Silvia menelan ludahnya. Seketika tubuhnya gemetar melihat seringai Edward. Pria itu seakan ingin membunuh dengan tatapan tajamnya.
"Apa kau pria yang sedang mengincar nyawa sahabatku?" Entah mengapa pikirannya langsung mengarah kepada Redita.
"Bisa ya, bisa tidak, tergantung kepadamu, tapi saya sudah mendapatkan informasi yang menarik. Terima kasih, Nona Silvia. Anda telah menemani saya minum kopi pagi ini," jawab Edward lalu bangkit dari duduknya. "Saya juga sudah membayar semuanya," katanya lagi, lalu berjalan menuju pintu keluar kafe itu.
Silvia menghela napas panjang. Tidak tahu apa yang sudah ia lakukan. Tanpa sadar malah memberi informasi keberadaan Redita kepada pria asing yang baru saja ia temui.
Sementara itu, Edward menarik pintu penumpang kendaraannya dari dalam. Bart dan Axel sudah menjemputnya di depan kafe. Pria itu duduk dengan tenang sembari menyunggingkan senyuman. Bart menatap sang bos yang baru masuk dari kaca spion tengah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com