webnovel

Menikahi Tuan Muda angkuh

Autor: Nam9L
Urbano
Terminado · 149.7K Visitas
  • 166 Caps
    Contenido
  • 5.0
    45 valoraciones
  • NO.200+
    APOYOS
Resumen

Perjuangan Elis yang rela menjadi penebus hutang orang tuanya. Tanpa membawa cinta atau berharap Tuan muda akan mencintainya. Pria kaya yang cukup terpandang memiliki sejuta kemauan sangat angkuh. Elis menjalani kehidupannya sebagai seorang istri pria terpandang, siapa sangka dari luar terlihat bahagia Elis mengalami siksa batin setiap harinya. Perjanjian kontrak pernikahan yang dilemparkan mengikat Elis untuk selamanya. Ia berusaha kabur dari jeratan Tuan Muda hingga ia menemukan satu titik kelemahan Tuan Muda. Sanggupkah Elis bertahan menghadapai Tuan muda? Rencana apa kira-kira yang akan diberikan Elis untuk memutus jeratan rantai Tuan muda? Cerita ini dibumbui dengan manis cara Tuan Muda menunjukkan perhatiannya dengan sikap kuasa. WARNING 18+

Chapter 1Perjanjian nikah

"Tolonglah kami, Nak

hanya kamu satu-satunya harapan terakhir keluarga."

Lutut Elis bergetar hebat ia menaiki anak tangga kesusahan saat permintaan ayahnya, menengadahkan tangan seolah Elis lah yang bisa membuka pintu rezeki ayahnya kembali.

Elis berjalan tertatih.sekelebat bayangan akan masalalu memghampirinya.

Menolong dengan cara menyerahkan anaknya pada lelaki yang sama sekali Elis tak kenal. Bukankah itu sama saja menjual anaknya sendiri.

Elis membuka pintu kamar, matanya melotot sempurna di hadapan ia sekarang kamarnya seketika berubah menjadi kamar pengantin yang dihiasi bunga.

"Maaf."

Bahkan kata maaf pun tak keluar sedikitpun dari mulut Ibunya seolah ibu tirinya setuju. Elis berusaha menahan air matanya ia memasuki kamar melihat meja riasnya dipenuhi bunga menghitung hari pernikahan yang sama sekali Elis belum setuju bahkan menolakpun tak bisa.

"Apa dengan cara menikah aku bisa dianggap olehmu Ibu?" Elis seolah bertanya pada dirinya, menatap pantulan wajah di cermin. Sungguh menyedihkan

Cara ibunya memperlakukan tadi tak ada sedikit rasa penyesalan seakan ia mendukung suaminya.

"Kak Elis," ucap Reza berdiri di belakang Elis ia tak berani mengetuk pintu

"Adik, kenapa kau di sini tidak sekolah." Elis menoleh berusaha agar terlihat tegar di hadapan adiknya yang masih berusia enam belas tahun.

"Kak Elis, maafkan, Reza, tidak punya banyak uang, Reza janji setelah tamat sekolah akan cari pekerjaan agar, Ka Elis, bisa keluar dari jeratan pernikahan dengan Tuan Muda itu," ucap Reza sendu

Elis mendekat lalu mendekap sang adik Elis tersenyum lega setidaknya ia masih memiliki satu adik yang selalu memperhatikannya.

"Kakak tidak papa kok, Adik. belajar dulu besokkan mau ujian."

Reza mendongakkan pandangannya, "Bagaimana dengan Ka Elis? Reza akan ikut ke rumah calon suami Kakak agar menjaga, Ka Elis, pasti Tuan Muda itu sangat kejam."

Elis mengusap air matanya lalu kembali tersenyum memeluk erat Reza, "Tidak, kok. mana ada jahat buktinya dia mau bantu keluarga kita, belajar yang benar, Kakak pasti bisa mejaga diri."

"Bohong, ini pasti Ibu yang menyuruh Ayah, kan? Aku akan protes dengan Ibu agar Kakak tak perlu menikah!" Reza mengepalkan tangannya kuat

Elis mengusap rambut sang adik ia tahu apa yang akan dilakukan adiknya itu Elis menahannya mengusap pucuk rambut Reza.

"Permisi Nona, dipanggil Nyonya di ruang tamu." Bibi mengetuk pintu kamar sembari menunduk.

"Adik kembalilah ke kamarmu, Kakak akan datang nanti kalau ada soal ujian yang rumit." Elis mengusir adiknya halus ia tak mau jika adiknya harus mendengarkan kata-kata buruk Ibunya.

Elis menapaki kakinya melihat dari tangga Ibunya yang sedang mewarnai kuku. Elis membuang wajah kesalnya ia masih sadar diri menumpang dari kecil di rumah ini. Semua makan bahkan sekolah ditanggung. Elis masih menghormatinya

"Nona Elis, Nyonya." Bibi melangkah pergi setelah mengantarkan Elis kembali ke ruang dapur mempersiapkan kue jamuan menyambut tamu tinggal beberapa hari lagi Elis akan menikah.

"Elis, akhirnya kau turun juga. Ini ambil datanglah di butik yang Tuan Adinata perintahkan." Retta melemparkan selembar kertas di atas meja wajahnya terlihat tidak bersahabat.

