"Ah, ya ... kau benar. Ka-kau tidak mungkin membunuh Tuan Judy." Suara Aron terdengar gugup.
"Ya, kau pikir saja. Atas dasar apa dia menuduhku seperti itu?"
"Entahlah. Ehm, aku tutup dulu teleponnya. Nanti kusambung lagi," pungkas Aron yang langsung mengakhiri panggilan telepon.
Martin kembali memasukkan ponselnya. Dari jauh, kapal mewah JS yang membawa Redita dan Antony pun terlihat akan menurunkan jangkarnya. Martin berjalan mendekat. Menunggu dengan sabar hingga akhirnya kapal itu merapat di dermaga.
Selang beberapa menit kemudian, pasangan suami istri itu keluar dari dalam kapal. Raut wajah mereka sangat semringah. Penuh dengan cinta yang menggelora. Siapapun yang melihatnya pasti akan menyadari hal itu.
Antony mendongak, melihat Martin yang memandang keduanya dengan mata terbuka lebar dan segaris senyum tipis, hendak menggoda tapi segera diurungkannya karena merasa tidak pantas menggoda Antony di depan Redita, Nyonya Mudanya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com