webnovel

SEMAKIN MERINDUKAN

Liza sudah masuk dan menutup pintu kamar. Kemudian meletakkan laptop dan tasnya diatas meja.

Kemudian melihat beberapa pakaian kotor Bagas yang terkumpul diatas kursi. Sedang pakaian yang kemarin sudah dipakai celana panjang dan kemeja terbentang diatas tempat tidur.

Lalu Liza melepas baju tidur dan celana pendek dari tubuhnya. Hingga terlihat tubuhnya yang seksi hanya memakai dalaman atas dan bawah.

Diangkatnya kemeja Bagas dari atas tempat tidur, lalu menciumnya sambil tersenyum. Kemudian memakainya dan memasang sebagian kancing kemeja menyisakan dua kancing dari bagian atas. Hingga memperlihat belahan dadanya yang menyembul dari balik dalaman atas.

Kemudian merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur dan merasakan bau badan Bagas yang membuat dirinya merasakan sesuatu yang sangat diinginkannya.

Semakin lama berbaring, semakin malas untuk bangun. Kedua matanya semakin berat.

Lalu tertidur...

Hampir setengah jam Liza tertidur di kamar Bagas.

Kemudian bangun dan melepas kemeja Bagas menggantinya kembali dengan baju tidur dan celana pendek.

Semua pakaian kotor Bagas dia kumpulkan kedalam kantong plastik.

Setelah itu singgah di resepsionis sebentar untuk mengambil kartu pintu kamarnya.

Beberapa pakaian kotornya yang akan dibawah ke laundry hotel digabung dengan pakai kotor Bagas, kecuali yang dalaman tidak ikut serta, mau cuci sendiri.

* * *

Setelah dari laundry, Liza pergi ke resto hotel dan memesan makan siang untuknya dan Bagas. Kemudian kembali kekamarnya.

Sambil menunggu pelayan resto mengantar pesanan makanan, Liza membuka kembali layar leptopnya.

Mengecek kembali naskah buku yang sudah selesai dia edit. Mungkin ada yang terlewatkan.

Rasa gerah dan lengkat dibadan mulai membuatnya terasa tidak nyaman. Sepertinya harus mandi nih, gumamnya sambil menggulung rambutnya kebagian belakang membentuk sanggul.

Sebelum masuk ke kamar mandi, Liza mengirim WA ke Bagas untuk mengingatkan supaya makan siang dengannya.

Ah, akhirnya datang juga, gumamnya menuju pintu dan membuka lebar.

"Makasih, Mas," ucapnya sambil menarik meja beroda kedalam kamar.

"Sama-sama, Mbak," balas pelaysn resto.

Liza menutup kembali pintu kamar.

Kemudian melepas baju tidur dan celana pendek serta dalaman atas dan bawah yang dikenakannya.

Hampir setengah jam Liza menghabiskan waktu untuk mandi. Terasa segar, gumamnya. Kemudian membalut tubuhnya dengan kimono dan keluar dari dalam kamar mandi menuju meja rias.

Lalu mempercepat memakai handbody dan parfum serta menyisir rambut.

Sedikit lagi Bagas akan datang ke kamarnya untuk makan siang bersama.

Liza memilih pakaian santai dari dalam tasnya, rok mini dipadukan kaos ketat.

* * *

Lusi baru keluar dari dalam kamarnya setelah perutnya terasa perih.

Sejak tadi malam ia hanya memikirkan someone, hingga membuatnya susah memejamkan mata.

Ah, aku seperti calon pengantin wanita yang sedang dipingit dan akan bertemu dengan calon suami. Gumam Lusi dalam kegelisahan.

Akan seperti apa nanti pertemuannya dengan someone, menyenangkan? Atau menyakitkan?

Bagaimana pun juga Lusi harus siap. Sesakit apa pun harus bisa menerima yang akan ia rasakan dari sikap someone ketika bertemu nanti.

Apalagi Antara Dia dan si someone belum sangat saling mengenal satu sama lain.

Terlebih lagi belum ada komitmen diantara mereka.

Bisa saja si someone sudah memiliki wanita lain.

Lusi merasa napasnya sesak jika membayangkan hal-hal yang menakutkan seperti itu. Lalu berusaha menepis dan berharap sesuai dengan yang ia harapkan. Hingga semua berkecamuk dalam hati Liza.

