webnovel

MELANTHA

Kata Melantha diambil dari bahasa Yunani yang memiliki arti Bunga Mawar Hitam. Sedangkan, Mawar Hitam sendiri memiliki artian depresi, kehilangan, dan kematian. Melantha masuk dalam nama seorang anak perempuan yang kelahirannya tidak pernah diinginkan dari dua insan. Membawa nama yang memiliki arti yang sangat berat itu membuat hidupnya sesuai dengan nama yang dimilikinya. Sejak kecil tak ada kenangan manis apapun, hanya sekali saat seseorang menjadi temannya. Namun tiba-tiba saja dia menghilang dan belasan tahun kemudian dia datang kembali dengan wajah yang sama tetapi sosok yang berbeda. Pertemuan antara dua orang yang saling menguatkan satu sama lain, mencari sebuah arti kebebasan menurut pandangan masing-masing.

Pyanum_ · Adolescente
Sin suficientes valoraciones
49 Chs

RASANYA DI BUANG

Agustus, 2014

Melantha Greysia Punjabi, itu nama lengkapnya. Sebenarnya Punjabi hanya nama tambahan yang di beri ibu tirinya untuk lebih terlihat manusiawi.

Dia diadopsi oleh kakak perempuan ayah kandungnya saat ia berusia 8 tahun setelah hidup selama setahun di panti asuhan. Beliau sekarang memiliki 2 anak, perempuan dan laki-laki. Dulu Greysia diangkat jadi anaknya saat putrinya menginginkan adik perempuan, adik laki-lakinya berumur 12 tahun lebih muda darinya.

Meski di adopsi, dia tumbuh dengan neneknya atau bisa di bilang ibu dari mamanya. Neneknya dari dulu terkenal selalu membesarkan cucu-cucunya semenjak suaminya meninggal dan sekarang dialah cucu yang sedang di rawat oleh beliau.

Greysia hanya tinggal berdua saja di rumah yang bisa terbilang cukup besar untuk ditinggali 2 orang. Kehidupan Greysia di tanggung oleh neneknya, mulai dari makan, sekolah, jajan, dan kebutuhan lainnya. Ibu tirinya hanya mengangkatnya sebagai anak saja tidak lebih.

Greysia tumbuh menjadi anak yang ceria sangat berbeda dengannya sewaktu kecil. Greysia memiliki banyak teman membuat dia melewati masa sekolah dasar dengan mudah di sekolah barunya dulu.

Pernah suatu ketika, saat gadis itu masih duduk di bangku kelas 2 sekolah dasar. Anak dari buleknya yang tinggal di seberang rumah neneknya itu pernah sekali mengajak Greysia bermain di rumahnya. Saat itu bulek pergi ke rumah ibunya, sedangkan sang suami bekerja kala itu.

Kala itu, Greysia yang masih kecil tak paham dengan pikiran anak laki-laki itu yang usianya jauh lebih tua darinya. Mereka bermain di kolam ikan yang berada di belakang dapur, berenang bersama-sama disana sembari tertawa. Greysia memanggilnya kak Anan.

Saat itu, Greysia hanya menurut saat dia disuruh membuka bajunya dan bermain di kolam bersamanya. Kak Anan menyuruh gadis itu mendekat, lalu lubang pusarnya disentuh oleh anak laki-laki itu. Kak Anan melepas celana dalam yang ia pakai, dan menyentuhkan alat kelaminnya pada gadis kecil itu. Hanya menyentuhkan beberapa kali lalu Greysia buru-buru izin ingin ke kamar mandi.

Saat itu hampir saja Greysia di perkosa oleh anak buleknya jika saja dia tidak izin ke kamar mandi. Greysia baik-baik saja, menganggap hal itu bukan apa-apa hingga saat teman-teman kak Anan mengatainya pernah melakukan hal tak senonoh dengan kak Anan hingga membuat Greysia sadar kalo apa yang kak Anan lakukan padanya itu sangat tidak baik.

Semua aman saja sampai menginjak sekolah menengah pertama. Di kelas 7, dia sangat menonjol diantara teman-temannya. Rajin ikut pramuka, baris paling depan saat upacara, maju kedepan mengerjakan soal-soal yang di berikan guru, dan ikut ekstrakurikuler lainnya.

Hingga keadaan berubah saat akhir semester 1 kelas 8, nilainya anjlok sangat drastis. Hidupnya di ombang-ambing oleh berbagai macam masalah yang datang ke kehidupannya membuatnya menjadi gadis yang rapuh di balik topeng-topengnya.

