"Jangan cemburuan gitu, dong, Sayang. Didi, kan, cintanya tetep sama Mas Alvin. Sayang Didi juga cuma buat Mas Alvin," ucap Audia lirih, saat mereka tengah berjalan menuju studio. Sebelah tangannya mengusap-usap dada Alvin yang terasa liat, dengan manjanya. Merayu agar sang suami tidak merajuk.
"Iya. Mas minta kompensasi nanti. Mas belum kasih tau, kan, kompensasi apa yang mas mau," ucap Alvin datar dengan suara rendah, di telinga Audia. Membuat Audia mengangkat kedua alisnya.
"Oke. Didi bakal kasih kompensasi yang Mas minta, asal jangan merengut terus, dong. Kan, gak enak liatnya. Kesannya kita kaya lagi marahan." Audia menghela napas.
"Mas, kan, memang marah," ucap Alvin ketus.
Ucapan Alvin yang bernada tinggi, meski hanya dengan suara rendah, hingga hanya Audia saja yang bisa mendengarnya, tetap berhasil membuat Audia merasa tidak enak hati dan menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba. Mau tidak mau, Alvin pun ikut berhenti melangkah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com