Akhirnya menyambut upacara pasca musim, Ayuningsih yang mengenakan gaun istana ratu, akhirnya merasa lega.
Mulai hari ini dan seterusnya, dia adalah ibu dari Kerajaan Jayawijaya dan wanita paling mulia.
Setelah melakukan semua etiket yang membosankan, Prabukusumo berpegangan tangan dan berdiri di depan seratus pejabat untuk menerima penyembahan dari seratus pejabat tersebut.
Ketika banyak orang menyembah, suasana hatinya juga sangat melonjak.
Tidak ada yang bisa menahan perasaan ini. Sudut mulutnya sedikit miring, dan seluruh orang benar-benar sopan, karena takut akan kesalahan.
Para selir lainnya, bahkan selir kesultanan, tidak dapat muncul di depan Baiguan untuk menerima penyembahan, dan suasana hatinya jauh lebih baik.
Mulai hari ini dan seterusnya, dia juga bisa memimpin harem.
Berbeda dengan suasana hati Ayuningsih, Prabukusumo yang menggenggam tangan Ayuningsih dan mencapai tujuannya sepanjang waktu, mengapa hatinya kosong dan bukan kegembiraan yang dia bayangkan?
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com