"Kenapa harus aku Bu?" tanya Elis masih tak mau mengambil selembar kertas itu. Matanya menyorot penuh rasa yang teramat rumit.

Retta menyilangkan kakinya masih tetap mewarnai kukunya.

"Kenapa bukan Ibu saja yang menikah dengan Tuan Adinata."

"Elis!" Retta berdiri dengan suara meninggi, "Masih membantah perintah ayahmu, he! Kau tidak ingat bagaimana kami membesarkan dari kecil. sampai sekarang kerjamu hanya membangkang terus, bisakah sekali saja menolong dengan begitu kau berguna di rumah ini."

"Apa selama ini gaji yang kuberi tidak cukup, Bu." Elis berkata dengan suara bergetar

Retta bersedekap dada. "Gaji? Oh sekarang sudah berani perhitung. bahkan gaji kecil saja dibangga-banggakan."

Elis meremas roknya kuat ia maju ke depan mengambil surat lembaram alamat.

"Ingat posisi Elis, sejak kecil aku yang merawat, ibu kandungmu saja sudah tidak ada."

Elis berhenti melangkah ia lalu berbalik. "Aku tahu, tak perlu diperjelas."

Di rumah ini Elis ingin sekali pergi, muak mendengarkan Ibu tirinya Retta yang selalu saja mengungkit masalalu. Wanita yang suka penjilat lidah terlihat seolah wanita penuh lemah-lembut di hadapan ayahnya namun di belakang Retta tak seperti yang dibayangkan.

"Bentar lagi nikah sama orang kaya enak tuh," cibir Selina saudara tiri Elis sejak dulu ia memang tak menyukai Elis

"Terjamin banget kayaknya, deh, pasti ntar kacang lupa kulitnya." Matanya menatap sinis Elis yang melewati pintu depan.

"Kamu kenapa sih Sel? Kalau mau nikah nih ambil."

Telinga Elis panas mendengarkan ocehan Selina hubungan keduanya memang tidak pernah membaik.

"Sory, aku nggak minat barang bekas." Selina berjalan masuk ke dalam menghentangkan kedua kakinya.

"Silahkan masuk, Nona, Tuan Adinata sudah menunggu ada di tempat," ucap sang sopir sembari membungkukan badannya.

"Bapak sudah bekerja lama dengan Tuan Adinata, kan?" tanya Elis.

"Iya Nona saya sopir pribadi Tuan," jawabnya tak mau melihat wajah Elis.

"Bisakah, Bapak, menjelaskan rinci sifat Tuan Adinata, agar saya bisa beradaptasi," ucap Elis sembari tersenyum paksa.

"Nona, bisa meminta jawaban itu nanti, tugas saya hanya mengantarkan silahkan masuk."

Elis mengangguk paham, "Baiklah saya mengerti."

Elis menarik napasnya perlahan-lahan lalu kemudian mengembuskan ia berusaha menguatkan hatinya meski nanti calon suaminya itu berwatak seperti rumor yang didengar sangat kasar dan suka sekali bermain tangan.

***

Di dalam ruangan tunggu Elis merapikan rambutnya sembari mengatur catanya berbicara nanti ia harus bisa memikat hati Tuan Adinata. Hanya itu yang diperintahkan ayahnya jangan sampai membuatnya marah karena pria itu mudah sekali terbawa emosi. Saat Elis menyapu pandangan derap langkah kaki terdengar dari depan jantungnya terpacu dua kali lipat.

Seorang pria bertubuh tinggi tegap duduk di sofa memperhatikan Elis dari ujung kepala sampai kaki.

"Apa kau putri Harzan?" tanyanya masih memperhatikan penampilan Elis.

"Iya Tuan saya putri sulungnya nama saya Elisa Kinanti."

Adinata menyipitkan matanya, "Nama apa itu jelek sekali, apa kau pas lahir tidak diberi nama yang bagus."

"Maaf Tuan tapi ini pemberian nama dari Ibu saya."

Adinata berdehem lalu ia mengambil amplop dari saku jasnya melemparkan ke wajah Elis. "Baca, pahami isinya."

Elis menerimanya lalu membuka amplop ia sudah tahu pasti itu perjanjian nikah. Elis membuka membacanya.

"Semua hal yang pihak pertama Adinata Ghardian katakan wajib dipatuhi tanpa boleh protes sedikitpun. Pihak kedua Elisa Kinanti tidak berhak melakukan sesuatu tanpa izin pihak pertama."

Elis menutup kembali satu kalimat saja namun itu sama saja mengekang hidupnya semua hal yang dilakukan Elis wajib melaporkan.

"Tuan tapi bolehkan saya tetap bekerja?" tanya Elis

"Buta atau memang tidak bisa baca," ucap Adinata kesal.

"Baiklah, tahan, sebentar saja lihat pria di depanmu ini cepat sekali ternyata marah."

Elis tersenyum lebar, "Ah aku sudah mengerti, Tuan, terimakasih atas kebaikan Anda, berkat anda perusahaan ayah kembali membaik lagi."

