Menyadari tubuh limbung sang istri, Antony dengan sigap menahannya. Sontak bola matanya melebar dan menunjukkan air muka khawatir melihat Redita dengan mata terpejam itu.
"Red! Red!" panggilnya sambil menepuk-nepuk bahu sang istri. Ia lalu menepukkan tangannya pada wajah Redita sambil memanggil namanya. Namun, Redita tidak juga bangun. "Oh, astaga!" Cepat-cepat pria itu menghubungi kakak iparnya.
Untung saja Venda belum tertidur. Dia langsung mengangkat panggilan Antony begitu pria itu meneleponnya.
"Ada apa, An?"
"Kakak, bisa panggilkan dokter malam ini? Redita pingsan." Suara Antony terdengar sangat cemas.
"Pingsan? Kenapa bisa pingsan?" sahut Venda sangat terkejut. Pasalnya tadi sore Redita ke kamarnya dan sama sekali tidak terlihat kalau wanita itu sedang sakit.
"Aku terbawa naluriku, mencoba melakukan malam pertama kami tanpa bisa menahannya. Tapi, dia malah ...." Antony tidak meneruskan kalimatnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com