***
POV Mas Siroj
Tiga bulan kemudian, tak terasa sudah 3 bulan aku tanpa istri. Namun tak apa aku harap 3 bulan ini ada perkembangan dari istriku. Aku harap adanya keajaiban Allah yang akan menyembuhkannya.
'Tok..tok.." ketukan pintu itu terdengar dari bilik kamar. Siapa yang datang? Aku pun meninggalkan Omar melihat siapa yang datang. Tampak ada dua orang yang sowan.
"Begini Ustadz, kedatangan kami kesini,ingin mengundang ustadz pada acara kami untuk memberi tausiyah."
"Oh, baik, boleh. Kapan?"
"Besok malam."
"Baik, insya Allah saya terima."
"Terimakasih ustadz."
"Sama-sama."
Merekapun pergi dan aku kembali ke Omar. Tampak Omar ngompol lagi. Adduh Omar, kalian tahu? Ini pun juga yang dilakukan oleh ibu dan ayah kalian yang ada di rumah. Selagi masih ada, sayangilah mereka.
"Nak Siroj," ucap Umi yang datang dari arah belakang.
"Nggih Umi."
"Kamu yakin kuat dengan keadaanmu?"
"Insyaallah, umi. Aku mencintai Ning Kayla. Insyaallah aku siap menunggunya."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com