webnovel

BERWISATA

Tangan Liza masih terus menggengam pada bagian bawah Bagas sambil keduanya saling mengecup dan berlanjut berpagutan dengan debaran jantung keduanya mulai bergemuruh, ingin menyalurkan kembali hasrat yang mulai memanas dari dalam tubuh mereka.

Kemudian Liza  melepas pagutannya dan berpindah dengan mencumbu pada dada bidang dihadapannya, hingga membuat Bagas semakin bergairah dan ingin menuntaskan sekarang juga.

Dan Liza merespon saat kedua tangan Bagas menariknya agar naik keatas tubuhnya, hingga keduanya kembali tenggelam dalam gairah.

* * *

Menurut informasi pak Dadang, tangkuban perahu berada di arah utara kota Bandung dan mereka akan menempuh lama waktu perjalanan kurang lebih satu setengah jam.

Rara menatap Lusi yang tampak senang dalam perjalanan wisata mereka kali ini, terbukti dangan banyak bertanya tentang tangkuban perahu yang akan mereka kunjungi.

Melihat sikap Lusi, tentu saja Rara sebagai sahabatnya turut senang. Karena ia tak ingin melihat  Lusi berlarut-larut dalam kesedihan.

Semuanya sudah jelas tentang Bagas, kenapa tidak merespon setiap perhatian Lusi terhadapny mulai dari awal perkenalan mereka hingga sampai saat ini.

Ah, malangnya nasib Lusi. Ternyata Bagas telah memiliki seorang kekasih.

Apalagi wanita itu bukanlah orang sembarangan, melihat gaya dan penampilannya yang terlihat sangat dewasa. Sehingga  wajar saja jika Bagas akan memilihnya. Bahkan pria lain pun akan melakukan seperti yang dilakukan  Bagas.  Terlihat saat di resto, dimana setiap pria tak lepas tatapan mereka pada wanita itu.

Ah, Liza benar-benar sangat seksi meskipun hanya mengenakan pakaian yang apa adanya. Namun terlihat sangat berkelas yang ditopang dengan bodynya yang aduhai.

Benarkah Lusi dapat bersaing dengannya. Ah, sepertinya tak mungkin.  Meskipun Lusi adalah sahabatnya, Rara tetap akan mengatakan yang sebenarnya.  Terbukti saat Bagas telah mengenal Lusi.  Pria itu tetap tak mengejar sahabatnya itu. Kurang apa sih Lusi? Cewek kampus yang selalu bahan pembicaraan mahasiswa dari berbagai fakultas dan mereka berusaha mengejar Lusi.

Namun Lusi tak pernah memberikan harapan kepada mereka.

Sekarang Lusi seperti mahasiswa-mahasiswa yang sudah mengejarnya telah mengalami putus asa untuk mendapatkan cinta Bagas.

Apalagi pria itu benar-benar memegang janji terhadap pasangannya. Bukan tipe cowok yang suka mempermainkan perasaan kaum hawa, meskipun Lusi sangat cantik dan seksi diusia mudanya, itu bukan menjadi jaminan untuk dapat bersaing dengan Liza.

Ah, Rara pun sangat kasihan terhadap Lusi. Seorang sahabat yang sudah berbuat baik padanya. Dengan mengajak liburan, bahkan sudah memberinya pekerjaan sebagai asisten pribadi.

Ingin rasa dapat membantu Lusi untuk mendapatkan cinta pria itu. Agar sahabatnya itu kembali ceria dan tidak murung lagi.

Dan menjadi penyesalan yang datang terlambat, seandainya Lusi tidak datang ke kota ini. Mungkin hati sahabatnya itu tidak sesakit sekarang.

Biarlah di kota mereka Lusi melakukan penantian. Apalagi Bagas juga tinggal satu kota dengan mereka.

Sehingga hubungan Lusi dan Bagas dapat jalin dengan perlahan tanpa kehadiran Liza.

Dengan Bagas yang berjauhan dengan Liza, mungkin satu kesempatan bagi Lusi untuk melakukan pendekatan dan merebut hati Bagas.

Sekarang antara dia dan Lusi sudah saling tahu wanita pilihan Bagas, apa nanti setelah Bagad dan Lusi kembali ke kota mereka.

Apa Bagas masih dapat berubah? Masih tanda tanya bagi Rara.

Tanpa kehadiran Liza, apa Lusi bisa memikat hati Bagas?

