webnovel

KEBERSAMAAN YANG TAK TERELAKKAN

Maunya hanya ingin membersihkan badan setelah tadi berhubungan hingga kedua tubuh mereka bergelora dan mengeluarkan keringat cukup banyak.

Kini dibawah siraman shower mereka berdua saling berpagutan dan tangan Bagas dengan bebas menyentuh buah dada dihadapannya dan sudah bergesekan pada dadanya yang bidang.

Tangan Liza menyentuh keperkasaan Bagas yang sejak tadi bergesekan pada bagian tubuh intimnya.

Tatapan mata keduanya sepertinya menginginkan agar terulang kembali pencapaian yang sangat diinginkan keduanya.

"Sayang...," ucapnya terputus sambil mematikan kran shower, lalu menarik tangan Bagas keluar dari kamar mandi menuju kamar tidur.

Tubuh Liza yang polos terlihat seksi saat naik keatas tempat tidur dan tidur telenteng sambil tangannya melambai ke Bagas yang sedang berdiri disamping tempat tidur.

Dengan tersenyum Bagas yang masih merasakan keperkasaannya ikut bergetar saat melihat Liza yang tidur telentang, tak menyia-nyiakan. Langsung memposisikan tubuhnya diantara kedua paha Liza.

Lalu dengan perlahan keperkasaannya dengan mudah memasuki bagian tubuh intim Liza yang sudah menunggu dan menginginkan sejak di kamar mandi tadi.

"Sayang," ucap Bagas dengan napas bergemuruh.

Liza menyambut dengan memagut bibir Bagas. Saling membalas dalam pagutan penuh gairah, juga bersamaan reaksi tubuh mereka pada bagian bawah yang terus saling berpacu.

Untuk ketiga kalinya terjadi lagi curahan keringat saling membasahi tubuh mereka.

Tangan Liza membelai wajah tampan dihadapannya saat bersamaan Bagas sedang bekerja keras menerobos tubuhnya berulang-ulang pada bagian bawah. Dan sesekali juga menaikkan kedua kakinya saat merasakan getaran kenikmatan menyembur keperkasaan Bagas, hingga membuat Bagas tersenyum menggodanya.

Wajah cantik Liza akan semakin cantik serta menawan saat tubuh intimnya menyembur milik Bagas dibawah sana.

Dan itu tak dipungkiri, jelas terlihat oleh Bagas.

* * *

Lapar...

Dalam diam Liza dan Bagas terus menikmati nasi dan ayam kecap serta sayuran brokoli, wortel dan kol yang ditumis, masakan ala chef Bagas.

"Masakan kamu enak banget, sayang," puji Liza setelah mereka berdua hampir menghabiskan ayam kecap dan sayuran.

"Mungkin karena kamu lapar, sayang," ujar Bagas.

"Nggak kok sayang, ayam kecap dengan bumbunya terasa pas. Sayurannya apalagi. Pokoknya pas banget sayang," jelas Liza.

"Ada lagi sayang, mau nggak?" Ucap Bagas dan menawarkan sesuata lalu berdiri menuju kulkas.

"Apa tuh sayang?" Tanya Liza penasaran dan tersenyum.

Bagas mengeluarkan juice jeruk dan menyiapkan dua gelas diatas meja makan, menuangkan dan memberikannya pada Liza.

"Ini sayang," ucap Bagas.

"Thank you honey," balas Liza, lalu mulai meminumnya.

Kemudian Bagas duduk kembali sambil minum juice jeruk dan melihat kearah Liza.

"Sayang sini," panggil Bagas menunjuk pangkuannya.

Liza berdiri dan mengikuti permintaan Bagas dengan membuka kedua pahanya untuk duduk dipangkuan Bagas.

"Hahh?" Kedua mata Liza terbuka lebar sambil tersenyum saat merasakan diantara kedua paha Bagas dari balik celana pendek ketat yang dipakainya sudah mulai mengeras hingga menyentuh tubuh bagian intimnya yang hanya tertutupi dalaman bawah.

Tangan Bagas mulai membuka kancing bagian atas kemeja kasual yang menutupi belahan dada Liza.

Hingga menyembul keluar tanpa memakai dalaman.

Liza menarik kepala Bagas dan mengarahkan buah dadanya kemulut Bagas.

"Hisap sayang," pintanya sambil membelai wajah tampan Bagas.

Bagas menuruti permintaan wanita dalam pelukannya itu.

Sambil membiarkan Bagas mengulum dengan bergantian kedua buah dadanya yang sudah mulai mengeras. Tangan Liza meraih gelas juice jeruk dan meneguk dan menelan hingga turun dalam tenggorokannya.