Kemudian dengan langkah gontai menyusuri anak tangga menuju kelantai bawah.

Menuju meja makan dan melihat hanya tersedia satu piring kosong yang siap untuk digunakan.

Kemudian Lusi mengangkat tudung saji, hhmm ternyata hanya untuk satu orang. Gumamnya setelah melihat makanan yang tersedia.

Pasti Papa dan mama lagi menemani tamu perusahaan makan siang, gumamnya dalam hati.

Lusi tahu persis dengan sikap papa dan mamanya yang selalu bekerja keras tanpa melupakan putri tunggal mereka.

* * *

Liza tersenyum lebar saat membuka pintu kamar. Bagas memeluk tubuh wanita yang dicintainya itu.

"Mmmhhh, wangi banget kamu sayang," ucap Bagas seakan tak mau melepas Liza dari pelukannya.

"Makan dulu sayang?" Tanya Liza sambil membantu melepaskan kemeja dan celana yang dikenakan Bagas supaya tidak kusut. Kemudian menggantungkannya di lemari pakaian.

"Nanti aja sayang," sahut Bagas sambil membaringkan tubuhnya diatas tempat tidur yang hanya mengenakan kaos singlet dan celana ketat.

Liza tersenyum melihat Bagas yang sudah berbaring. Tak membiarkan Bagas tidur sendirian, lalu mendekat sambil melepaskan rok mini dan kaos yang dikenakan. Kemudian naik keatas tempat tidur dengan dalaman atas dan bawah yang melekat ditubuhnya. Lalu menarik bedcover untuk menutupi tubuh mereka sampai batas pinggang.

Mata Bagas yang sejak tadi terpejam, terbuka saat merasakan Liza sudah berbaring disampingnya.

Kemudian Bagas merubah posisi tidur dengan memiringkan badan kearah Liza, yang disambut dengan memeluk pria yang sangat dicintainya itu.

Sepertinya saat ini Bagas sangat membutuhkan perhatian dari dirinya.

Perlahan jemari tangan Liza mengelus lembut wajah Bagas dengan sesekali memberi kecupan.

Rasa nyaman terlihat dari raut wajah Bagas saat salah satu tangannya dengan perlahan mulai memijit dari mulai tengkuk, bahu hingga keseluruhan punggung.

Tertidur...

Ternyata Bagas benar-benar tertidur.

Liza merasakan sesuatu yang membuat dirinya semakin bahagia saat seperti itu.

Ah, Bagas..., bisiknya.

Setelah sekian tahun menunggu, akhirnya jatuh dalam pelukannya.

Liza sudah berjanji pada dirinya sendiri tak akan perduli dan tidak akan mempertanyakan masa lalu Bagas seperti apa jauh sebelum mereka sedekat ini.

Yang terpenting saat ini akan ia berikan apa pun yang dapat dia berikan, demi menjaga langgengnya hubungan mereka.

Seperti apa jalan yang akan mereka telesuri, tak ada yang tahu.

* * *

Liza turun dengan perlahan dari atas tempat tidur, tak ingin mengganggu Bagas yang masih tertidur.

Kemudian mengenakan kembali kaos dan rok mininya.

Bagas masih tertidur saat menyiapkan makan siang.

Kemudian membawa satu piring makanan dan mendekati Bagas.

Sambil duduk disamping tidur, tangan kirinya menyentuh wajah Bagas dengan perlahan. Sementara tangan kanan memegang piring makanan.

"Bangun sayang," ucap Liza dengan suara pelan sambil mengusap-usap rambut dan wajah Bagas bergantian.

"Sayang bangun, makan dulu," ucapnya lagi. Namun Bagas tak bergeming, kedua matanya masih tertutup rapat.

Timbul ide Liza yang sedikit nakal.

Jemari tangannya mulai menyusup dibalik singlet yang dikenakan Bagas sambil mengelus dengan perlahan dan lembut.

Liza tersenyum, saat melihat reaksi Bagas tanpa menghentikan jemarinya dibalik singlet.

Namun Bagas tak sedikit pun membuka kedua matanya.

Dengan nekat Liza berpindah kebalik celana ketat Bagas.

Tersentak seketika sambil membuka kedua mata dan melihat Liza sedang mengelus dibalik celana ketatnya.

"Enak banget sayang," ucapnya.

Seketika Liza tertawa lebar dan menarik jemari tangannya keluar dari balik celana ketat Bagas.

* * *