Mana bisa aku membedakan nangka sama durian? Orang aku nggak pernah tahu kulit nangka, setiap beli di supermarket kan tinggal makan doang, aku fikir itu durian besar.
"Aku nggak pernah tahu kulit nangka, Arkan." Ucapku ngeyel.
"Iya, iya, sekarang buruan ambil mau makan yang mana." Ucap Arkan.
"Aku maunya nangka, tolong ambilin ya." Pintaku memohon.
"Bentar, aku cium dulu baunya, ada yang sudah matang atau enggak." Ucap Arkan membuatku heran.
Baru kali ini aku tahu ada buah yang matangnya diketahui dari baunya.
"Ini ada yang matang satu, Ra. Bentar, aku ambil sabit dulu ya." Ucap Arkan sambil berlari pulang ke rumah Budhe. Aku nungguin Arkan sambil memakan buah anggur, rasanya sangat manis seperti janji mantan. Eh, aku lupa kalau aku nggak punya mantan ding.
Semoga Arkan adalah kekasih pertama dan terakhir untukku.
Arkan lama banget sih, sampai kenyang aku makan anggur. Mungkin ada satu kiloan lebih anggur yang sudah aku makan.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com