Kim Jae tertawa mengingat betapa konyolnya sikapnya saat itu. Dia juga menertawakan bagaimana bodohnya anak laki-lakinya hingga bisa diculik hanya karena iming-iming makanan.
Kim Jae juga tertawa pada cara Jia mengalahkan si penculik itu. Padahal, Kim Jae kira jika Rheiner telah tewas saat terjatuh dari gedung waktu itu, tapi Rhei malah muncul beberapa tahun setelahnya. Penjahat memang sangat sulit matinya, batin Kim Jae.
Tapi, setelah beberapa saat Kim Jae menangis. Dia begitu merindukan Jia dan Jeje saat ini. Kim Jae meraih ponsel yang berada di saku celananya. Dia membuka icon gallery, tempat di mana dia menyimpan foto-foto masa kecil Jia dan Jeje.
Kim Jae terus menggulir layar ponselnya. Saat Kim Jae menemukan foto Jeje saat Jeje baru masuk TK, putranya itu terlihat sangat imut dan tampan. Kim Jae jadi mengingat tentang bocah yang dia temui saat dia mengunjungi project apartemen yang Milenial Group bangun di daerah Bandung, Indonesia.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com