Dini menyenggol lenganku dengan keras hanya ingin memberitahu disana ada Arkan.
Menyebalkan memang.
Sakit tau.
"Ya mana gue tau. Emaknya kali." Jawabku sekenanya saat melihat Arkan bersama ibu-ibu yang bergaya sosialita.
"Kan Nenek pernah bilang kalau Pak Arkan udah nggak punya orangtua, Ra." Ucap Dini dengan mimik wajah yang terlihat serius.
"Lagian lo kenapa kepo banget sih, Din. Kalau lo pengen tau ya sana langsung tanya sama orangnya. Noh, orangnya masih disana." Ucapku sambil menunjuk kearah Arkan.
"Jangan-jangan, itu wanita pacarnya Pak Arkan, Ra." Ucap Dini yang membuatku melototkan mata kearahnya.
Nih anak mulutnya ember banget sih, mana ada Arkan setampan itu punya pacar setua itu. Enggak banget deh. Cantikan aku kemana-mana lah, body aku aja masih seger begini.
Ada-ada aja sih Dini, kalau bicara asal ceplos tanpa pakai rem.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com