***
Aku pun tertidur namun Mas Siroj membangunkanku. "Sayang, kita ikhtiar disini yuk!" ucap Mas Siroj. Ya Allah aku lelah, tapi ku lihat harapan besar ada di mata mas Siroj. "Baiklah mas, sebentar saja ya, aku lelah sekali."
Dengan berharap ridho Allah, kami puh melakukannya. Hingga saat ku terbangun hanya ada satu helai kain menutupi. Tampaknya sepertiga malam menyapa. Aku pun membangunkan Mas Siroj.
"Mas, bangun."
"Hooam, iya sayang."
Ia pun bangkit dan kami membersihkan diri dan berwudhu lalu ku bentangkan sajadah persis ke arah Ka'bah. Dengan imam suamiku tercinta. Terdengar doa mas Siroj mengharapkan ridho Allah untuk memiliki seorang keturunan.
Aku pun mengaminkannya. Aku berharap setelah dari ini aku bisa isi atas izin Allah SWT. Karena semuanya takkan pernah terjadi tanpa kehendak-Nya. Mas Siroj mengecup keningku.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com