webnovel

Aku Tidak Akan Memaafkannya

Editor: Wave Literature

"Ada apa lagi?" tanya Su Xiqin dengan acuh tak acuh.

"Apakah dahimu sudah baikan?" Mo Xigu bertanya dengan khawatir. Ia duduk di sofa seperti tidak menunjukkan tanda-tanda akan pergi.

Su Xiqin yang masih berdiri lalu berjalan dan duduk di sofa seberang Mo Xigu dan balik bertanya, "Apakah susah bagimu untuk mengingatnya?" 

Mo Xigu tidak menanggapi dan hanya meraih rokoknya dengan santai. Sepertinya ia akan merokok sehingga Su Xiqin langsung menegur, "Kalau kamu ingin merokok, merokoklah di luar!"

Mo Xigu memandang Su Xiqin dengan tatapan samar, lalu memasukkan rokoknya kembali ke sakunya dan berkata, "Draft desain Zhuo Sheng sudah selesai?"

"Sudah diserahkan," jawab Su Xiqin dengan tatapan datar.

Mo Xigu mengangguk, "Sembuhkan dulu lukamu, baru nanti pergilah bekerja."

Su Xiqin melihat Mo Xigu yang berlagak seperti orang biasa dan itu membuatnya merasa seakan ia membodohi dirinya sendiri. Amarahnya seketika muncul dan berkata, "Kalau sudah tidak ada urusan lagi, silahkan pergi!"

"Su Xixue telah kembali. Apakah kamu sudah mengetahuinya?"

Su Xiqin menatap Mo Xigu dengan tenang. Ia mengetahui bahwa Su Xixue telah kembali sehingga ia tidak terkejut. Ia tahu Su Xixue pasti akan mencari Mo Xigu begitu ia kembali. Memikirkan hal ini, Su Xiqin tersenyum mencibir, "Dia kembali atau tidak juga tidak akan mempengaruhiku."

Mo Xigu melihat ke arah Su Xiqin dengan tatapan mata yang mengejek, lalu mencibir, "Dia bilang dia mencintaiku. Bukankah kamu juga bilang bahwa kamu mencintaiku? Dia tidak lebih baik darimu. Tapi, saat dia bilang dia mencintaiku, dia mencintaiku sampai sekarang. Sedangkan kamu?"

Setelah mendengarkan perkataan Mo Xigu, Su Xiqin menunduk dan tersenyum mencibir, "Iya, benar. Aku memang tidak bisa dibandingkan dengannya. Sekarang, pergi dan carilah dia!"

Su Xiqin mengatakan hal seperti itu dengan begitu mudahnya sehingga membuat wajah Mo Xigu memerah karena marah. Mo Xigu segera berdiri dan melangkah ke arah Su Xiqin, lalu menarik pakaian Su Xiqin.

"Mo Xigu, lepaskan!"

"Su Xiqin, sebenarnya perasaan seperti apa yang kamu rasakan ketika kamu bilang kamu mencintaiku? Sekarang semua seolah tidak ada artinya dan kamu dengan mudahnya menyuruhku mencari orang lain!"

"Aku sudah merasa tidak berguna, lalu untuk apa masih memaksamu? Kamu sendiri? Kenapa selama beberapa tahun ini selalu berganti-ganti wanita?"

"Minta maaf padaku terlebih dahulu!"

"Kamu menyuruhku meminta maaf? Bertanyalah kepada Su Xixue kenapa waktu itu dia bisa masuk ke kamar itu!!"

Mo Xigu tidak memikirkan perkataan Su Xiqin dalam-dalam dan hanya menatap Su Xiqin dengan tatapan ragu. Su Xiqin kembali berkata, "Bukankah aku bilang aku tidak menarik? Bahkan, andaikan saat itu aku yang masuk ke kamar, bukan tidak mungkin jika suatu saat nanti kamu akan selingkuh. Nyatanya, cintaku sebenarnya terlalu buta dan aku belum benar-benar memahami kamu orang seperti apa."

"Maksudmu, kamu menyesal karena pernah mencintaiku?"

"Jika bisa diulang lagi, aku akan membuka mataku dan memilih untuk tidak menikah karena siapapun."

"Tapi, sayangnya sudah terlambat," cibir Mo Xigu.

Mata Su Xiqin seketika memerah saat mendengar kata-kata Mo Xigu dan ia memberontak, "Apa yang kamu lakukan? Lepaskan aku!!"

"Melepaskanmu? Jangan harap! Aku belum pernah menyentuh wanita yang sudah kunikahi. Mulai hari ini, aku berubah pikiran!"

Setelah mengatakan hal itu, Mo Xigu mendaratkan bibirnya di bibir Su Xiqin dan wanita itu tidak bisa melawan kekuatannya. Namun, ketika ada sesuatu yang masuk ke dalam mulut Su Xiqin, wanita itu merasa jijik dan menggigitnya. Mo Xigu merasa kesakitan dan langsung memegang dagu Su Xiqin. Lalu, dengan wajah dingin, ia berkata, "Ternyata metode seperti ini yang kamu gunakan, hm? Rasanya sungguh berat, tapi justru hal ini yang membuat banyak pria semakin ingin menaklukanmu."

