webnovel

Apakah Kamu Punya Pacar?

Editor: Wave Literature

Bo Yan meliriknya sekilas dan langsung melemparkan jas itu padanya, "Perhatikan kelakuanmu sendiri!"

Begitu perkataan itu terucapkan, dia bahkan tidak melihat ekspresi wajah An Ge'er dan langsung turun dari mobil, lalu berjalan ke depan menuju kursi pengemudi untuk menyetir.

Rok macam apa yang dipakai siswa perempuan saat ini? Semua siswa seharusnya memakai celana! Ketika memikirkan kemungkinan Ah Dong juga bisa melihat kaki An Ge'er yang putih dan jenjang itu, raut wajah Bo Yan pun menjadi suram.

Jasnya sangat besar sehingga hampir bisa menutupi seluruh tubuh An Ge'er, hidungnya saat ini dipenuhi dengan aroma samar tembakau yang berasal dari jas itu. Dia mengerutkan keningnya, dan ketika dia hendak menarik pakaiannya ke bawah, dia baru sadar jika sebagian besar pahanya telah terekspos. Dia pun langsung menutupinya dengan cepat.

Perhatikan kelakuanmu sendiri?

Apa itu adalah perkataan yang ditujukan untuknya?

An Ge'er memelototinya dengan marah. Jika bukan karena tindakannya yang mencurigakan, dia juga tidak akan sampai dengan ceroboh mengekspos pahanya!

Bo Yan melihat An Ge'er yang agak cemberut melalui kaca spion, keningnya yang awalnya mengerut berangsur-angsur berkurang.

Gadis ini terlihat penurut, tapi nyatanya dia bukan orang yang mudah menyetujui sesuatu.

Berpura-pura bodoh di depan adalah jurus andalannya.

Ketika tatapannya bertemu dengan sorot mata Bo Yan, dia langsung menoleh melihat ke luar jendela, mulut kecilnya yang merah masih tertutup rapat.

Paman? Bisa dilihat kalau pria ini adalah paman bajingan!

Mobil itu pelan-pelan melaju sampai ke pinggiran kota, kendaraan di sekitarnya juga menjadi lebih jarang. Hanya ada dua orang di dalam mobil, suasananya terasa membosankan dan canggung…

Bo Yan membungkuk dan mengeluarkan sebuah CD. Setelah beberapa saat, suara alunan musik yang lembut dan merdu terdengar seperti air mengalir.

Iringan instrumennya terdengar simpel dan menyenangkan, An Ge'er menaikkan alisnya, tidak menyangka jika pria semacam dia ternyata menyukai lagu semacam ini.

"Pernah dengar musiknya?"

Suaranya terdengar datar dan jernih.

An Ge'er menjawabnya sambil terus melihat ke luar jendela, "Ini adalah karya pianis wanita Polandia dan Komposer Badajevska, The Maiden's Prayer. Aku selalu menyukai jenis musik seperti ini."

Simpel dan menyenangkan, sepenuhnya mencerminkan suasana hati seorang gadis yang anggun.

Bo Yan tampak sedikit terkejut.

Merasakan atmosfer di sekitarnya yang membaik, An Ge'er menoleh dan melihat ekspresi wajah Bo Yan yang melembut.

Hanya ketika saat ini, An Ge'er tidak bisa mengalihkan pandangannya sedikit pun.

Tidak bisa dipungkiri, Bo Yan yang dilihatnya kemarin malam itu sedikit tidak nyata. Namun sekarang pria ini agak berbeda, dia sedang mengemudi dengan tenang, mengenakan kemeja putih dengan lengan yang digulung, menunjukkan otot di lengannya yang kokoh dan kuat.

Sinar matahari masuk dan menembus kaca, melapisi tubuhnya dengan lapisan cahaya keemasan, membuat wajahnya yang menawan tampak lebih halus dan mempesona.

Menambahkan kesan seksi yang berbeda dan elegan.

Di malam yang gelap, dia seperti kaisar malam berdarah dingin yang memerintah kegelapan dengan kejam dan juga membunuh dengan sadis. Tetapi di siang hari, dia terlihat seperti pria yang dingin dan penyendiri, namun elegan dan mulia.

Hanya saja jauh di lubuk hatinya, An Ge'er tahu persis betapa berbahayanya dia.

Dia dapat dengan mudah membuat orang terpana, itu merupakan hal yang sangat berbahaya!

Terpana, terpana… Entah apa yang dipikirkan oleh An Ge'er, ketika tersadar dari lamunannya, dia segera menarik pandangan matanya, pipinya memerah secara tidak wajar. Habis sudah, apa yang telah dia lakukan? Dia terus menatap Bo Yan dan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pria itu?

Ini benar-benar terlalu… memalukan…

An Ge'er masih berharap dia tidak mengetahuinya.

Bo Yan melihat An Ge'er yang tampak kebingungan dan canggung melalui kaca spion, tatapan lembut melintas di mata pria yang dingin itu.

"Apakah kamu saat ini punya pacar?"

Kata-kata yang baru saja dia ucapkan itu membuat An Ge'er terkejut, dia lalu menundukkan kepalanya dan tidak mengatakan apa-apa.

Bo Yan mengira dia malu, sorot matanya menjadi gelap.

Saat mobilnya melewati gerbang sekolah di siang hari, dia kebetulan melihat An Ge'er sedang menelepon seseorang, senyumnya terlihat manis dan cerah, dan di akhir dia bahkan mencium ponselnya, kalau tidak sedang menelepon pacarnya lalu siapa lagi?

Siapa orang itu?

Bo Yan dengan tiba-tiba menambah kecepatan mobilnya, An Ge'er yang terkejut itu pun dengan cepat memegang erat jok depan dengan kedua tangan untuk menstabilkan tubuhnya.

Apakah orang ini sengaja? An Ge'er menggertakkan gigi sambil memelototinya.

Suasana yang baru saja membaik di antara keduanya sekarang membeku lagi, kali ini Bo Yan langsung melaju ke tempat tujuannya.

Di depan adalah sebuah kompleks distrik militer, tempat para pejabat militer berpangkat tinggi berada.