webnovel

MENJEMPUT IMPIAN [18+]

Bukankah Bullying itu melanggar hukum? Melodi gadis berkacamata pindahan dari Jakarta menjadi bulan-bulanan bully dari kakak kelasnya sekaligus pemilik sekolah tersebut. Dion atmadisastra pria blasteran Bandung Jerman adalah pembuat onar yang membuat semua siswa ketakutan saat menatap dirinya. hingga suatu hari, Melodi harus menerima pelecehan dari kakak kelasnya tersebut dan membuat nya depresi hingga kehilangan kedua orang tuanya saat mendengar pelecehan terhadap putri tunggalnya. sedangkan Dion..pria pembuat onar itu seolah menutup mata pada kesalahannya dan memilih pergi meninggalkan Melodi yang hamil di usia belia. sebuah kehidupan pahit yang harus dia jalani menjadi seorang ibu di usia yang masih sangat muda.. hingga beberapa tahun kemudian, saat melodi mulai bisa menatap masa depan bersama putra nya, tiba-tiba. sosok Dion kembali datang menghantui kehidupan ibu dan anak tersebut. 18+ bacaan dewasa dan bijak dalam memilih bacaan, banyak adegan dewasa dan kata-kata kasar.

KimNia · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
322 Chs

hamil

Melodi berjalan sendirian, gadis tersebut dengan langkah lunglai hendak memasuki kelas, namun pandangan nya seperti kabur dan gelap. tanpa di sadari gadis tersebut terhuyung dan jatuh kelantai.

melihat hal tersebut sontak senja berlari dan berteriak histeris

"Mel" panggi nya sambil menaruh kepala sahabat nya itu di pangkuan.

dengan cekatan, senja meraih ponsel milik Melodi dan memencet tombol panggilan Dion

"ya, Mel" ucap Dion

dada senja naik turun menahan panik, dia menarik nafas panjang sebelum mulai berkata

"Di, Dion... Melodi pingsan" ucap senja lantang.

tak ada jawaban dari Dion, pemuda tersebut langsung menutup sambungan telepon tersebut dan berlari ke kelas Melodi

terlihat para siswa sudah ramai menonton keadaan melodi yang tak sadarkan diri, sontak saja Dion mendekat dan membopong tubuh mungil itu dan membawanya ke klinik terdekat

"Nja, Lo gak usah ikut..biar gw aja yang bawa Melodi, Lo ijin sama guru BP aja" ucap Dion dari dalam mobil

senja mengangguk dan berlari kearah ruangan guru.

Dion menyalakan mobil nya, berjalan pelan keluar gerbang sekolah.. matanya menatap sayu gadis yang tergeletak di bangku penumpang.

apakah dia sejahat itu? Dion terdiam.

Melodi sedikit berubah, dia tidak pernah lagi mengepang rambut panjang nya, bahkan dia mulai memakai lensa kontak dan melepas kacamata tebal nya,

sesampainya di di klinik, Dion kembali membopong tubuh mungil Melodi dan menaruhnya di atas kasur.

"Dok, tolong teman saya" ucapnya

seorang Dokter muda kemudian datang dan langsung menangani Melodi

5 menit berselang, Dion masih menunggu di depan ruangan sambil memegang ponsel Melodi, terlihat sebuah gambar dirinya juga gadis tersebut

Dion memahami keputusasaan Melodi, namun tak ada yang bisa di perbuat toh selama ini dia tidak pernah mencintai gadis tersebut.

tapi beberapa kali dia merasa iba pada gadis lugu itu..apa yang harus dia lakukan setelah ini?

"permisi dek, silahkan masuk kedalam" ucap seorang suster tiba-tiba dan hampir mengagetkan jantung nya

Dion segera masuk dan meraih bangku di hadapan sang dokter yang tersenyum tipis kearah nya,

"boleh saya tahu kamu siapa nya?" tanya dokter tersebut pelan

Dion terlihat tak nyaman, matanya melirik kearah Melodi yang terbaring

"saya teman sekolah nya Dok, tadi dia pingsan di depan kelas" jawab nya

Dokter tersebut memberikan secarik kertas pada Dion

"seperti nya teman kamu sedang hamil, baru mau dua Minggu, oleh sebab itu tubuhnya terlihat lemah" ucap dokter tersebut

"dia masih sekolah, sayang sekali bukan?" tambahnya

Dion terdiam, dunianya seolah hendak meledak... bagaimana ini?

dia tidak mungkin menikahi Melodi, mereka masih remaja bahkan belum lulus sama sekali.

"dasar bodoh, kenapa ga hati-hati" batin Dion kesal

bagaimana jika ibunya sampai mengetahui ini? apa yang akan dia lakukan pada nya juga keluarga Melodi.

habis sudah!

Dokter tersebut menatap wajah Dion sedikit curiga, namun perempuan muda tersebut hanya tersenyum tipis melihat gelagat gugup dari anak remaja yang berada di hadapan nya itu

"boleh saya bawa teman saya pulang Dok?" tanyanya

Dokter tersebut menyunggingkan senyumnya sambil mengangguk,

Dion segera menghampiri Melodi, dia hampir saja terkaget saat melihat Melodi yang menangis sesenggukan

kapan Melodi tersadar? apakah dia mendengar penuturan Dokter tersebut?

