Pagi hari, keesokan harinya ....
Redita tidak bisa memejamkan mata sejak semalam. Ia terus terjaga hingga pagi hari ini, begitu waspada. Redita takut kalau Edward tiba-tiba datang dan melakukan penyerangan saat ia sedang tertidur di malam hari. Walau pria itu mendatanginya semalam dan berkata tidak akan mengganggunya, tapi Redita tidak percaya dan malah mengorbankan waktu istirahat malamnya. Selain itu, sang Nyonya muda Bentley begitu cemas memikirkan bagaimana nasibnya. Ia hanya bisa berharap Antony dapat segera menyelamatkannya.
Redita menghela napas panjang. Ia menoleh ke balik bantalnya. Sebuah pisau buah tergeletak di sana. Satu-satunya senjata yang ia dapat dan bisa diandalkan bila Edward begitu nekat akan memperkosanya lagi seperti dua belas tahun silam.
Ingatan Redita tiba-tiba melayang pada pertemuannya pertama kali dengan pelayan wanita Edward yang tidak ia sangka-sangka tadi malam.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com