"Kontraksi palsu aja, Kak." Audia menenangkan sang kakak.
"Gak mungkin, kakak bawa Didi ke rumah sakit aja. Buat cek. Kakak gak mau ambil resiko." Romi mulai melajukan kembali kendaraannya, akan tetapi tujuannya bukan lagi ke kampus Audia, melainkan rumah sakit.
"Didi gak apa-apa, Kak. Kata dokter Eva juga, kalau udah deket HPL bakal rasain kontraksi palsu." Audia mengelak.
Pikiran Audia, jika ia sekarang ke rumah sakit, bisa-bisa Audia terlambat masuk kuliah jam pertama. Dan Audia bersikeras untuk ke kampus, tidak mau ke rumah sakit. Tapi Romi memaksa, dan tetap membawa Audia ke rumah sakit, meski adiknya itu merajuk selama di perjalanan.
"Lagian, kalian berdua aneh, udah tau istrinya mau melahirkan. Kenapa Didi ditinggal di mama sendirian?" Romi akhirnya mengungkapkan kekesalannya, karena Audia tidak mau menurut.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com