Wajah Rhode tampak pucat. Sangat, sangat pucat. Dia menatap Erin yang sedang berjalan di depan dengan putus asa.
"Baiklah, Rhode. Bisakah kau berhenti memasang wajah seakan-akan ayahmu baru saja meninggal?"
"Aku tahu, Canary. Hanya saja…"
Rhode melambaikan tangannya. Dia tidak tahu harus berkata apa. Alasannya sederhana saja. Dia merasa tertegun dengan keberuntungan Erin. Keberuntungan Erin berbeda dengan keberuntungan Marlene dimana Marlene bisa menjarah barang-barang yang sangat berharga dengan mudah. Dan Erin juga tidak sesial 'trio bertangan sial' yang terdiri dari Rhode, Canary dan Bubble. Sebaliknya, Erin mengikuti keinginan hatinya. Hal itu terlihat jelas dari barang-barang yang dia jarah dari mayat Grazite.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com