuk mencari sosok yang dia kenal di antara ramainya manusia di ruangan itu. Di lihatnya gadis itu duduk dengan wajah lesu, bersama dua gadis yang sangat di kenalnya. Karin dan Diana.

"Dad, itu dia angel! Cepet kesini. Jerit Lisa panik. Namun belum sempat melangkah maju.

"Maaf Bapak dan Ibu, Anda tidak bisa masuk ke ruangan interogasi. Mohon ikut saya ke sebelah sini". Seorang petugas mempersilahkan dengan sopan memasuki sebuah ruangan dan meminta mereka duduk di sebuah kursi disana.

"Bapak dan ibu wali dari?

"Angel Qweena Walton.

Petugas pria tersebut langsung sigap memeriksa laporan di Depan layar monitornya, mencari data sesuai dengan nama yang disebutkan tadi.

"Angel Qweena Walton, usia tujuh belas tahun status pelajar. Pelanggaran mabuk melebihi kadar wajar, tidak memiliki tanda pengenal dan hampir melakukan perbuatan asusila di tempat umum. Rentetan kata-kata tersebut mengalir dengan tegas.

Di susul dengan wajah Damian Walton dan Lisa Walton, memucat geram mendengarnya. Mabuk dan tindakan ASUSILA???

________

Di dalam mobil. Suasana terasa menyesakkan dan menegangkan, tiga orang di dalam mobil terlihat diam dengan gejolak pikiran masing-masing.

Angel dengan tampang malas sedikit berkerut cemberut, tanpa menunjukan rasa bersalah sama sekali. Duduk di kursi belakang berasama dengan Mommy Lisa. Angel menatap keluar jendela dengan kedua tangannya di dekap ke dada, satu kata "Bosan".

Dress nya saat ini tidak bisa dikatakan wajar, bagaimana tidak. Warna merah menyala, begitu ketat melekat ditubuhnya, Terlalu terbuka dan mini. Belum lagi bau tubuh nya melekat kerasnya alkohol dan asap rokok. Angel masih sangat terlalu muda dengan kehidupan seperti ini. Ia sadar kedua orang tuanya tengah mencuri pandang dengan keadaannya saat ini. Namun angel tidak mau pusing memikirkannya, menganggap dirinya tidak salah dan sudah cukup umur untuk melakukan kesenangan seperti ini. Orang tuanya ini tidak akan sampai hati akan memarahinya atau bahkan berani main tangan untuk menegurnya.

See... Kedua orang tuannya hanya diam tidak berkomentar sama sekali. Menganggap angel suatu mahluk yang takut untuk di kasari dan terlalu di sayangi. angel begitu yakin dengan pendapatnya sendiri untuk saat ini.

"Apa kau sangat menikmati malam mu Gege?!. Damin bertanya dengan suara datar, sedatar wajahnya yang menahan amarah.

"Yeah..." Jawab Angel malas, sembari mengibaskan tangannya mengusir kantuknya tengah menguap acuh. Menganggap pertanyaan Daddy nya hanya angin lalu.

Rahang Damian mengeras, tanpa sadar giginya bergeretak keras menahan emosinya. Melihat reaksi anaknya dari spion depan kemudi. Seandainya tidak berada di dalam mobil, yakin dia akan menampar pipi anak gadisnya yang memang dia akui sangat dia sayangi segenap hati dan hidupnya. Namun ini sudah melebihi batas kesabarannya dengan perlakuan anaknya. Memberi pelajaran setimpal tidak ada salahnya bukan? Bila bicara sudah tidak dapat menyelesaikannya dengan baik-baik. Biar menimbulkan efek jera.

"Apa kesenangan seperti ini yang kau suka?!"

"Hmm..." Jawab Angel malas.

"Gege! Bisakah kau menghormati Daddy dan mommy mu ini?! Geram Damian.

"Sudah-sudah Jangan bertengkar dalam mobil, nanti saja kita selesaikan di rumah". Lisa menengahi argumen suami dan anaknya dengan wajah sedih dan terluka.

