Qia tiba-tiba mendorong tubuhnya menjauh dari pelukan suaminya. Kepalanya mendongak agar bisa melihat wajah suaminya. "Aku serius tanya, kenapa kakak senyum-senyum sambil natap abang? Apa yang kakak pikirin?" tanya Qia seraya memicingkan matanya dan dahinya berkerut membuat Kenan tersenyum dan satu tangannya tergerak untuk mengusap-usap dahi Qia yang mengernyit.
"Aku tersenyum karena bahagia, Raka terlihat bahagia dengan pasangan dan anak-anaknya," jawab Kenan seraya tersenyum.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com