webnovel

15. Kabar dari Leiden

Rasanya tidak percaya dengan apa yang kulihat. Aricha yang kukenal lugu ternyata fasih bernyanyi. Kurasa tidak hanya itu, dari gaya dan ekspresinya saat menyanyikan lagu-lagu itu terlihat bahwa ia seperti sudah terbiasa. Aku merasa benar-benar sudah tidak mengenalnya.

Sepertinya aku pernah melihat wajah lelaki yang menemaninya bernyanyi itu, tapi di mana? Aku memutar kembali memori otakku, berusaha mengingat seraut wajah yang kurasa tidak asing di mataku.

Oh ya, aku ingat. Laki-laki itu yang menelfonnya ketika kami di kapal. Apa karena lelaki itu, ia menjadi seperti sekarang ini?

Rasa cemburu dan marah seketika bercampur aduk, menyesaki ruang dadaku. Udara menjadi terasa sangat panas.

Kuambil ponsel dari saku celanaku. Kupencet nomor Zaenal dari log panggilan.

"Assalamu'alaikum," kata Zaenal dari seberang.

"Wa'alaikumussalam. Batalkan kerjasama dengan EO Aricha. Bayarkan kompensasinya," kataku dengan geram.

Capítulo Bloqueado

Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com