Meneguknya lagi, tapi tak menelan. Ditahannya dalam mulut, lalu kedua tangannya menarik kepala Bagas dan mendekatkan bibir mereka, lalu keduanya berpagutan hingga juice jeruk yang tertahan dalam mulut Liza telah berpindah kedalam mulut Bagas dan menelannya.

Wajah Bagas terlihat sangat senang.

"Kamu suka sayang?" Tanya Liza sambil membelai wajah Bagas.

"Hhmmh," suara Bagas yang keluar seperti tertahan.

Bagas kembali mengulum buah dadanya, hingga membuat Liza tak mampu lagi untuk bertahan.

Lalu tangan kirinya masuk dengan leluasa kedalam celana ketat milik Bagas dan mengeluarkan keperkasaan Bagas dan mengarahkan bagian tubuh intimnya yang masih tersembunyi dibalik dalamannya.

"Tarik sayang," bisik Liza tepat ditelinga Bagas.

Bagas menarik kesamping dalam Liza, hingga keperkasaannya dengan leluasa menerobos kedalam dan membuat Liza terdiam sejenak merasakan sesuatu yang membuatnya seakan terbang.

Kedua tangan Bagas mulai memegang pinggul Liza dan menaik turunkan dalam pangkuannya.

Wajah Liza terlihat sendu seperti mengikuti irama kedua tangan Bagas pada pinggulnya yang sepenuhnya telah dalam penguasaan Bagas.

Tak bisalah lagi menolak, meskipun tubuhnya sudah kelelehan setelah melakukan berulang-ulang kali sejak pulang makan siang tadi.

Hasratnya benar-benar terpuaskan hingga saat ini, tak tahu dengan Bagas yang sepertinya masih terus menuntut untuk dipuaskan.

Tak bisa membayangkan, jika nanti Bagas kembali ke kota tempatnya bekerja.

Sampai kapan Bagas akan bertahan jika nanti mereka kembali berjauhan.

Rasa khawatir masih terus menyesaki hatinya, namun tak ingin saat ini menunjukkan pada Bagas. Biarlah ia pikirkan nanti, bukan sekarang. Tak perlu dipikirkan, saat ini ia hanya ingin untuk tetap membahagiakan Bagas.

Selagi Bagas di Bandung, tak akan ia biarkan Bagas luput dari perhatiannya. Ini kesempatan baginya untuk membalaskan segala penyesalan selama belasan tahun akibat kebodohannya.

"Sayang...," suara Bagas terputus.

Liza langsung membungkam mulut Bagas dengan memagutnya, hingga keduanya saling balas.

Lalu keduanya menerjang segala apa pun yang merintangi. Dan mencapai keinginan yang mereka berdua harapkan.

Bagas tersenyum sambil menatap wajah Liza.

"Kamu puas sayang?" Tanya Liza sambil membelai wajah Bagas.

Bagas hanya membalas senyuman khasnya, yang membuat Liza jadi gemes. Lalu mengecup bibir Bagas berulang-ulang.

* * *

Setelah mandi bersama, mereka berdua duduk didepan televisi. Bagas duduk disofa, sementara Liza sambil berbaring menyandarkan kepala di paha Bagas.

Tatapan Bagas tertuju pada televisi dengan tangan kanan memegang remote control dan tangan kirinya ia letakkan dipinggang Liza.

Konsentrasi Liza pada televisi tidak terlalu serius, jika Bagas memindahkan ke acara lain, Liza pun ikut saja. Membiarkan Bagas dengan sesukanya memilih acara.

"Sayang, jam berapa sekarang?" Tanya Liza.

Bagas mengambil ponsel dari atas meja.

"Baru jam tujuh, sayang," sahut Bagas.

Kemudian Liza menarik kepala Bagas agar menunduk hingga menyatukan kedua bibir mereka. Saling membalas, pagutan mereka sangat bergelora.

Tangan Bagas mulai mulai menyusup dibalik baju tidur Liza, menyentuh dengan lembut belahan dadanya bergantian.

Kemudian Bagas berpindah pagutannya dan menyusuri leher jenjang Liza dengan perlahan.

Hingga terus pada belahan dada Liza dihisapnya dengan perlahan dan lembut setelah menurunkan kedua lengan baju tidur Liza.

Sementara bibir Liza dengan leluasa mencumbui dada bidang Bagas setelah menarik keatas kaos singlet yang dikenakan Bagas.

Cumbuan Bagas terus berlanjut kebagian bawah dengan menyingkap keatas ujung baju tidur hingga memperlihatkan pinggul dan perut rata Liza.