Sunyi kembali... Walau sesekali terdengar suara tarikan dan hembusan nafas Damian begitu kasar menahan amarahnya seperti hendak ingin meledak saja.

"Braak!" Angel bergegas keluar dari mobil dan membanting pintu mobil dengan kasar. Mereka sudah berada di dalam ruang keluarga. Saat dengan santainya angel hendak mencapai anak tangga.

"Berhenti disitu!!!, kau pikir kau mau kemana, kita harus selesaikan ini gee! Titah keras Damian. Lisa hanya bisa menahan lengan suaminya dengan sabar. Mencoba meredam amarah suaminya.

Angel berhenti dan membalikan tubuhnya menatap kedua orang tuannya. Tangannya sudah terlipat arogan di depan dadanya. Kedua matanya di putar malas. "Aku lelah dan mengantuk dad!. Besok saja kita bicarakan lagi ok!"

Damian sudah melangkah kasar mendekati anak gadisnya, matanya begitu tajam penuh emosi sekaligus rasa sakit dan terluka melihat anaknya seperti ini. "Apa kau bilang Gee!!!" Geram Damian semabari mengangkat sebelah tangannya hendak melayang menyentuh pipi angel.

"Stop! Damian!" Jerit Lisa menahan lengan suaminya. "Jangan main pukul Damian, kita bicarakan baik-baik saja". Jerit Lisa sedih dan terpukul sekaligus.

Damian mematung, tangganya berhenti di udara. Menariknya dengan lambat membatalkan tindakannya. Mengepal keras di sisi tubuhnya.

"Begini kah balasan mu kepada kami Gege? Apakah kasih sayang kami yang melimpah ini kurang?, Kami selalu ada untuk mu! Segala fasilitas mewah untuk mendukung pertumbuhan mu tidak cukup layak bagi mu? Sehingga kau dengan gampangnya menghamburkan dan bertindak semaunya. Kami kecewa Gege!". Suara Damian bergetar dan Lisa hanya bisa menangis tertahan melihat dan mendengar perkataan suaminya.

"Apa kami terlalu memanjakan mu?.Sehingga kau berbuat di luar batas seperti ini. Mabuk di club' malam dan merayu seorang pria dewasa? Astaga Angel ada apa di otak mu. Geram damian.

Angel masih diam, Sesekali menguap malas. Memalingkan wajahnya, tampak enggan menatap kedua orang tuannya. "Bisa kah kita bicara besok saja dad, mom? Gege lelah". Pinta angel tanpa rasa bersalah. Berlari menaiki anak tangga dengan sedikit sempoyongan.

"Angel!!! Kita belum selesai! Panggil Damian marah. "Dasar anak kurang ajar! Susah diatur! namun tidak di indahkan oleh angel.

Lisa hanya bisa memeluk tubuh Damian dan menangis sedih disana. "Sudah, besok saja ok! Pinta Lisa lirih.

_ Sebuah percakapan di ruang kerja _

"Apa kau sudah yakin dengan pikiran mu itu Damian?" Tanya seorang pria yang memiliki tampilan fisik tak kalah tampan dan bersahaja dengan Damian. Usia yang sama-sama matang.

"Ya, aku sangat yakin. Ini satu-satunya jalan. Dan hanya kau sahabat ku yang dapat membantu ku keluar dari masalah ini. Kau dan anak mu pasti bisa". Pinta Damian penuh harap.

"Ok, akan ku bicarakan dengan anak ku dan akan kami pikirkan kembali dengan mu".

"Segera!. aku menunggu kabar mu hari ini juga.

"Hmm.... Inilah gunanya sahabat, aku akan berusaha membantu mu. Kebetulan anak ku baru kembali ketanah air, dia akan meneruskan bisnis ku disini. Semoga dia bisa membantu".

Kedua pria itu bangkit dan saling menjabat tangan "Sahabat!".