"Kakak!! Adek!! Bangun!! Udah siang, oy!!"
Seperti pagi-pagi biasanya, Tuan Kim Jaelani harus memakai toa untuk membangunkan dua anaknya itu.
Grubyak!
Grubyuk!
Suara gaduh itu dari kamarnya si Jeje alias Kim Jangjun. Entah berbuat apa saja anak bungsunya dari Tuan Kim Jae itu.
Setelah beberapa menit.
Jeje muncul dari kamar dengan seragam lengkap. Kali ini rambut Jeje dibiarkan acak-acakkan tanpa disisir. Maksudnya, supaya mirip rambut ayahnya begitu. Terlihat cool.
Jeje sengaja memasukkkan sebelah tangan ke saku celana. Ya, meniru gaya Ayah Jae lagi tentunya. Memang tidak kreatif dia. Jeje berjalan santai seperti model sambil mengibas-ibaskan rambutnya. Rambut Jeje memang sedikit panjang itu.
Brak!!
Jeje terlonjak mendenger suara keras itu. Tapi, Jeje pura-pura tidak mendengar saja, soalnya Jeje merasakan firasat buruk akan terjadi setelah ini.
"JEJE! Kamu sembunyiin di mana CDsaya, hah?!"
teriakan Jia, sudah terdengar seantero rumah di pagi-pagi seperti ini.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com