Ah, Rara makin pusing memikirkan nasib sahabatnya itu. Meskipun kesempatan itu ada untuk merebut hati Bagas.

Sangat sulit untuk memperkirakannya.

* * *

Liza baru saja selesai mandi dan keluar dengan handuk yang terbalut ditubuhnya.

"Sayang, mandi gi," suruh Liza pada Bagas yang masih berbaring sambil mengutak-atik ponselnya.

Bagas meletakkan handphone diatas meja lampu tidur.

Kemudian berdiri menuju kamar mandi dan menutup pintu, sedangkan Liza duduk didepan meja sambil menggosok handbody pada bagian-bagian tubuhnya.

Juga memberi make up tipis pada wajah serta menyisir rambut.

Lalu mengambil celana dalam dan bra dari dalam tas pakaian. Serta mulai memakai satu persatu dengan terlebih dahulu melepas handuk dan melemparkan keatas ranjang.

Kemudian naik keatas tempat tidur dan mulai memposisikan tubuhnya agar bisa memejamkan kedua matanya, ia ingin tertidur pulas.

Bagas keluar dari kamar mandi dengan handuk terlilit dipinggangnya. Lalu mengenakan celana pendek ketat dan singlet. Kemudian menyusul Liza keranjang empuk yang sudah tertidur pulas.

Dengan terlebih dahulu menyingkap bedcover yang menutupi tubuh Liza. Dan menemukan tubuh Liza yang terlihat sangat seksi dengan bra yang menutupi sebagian gunung kembarnya dan celana menutupi bagian tubuh intimnya.

Dengan merebahkan tubuhnya disamping Liza, Bagas dapat mencium tubuh Liza yang wangi. Kemudian memeluk tubuh Liza dari belakang yang tidur miring dan membelitkannya.

Ah, sepertinya Liza sudah tertidur, gumamnya dalam hati. Lalu mulai berusaha memejamkan kedua matanya agar bisa tertidur.

Pelukan Bagas terlepas saat Liza merubah posisi tidur dengan telentang. Sementara Bagas mulai merasakan kedua matanya terasa berat, sehingga ia biarkan saja terlepas dari dalam pelukannya.

* * *

Hari ini Lusi dan Rara benar-benar-benar menikmati kunjungan wisata dengan keliling-keliling sambil mengambil foto keindahan tangkuban perahu serta foto masing-masing dengan bergantian Lusi dan Rara saat mengambil foto dengan latar belakang letusan gunung api dan juga foto selfi mereka berdua.

Kemudian Lusi dan Rara menuju tempat parkir, dimana pak Dadang sudah mengeluarkan dua kursi lipat santai dan meja lipat kecil dangan diatasnya telah tersedia dua doz makan siang serta beberapa minuman air mineral botol dan beberapa jenis minum softdrink lainnya.

"Silahkan Mbak, makan siang sudah siap," ucap pak Dadang.

"Terus Pak Dadang, makanannya dimana?" Tanya Lusi.

"Ada Mbak, di depan," jawabnya sambil menunjuk kebagian depan kemudi mobil.

"Oya," ucap Lusi singkat sambil duduk di salah satu kursi lipat yang diikuti Rara.

"Cape juga," ucap Lusi dan memijit betisnya.

Rara tersenyum, kemudian mengambil air mineral botol dan meminumnya hingga rasa haus hilang.

"Makan yuk," ajak Lusi dan mengambil doz makanan.

"Pak makan ya?" Tegur Rara.

"Silahkan, Mbak," sahut pak Dadang.

* * *

Liza membuka kedua matanya dengan perlahan dan menyingkap bedcover yang menutupi tubuhnya dan Bagas yang masih tertidur pulas.

Kemudian turun dari ranjang sambil memperhatikan dirinya yang hanya mengenakan bra dan celana dalam.

Menuju sambil menggelung rambutnya sambil mendekati wastafel untuk mencuci muka dengan sabun pembersih wajah dan mengeringkan dengan handuk kecil.

Lalu mengeluarkan celana jins pendek dan kaos oversize dari dalam tas serta mengenakannya.

Mendekati Bagas dan duduk ditepi ranjang sambil menatap wajah Bagas. Kemudian menyentuh tubuh Bagas dengan perlahan mulai membangunkannya.

"Sayang, bangun," ucapnya perlahan.

Bagas hanya menggerakkan badannya tanpa membuka mata.

Kemudian Liza mendekatkan wajahnya pada telinga Bagas dan mengecup berulang-ulang sambi berbisik.