Tangan besar Mo Xigu ingin segera melepas baju Su Xiqin, namun Su Xiqin cepat-cepat berusaha menghentikannya dan menegur, "Mo Xigu, bukankah menurutmu aku ini sudah kotor?"

"Dan aku akan membuatmu menjadi lebih kotor!" kata Mo Xigu. Aksinya tidak berhenti dan justru lebih intens.

Di saat seperti ini, tiba-tiba terdengar suara Mo Jintian yang berseru, "Jangan gertak Mama!"

Mo Xigu yang sudah seperti orang kesetanan bahkan berhenti ketika mendengar suara Mo Jintian. Ia tidak berharap Mo Jintian ada di sini di saat seperti ini karena ia menduga harusnya anak itu berada di sekolah.

"Ayah, ayah tidak boleh seperti itu pada ibu!" kata Mo Jintian sambil mengerutkan keningnya, lalu mengayunkan pedang mainannya ke arah Mo Xigu.

Mata Mo Xigu melebar dan ia membantah, "Jangan panggil aku Ayah! Aku bukan ayahmu!"

Di detik berikutnya, tiba-tiba Su Xiqin merasa ada bayangan hitam yang bergerak maju hingga menutupi kepalanya dan diikuti suara dingin yang berkata padanya, "Oke, kembalilah bekerja. Aku akan menceraikanmu nanti. Setelah itu, aku akan mengambilnya untuk operasi."

Peringatan Mo Xigu seperti angin dingin di musim semi dan terdengar begitu menyakitkan hingga rasanya seperti memotong gendang telinganya. Tak lama kemudian, terdengar suara keras di ruangan itu. Mata Su Xiqin menjadi tidak fokus, lalu ia terjatuh dan terbaring lemas dari sofanya.

"Susu baik-baik saja?" tanya Mo Jintian sambil menjatuhkan pedangnya dan berlari ke arah ibunya.

Su Xiqin melihat putranya dan berusaha menyembunyikan kesedihannya. Ia segera membenahi pakaiannya, lalu bertanya, "Jintian, kenapa kamu bangun?"

"Jika aku tidak bangun, dia bisa menggertakmu, Mama," kata Mo Jintian.

"Ibu dan Ayah hanya sedikit berselisih. Dua hari lagi juga kita akan kembali," kata Su Xiqin sambil tersenyum menghibur putranya.

"Tapi, dia baru saja menggertakmu, Mama. Dia juga baru saja bilang dia bukan ayahku. Aku tahu dia tidak pernah menyukaiku. Sekarang, dia tidak menginginkanku?" kata Mo Jintian sambil menundukkan kepalanya karena bersedih.

Su Xiqin menyuruh Mo Jintian duduk di sampingnya, lalu ia membelai rambut hitam Mo Jintian dan berkata, "Dia berkata begitu karena sedang marah kepada Mama. Tidak usah diambil hati."

"Tapi, dia menggertakmu seperti itu. Aku tidak akan memaafkan dia!"

Su Xiqin tidak menyangka Mo Xigu akan melakukan hal seperti itu, bahkan sampai putranya melihatnya. Su Xiqin berharap kata-kata mematikan yang diucapkan Mo Xigu tidak melukai hati putranya. Su Xiqin telah banyak menggunakan kekuatannya tadi untuk berjuang melawan Mo Xigu sehingga kini ia pun pergi berbaring di kamar. Mo Jintian juga berbaring bersama Su Xiqin karena masih demam.

Tidak perlu waktu lama, Su Xiqin segera tertidur karena lelah. Melihat Su Xiqin yang sudah tertidur, Mo Jintian yang tidak bisa tertidur langsung membuka selimut tipisnya. Lalu, ia menurunkan kakinya dari tempat tidur dan mengambil ponsel yang diletakkan di meja samping tempat tidur. Setelah itu, ia berjalan mengendap-endap keluar dari kamar. Si tas susu kecil duduk di sofa dengan ponsel Su Xiqin di tangannya, lalu menundukkan kepala dan menekan nomor ponsel yang diingatnya.

"13826..."

Setelah Mo Jintian selesai mengetik nomor itu, ia memeriksanya lagi. Setelah memastikan dan merasa nomor itu benar, ia memencet tombol telepon dan menempelkan ponselnya ke telinga. Setelah terdengar bunyi dering sebanyak lima kali, terdengarlah suara rendah dari seberang telepon, "Halo..."

"Halo. Apakah benar ini Baibai?" tanya Mo Jintian. Ia sedikit gugup karena ini adalah pertama kalinya ia menelepon Bai Yanshen.