Redita menaruh ponselnya di atas nakas. Dia baru saja menghubungi Antony dan menyuruhnya datang ke kamar. Masih mengenakan mantel handuknya dan handuk kecil melilit di atas kepala, wanita itu memandang beberapa potong gaun pesta dengan model berbeda di atas tempat tidur.
"Aku harap Antony bisa membantuku memilih salah satunya," gumam Redita.
Wanita itu lalu beringsut ke meja riasnya dan berdandan natural. Memakai lipstik sewarna bibir di atas bibir mungil miliknya. Seraya memandang pantulan di cermin, ia tersenyum cukup puas.
Tidak lama setelahnya, tiba-tiba saja ia terperangah dan menyadari ada sesuatu yang aneh di dalam dirinya. "Mengapa aku berdandan hanya untuk bertemu dengan Antony?"
Sementara itu di luar, Antony berdiri di depan pintu kamar Redita. Segera, ia mengetuk pelan pintu itu. Tidak lama sang Nona Muda keluar dari kamarnya. Memandang Antony dengan wajah berseri.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com