Ibarat nasi tanpa ada garam, terlalu hambar, begitu juga dengan kakak dan adik bertemu tak lengkap rasanya jika tidak ada pertengkaran yang terjadi. Seperti sekarang aku dan Aisyah meributkan hal yang kecil.
"Heh …. kalian ini kalau enggak ketemu aja bilang kangen satu sama lain. Giliran ketemu malah berantem," cibir Mamah.
"Loh! Tumben banget belanja pagi, Mah?" aku bukan ingin mengalihkan pembicaraan hanya saja lebih tertarik dengan pemandangan yang ada di depanku ini.
"Iya nih, Al! Mamah tadi diantar sama Fandi untuk belanja ke pasar ikan." jelas Mamah. "Mantu paling idaman nih, Al," imbuhnya.
"Dih .… Mamah genit ya? Aku aduin sama Papah loh," candaku yang berhasil membuat orang yang ada di dapur tertawa lepas.
"Enggak ya? Genit apaan sih, Al," cibir Mamah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com