Harry menganggukkan kepalanya kemudian mengusap pelan air mata Sheisha.
"Jangan menangis, aku pasti membantumu untuk melupakan Tuan Prabu." ucap Harry dengan tatapan sangat dalam.
Sheisha menganggukkan kepalanya pasrah pada Harry berharap dia bisa melupakan Tuan Prabu secepatnya.
Sampai di kantor perusahaan Tuan Prabu, Harry menghentikan mobilnya.
"Sheisha, kenapa kamu diam saja. Kita sudah sampai, apa kamu tidak keluar?" tanya Harry saat melihat Sheisha tetap diam di tempatnya.
"Aku tidak tahu harus berbuat apa di dalam nanti. Aku harus bersikap bagaimana Har?" tanya Sheisha dengan tatapan rumit.
"Kenapa kamu harus memikirkannya? tetaplah bersikap biasa dan fokus pada pekerjaan saja. Kamu bisa meminta pekerjaan pada Tuan Prabu dan mengerjakannya di meja lama kamu." ucap Harry dengan tenang berdiri di pintu mobil.
Sheisha masih terdiam memikirkan apa yang dikatakan Harry.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com