Akhirnya aku ada ide untuk mengerjai Ajeng agar merasa kapok sudah berhadapan denganku.
Aku mengunci Ajeng dari luar agar dia tidak bisa mengikuti pelajaran Arkan, dan Arkan tidak bisa bertemu dengan Ajeng.
Setelah mengunci Ajeng di kamar mandi, aku kembali kedalam kelas dengan wajah yang berbinar bahagia.
"Kamu kenapa, Ra?" Tanya Irfan yang terlihat bingung, mungkin karena melihatku yang senyum - senyum sendiri.
"Aku sangat bahagia." Jawabku membuat Irfan mengerutkan keningnya.
"Kamu balikan lagi?" Tanya Irfan terlihat penasaran.
Aku hanya menggeleng menanggapi pertanyaan Irfan.
Kalau aku balikan sama Arkan mah nggak cuma senyum - senyum sendiri, bahkan bisa sampai jingkrak - jingkrak mengitari lapangan.
Tak berselang lama bel masuk pun berbunyi, dan Arkan langsung masuk kedalam kelas, padahal semua murid masih belum lengkap.
Setelah semua murid sudah masuk, Arkan terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.
"Dimana Ajeng? Kenapa belum masuk?" Tanya Arkan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com