"Berterimakasih sebanyak mungkin. Agar aku puas."

"Apa, apaan ini? Ternyata memang benar Tuan Adinata, sungguh angkuh. Cih!" ucap Elis dalam hatinya. Meski begitu ia tetap melakukannya sampai mulut gadis itu berbusa.

También te puede interesar

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Urbano
4.9
1020 Chs

Sisa Hidupku Adalah Untukmu

Yu Yuehan adalah seorang presiden direktur yang kaya, sempurna, dan tidak mudah didekati seperti orang kaya pada umumnya - pria terkaya di Kota H; tapi suatu hari, seorang bocah perempuan tiba-tiba muncul dalam hidupnya sebagai putrinya! Walaupun pria itu cukup yakin dirinya tidak pernah menyentuh wanita sebelumnya, hasil tes DNA memastikan bahwa bocah itu adalah anaknya! Segera ia menjadi seorang 'papi' yang baik bagi bocah mungil itu, Xiao Liuliu. Dua tahun kemudian, untuk beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan, Xiao Liuliu menjadi sangat menyukai seorang perawat yang sedang dalam masa percobaan, Nian Xiaomu, yang dipekerjakan untuk merawat Xiao Liuliu. Nian Xiaomu memiliki kepribadian yang kuat dan tidak membiarkan siapa pun merundungnya. Terus-menerus khawatir jika ada yang akan mencelakai putrinya, Yu Yuehan selalu mengawasi Nian Xiaomu. Namun, putrinya yang terlihat baik dan manis di luar, diam-diam mempunyai rencana untuk ayahnya .... Waktu berlalu, Nian Xiaomu menunjukkan sisi yang memikat sedikit demi sedikit; dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Yu Yuehan tertarik pada wanita misterius ini .... Kata Kunci: Putri yang Misterius, Putri yang Manis, Tidak Mudah Didekati, Wanita Kuat Adegan yang manis: “Papi, Papi sangat tampan!” pipi Xiao Liuliu memerah. “Papi, aku mau digendong!” Xiao Liuliu merengek. “Papi, aku mau adik perempuan! Ayo cepat buat bersama Mami.” “Papi ....” Yu Yuehan berkata dengan ekspresi datar, "Aku tidak pernah tidur dengan wanita mana pun! Bagaimana mungkin aku mempunyai seorang anak perempuan!?" “Apa Mami tidur dengan Papi tanpa Papi sadari?” Yu Yuehan: "…"

Stupa Demon · Urbano
4.8
1546 Chs

Istriku yang Sangat Galak Tercinta

"Buku baru 'Dimarahi sebagai Bintang Kematian, Semua Orang Besar di Ibu Kota Berlomba-lomba Memanjakanku' sekarang tersedia!" Dikenal juga dengan "Era Kebangkitan: Menjadi Kaya dengan Sistem Check-In." [Protagonis wanita berkekuatan fisik luar biasa vs protagonis pria yang dendam, sinis, dan elegan] Setelah terjadi ledakan laboratorium, Lin Tang kembali ke era miskin itu dan terikat dengan sistem check-in. Sebelum dia sempat mengklaim paket hadiah pemula, tunangannya yang penuh percaya diri, datang untuk membatalkan pertunangan mereka. Alasannya, dia akan mendapatkan pekerjaan tetap. Lin Tang menatap pria biasa yang penuh keyakinan itu, membuka bibir merahnya sedikit dan berkata, "...putuskan saja!" Kurang dari sebulan kemudian, tunangan lamanya dipecat karena suatu alasan. Lin Tang berjalan-jalan di kabupaten dan menjadi pejabat eksekutif di Stasiun Penyiaran di Pabrik Tekstil. OS internal mantan tunangan: Apakah sudah terlambat untuk rujuk sekarang? - Waktu itu keras! Walaupun dimanja tiga kakak laki-lakinya dan orang tuanya, segala sesuatu dari makanan hingga kain bahkan sabun memerlukan kupon... Bahkan hidup hemat tidak bisa meredakan kondisi menyedihkan itu. Melihat bubur hitam dalam mangkuk, Lin Tang terdiam, “......” Untungnya, dia memiliki sistem! Butuh sesuatu? Cukup check-in untuk mendapatkannya. - Bertahun-tahun kemudian. Seorang pria tampan memandang istrinya yang lembut dengan kulit putih, berhasil menahan ekspresi seriusnya saat berkata, “Saya dengar kamu bisa melumpuhkan babi hutan hanya dengan dua pukulan?” Mata Lin Tang berkilauan, jari-jarinya dengan lembut memberi tekanan, dan Stoples Enamel di tangannya berubah bentuk. Dia menjawab dengan serius, “Omong kosong! Jangan percaya rumor-rumor itu. Kita orang beradab dan tidak bisa sebiadab itu!”

a visitor from South Flight · Urbano
Sin suficientes valoraciones
491 Chs
Tabla de contenidos
Volumen 1

valoraciones

  • Calificación Total
  • Calidad de escritura
  • Estabilidad de Actualización
  • Desarrollo de la Historia
  • Diseño de Personajes
  • Contexto General
Reseñas
gustó
Últimos

APOYOS