"Didi mau makan buburnya sekarang?" tawar Alvin. Menunjuk satu mangkuk ukuran sedang, berisi bubur sumsum, bubur mutiara dengan siraman saos gula merah.
"Boleh, deh." Dengan manja Audia membuka mulutnya. Membuat Alvin tertawa.
"Tuh, liat, anak-anak ayah, mamamu manja banget." Alvin menggoda Audia.
Dengan telaten Alvin menyuapi Audia, sesekali menyicipi bubur sumsum dan bubur mutiara, yang mengundang protes Audia.
"Igh, itu jatah Didi. Jatah ibu menyusui gak boleh diambil."
Alvin terkekeh. "Kata siapa?"
"Kata Didi tadi, Mas gak denger?" Audia menjulurkan lidahnya. Membuat Alvin tertawa geli.
Audia menyalakan ponselnya dan mengetikkan sesuatu, memberitahu kepada Merry, bahwa Audia sudah melahirkan semalam.
Merry menjawab pesan dari Audia, bahwa ia dan Celine akan menengok Audia di rumah sakit. Kemudian, Audia mengirimkan nama dan nomor kamar rawat inapnya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com