Dion terdiam, namun dirinya meraih tubuh Melodi dan membantu nya berdiri.

tak ada percakapan, hanya hening di antara mereka bahkan di mobil pun mereka tak saling berkata apa-apa

Dion menarik nafas panjang, matanya menoleh kearah Melodi yang terdiam sedari tadi

"Mel" panggil Dion

Melodi tak menyahut, mata gadis tersebut terlihat kosong meski matanya menatap kearah depan jalan

"Mel" lagi-lagi Dion memanggil, berusaha berinteraksi pada gadis di sebelah nya, namun usaha tetap nihil.. sepertinya gadis tersebut terlihat shock saat mendengar kehamilan nya,

apa yang akan dia perbuat setelah ini? apakah ayah dan ibunya akan menerima dirinya setelah melempar aib ke wajah mereka?

tiba-tiba gadis tersebut meneteskan air matanya

"aku takut" ucap Melodi setelah sekian lama terdiam

Dion menoleh tanpa tau harus bersikap apa

"aku tau bagaimana kamu tidak menginginkan hal ini, tapi jika sudah begini kita harus apa? aku akan mengatakan pada ayahku, aku tidak perduli jika harus mendapatkan hukuman dari ayah, yang penting aku sudah mengakui kesalahan ku" ujar Melodi

kali ini Dion yang terdiam, dia tak sanggup berkata apapun.. pikiran nya carut marut

"kamu harus mengakui kesalahan kamu sama ibu kamu bukan?" tanya Melodi

Dion menoleh

"ibuku bukan perempuan biasa Mel, kamu tahu seberapa kuasa nya dia di daerah ini, dia bisa melakukan apapun" sahut Dion

"AKU TIDAK PERDULI!" teriak Melodi histeris dan membuat Dion menghentikan laju mobil nya

"aku gak mau tau, orang tua kita harus mengetahui kesalahan kita sekarang, jangan pernah pergi dari kesalahan.. sekarang saat nya kita jujur pada mereka" ucap melodi lagi

Dion tak menyahut, pria tampan itu kembali melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang dan mencoba bersikap lebih tenang.

"kamu kenapa diem aja, ngomong dong.. setidaknya cari cara agar kita berdua bisa jujur" bentak Melodi

Dion seketika menoleh, tatapan nya menyipit dan mengerutkan keningnya

"kalo kita jujur, lalu bagaimana? apakah kamu berharap aku akan nikahin kamu" tanya Dion dengan nada yang meninggi

Melodi tercengang, gadis itu tak habis pikir.. kata-kata yang keluar dari mulut kekasih nya bisa setajam itu.

"menikah? tentu saja..bukan kah itu adalah jalan untuk kita menebus kesalahan?" pikir Melodi

gadis itu menggenggam kedua tangannya, ada rasa sesak yang teramat sangat disana.. matanya kembali berair menatap lirih kearah Dion

"aku tanya, apa kamu pernah serius Deket sama aku?" tanya Melodi pelan

Dion menarik nafas panjang

"enggak" jawab nya singkat

Melodi meneteskan air mata nya

"jadi selama ini.." ucapan gadis itu tersekat, dadanya terasa sakit hingga menusuk

Dion menoleh menatap lekat wajah Melodi

"maaf Mel, aku..." sama dengan Melodi, pria itupun tak melanjutkan kata-katanya

"jadi...selama ini kamu manfaatin aku?" hancur sudah dunia Melodi saat mengetahui jawaban singkat dari kekasihnya

"nggak gitu Mel, maksud aku.."

Plakk...

sebuah tamparan mendarat di pipi Dion hingga tercetak merah, pria itu membulatkan matanya sambil menahan kebas di pipi nya

"bener ya kata orang-orang, kamu itu brengsek! aku yang bodoh..bisa jatuh cinta sama kamu" teriak Melodi

"baiklah aku turun disini" ucap Melodi dan hendak membuka pintu mobil, namun tangannya di tarik erat oleh Dion

"tunggu Mel, kamu jangan kayak begitu" cegah nya

Melodi menghempaskan tangan pria itu kesal

"kumohon jangan begini, ini tuh rumit..kita harus memikirkan hal ini dengan kepala dingin, kita masih muda dan kalau kita menikah apakah itu baik, aku masih ingin mengejar cita-cita ku sama kayak kamu" ujar Dion sedikit kesal

Melodi menatap tajam wajah Dion

"intinya kamu gak mau nikah sama aku kan?" ujarnya sambil menunggu jawaban dari pria di sebelah nya

Dion mematung, benar saja..tak ada jawaban apapun yang terlontar.

Melodi tersenyum hambar dan melirik sekilas pria itu "aku tau yang ada di pikiran mu " batin nya lirih

mobil kini terparkir di samping rumah Melodi, Dion masih saja terdiam, Melodi pun paham..ia segera membuka pintu mobil tersebut dan tanpa berkata apa-apa gadis tersebut langsung masuk kedalam pekarangan rumah.

sementara di mobil, Dion terlihat menarik nafas panjang

"sial.. sial, kenapa gw bisa seceroboh itu. akhhh.. brengsek" maki nya terhadap kebodohan nya sendiri.

"gimana kalo nyokap tau? abis gw" decak nya kemudian dan pergi meninggalkan rumah Melodi

***

Melodi duduk termenung di dalam kamar, matanya terlihat sembab.

"aku ini berdosa banget" gumamnya

"aku bukan gadis penakut, aku akan jujur pada ayah dan ibu meskipun mereka menghukum ku, aku memang bersalah dan lebih bersalah lagi jika aku melakukan hal yang lebih dari ini" batin nya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya dan kembali menangis