Masalah pertama, saat foto tak senonoh ibu kandungnya tersebar di internet. Pelakunya adalah mantan pacar sang ibu yang membuat foto itu tersebar. Kejadian itu membuat Greysia amat benci kepada sang ibu.

Masalah kedua, keluarga tantenya berhutang dengan beberapa orang puluhan juta dengan alasan nenek yang membutuhkan. Alhasil, orang-orang itu mendatangi nenek dan marah-marah meminta ganti rugi yang tak wajar. Bahkan beberapa kali polisi menemui nenek dan membuat nenek semakin setres karena memikirkan semua yang terjadi.

Masalah ketiga, neneknya terpeleset di kamar mandi dan membuat tulang selangkangnya patah sehingga membuatnya tidak bisa berjalan untuk waktu yang tidak di ketahui. Pikiran beliau yang juga selalu memikirkan segala masalah yang ada, membuat beliau menjadi kurus kering karena tak nafsu makan.

Greysia yang usianya baru saja menginjak remaja tak tahu harus bagaimana. Tiap malam tiba gadis itu selalu menangis sendirian di kamarnya tanpa sepengetahuan siapapun. Dia tak bisa bercerita kepada teman-temannya meski mereka bisa di bilang sangat dekat.

Dia mulai mencoba nakal. Dia sering melanggar aturan sekolah dan membuatnya harus bolak-balik masuk ruang BP yang alhasil poinnya semakin berkurang.

Dia sering gonta-ganti pacar, mulai dari adik kelas hingga kakak kelas sudah ia pacari. Dia juga beberapa kali ikut street punk dan dua kali di tangkap polisi.

Suatu ketika, saat dia pulang ke rumah ternyata tantenya di sana. Memarahinya di depan teman-temannya tanpa memikirkan apakah dia malu atau tidak.

"Main terus, nenek gak di urusin. Gak tau aturan!" ucapnya kepada Greysia.

Padahal, Greysia lah yang selama hampir setahun merawat neneknya saat sakit. Bahkan saat neneknya jatuh, tantenya yang saat itu menginap di rumah tak menolong sama sekali. Greysia harus bersusah payah membopong neneknya ke kamar tanpa di bantu tantenya yang berstatus anak kandung dari nenek.

Greysia yang di marahi seperti itu lantas membantah omongan tantenya, "Gak ngaca?, apa kabar tante yang gak ngurusin nenek selama ini? Yang bawa nenek bolak balik ke rumah sakit siapa kalo gak aku! Aku harus izin gak sekolah meskipun aku ujian sekalipun cuma harus nganter nenek kontrol! Tante itu yang gak tahu aturan! Gak tahu diri!" sarkas Greysia dengan nadanya yang semakin meninggi.

"Berani kamu sekarang! Awas aja kamu tante aduin ke ibu kamu biar kapok!!" ancam tantenya.

"Gak takut! Orang-orang juga tau disini siapa yang otaknya masih waras dan enggak!!!" balas Greysia.

Gadis itu menaiki motor temannya dan mengajak mereka pergi dari sana. Entah kemana ia akan pergi yang terpenting saat ini ia tak mau pulang ke rumah. Apanya yang rumah, ia bahkan tidak merasakan kenyamanan disana.

Malamnya, ibunya menelpon gadis itu. Beliau menanyakan kemana Greysia pergi dan menyuruh putrinya untuk segera pulang karena ini sudah hampir tengah malam. Ibunya tak memarahinya, beliau tahu bagaimana sifat kakaknya itu yang memang egois dan seperti anak kecil. Ibunya membela Greysia, beliau berusaha membujuk putrinya untuk segera pulang ke rumah.

"Pulang ya nak, ini udah malam. Kasihan nenek terus kepikiran" ucap ibunya dalam sambungan telepon.

Greysia berjongkok sembari bersandar pada dinding putih bangunan tua yang ada di pinggir jalan. Di dua jarinya menghimpit sebatang rokok yang masih tersisa setengah. Asapnya melambung tinggi ke udara.

"Hmm" jawab gadis itu seadanya saja.

"Tante kamu tadi nelpon bunda, dia bilang kalo kamu berantem sama dia. Kamu jangan pikirkan omongannya, bunda tau kamu gak bakal kasar kalo bukan kamu yang mulai" kata ibunya lagi.

"Hmm" jawaban gadis itu masih sama.

"Yasudah, bunda tutup teleponnya masih harus nyelesain kerjaan kantor" ucap ibunya.

"Iya" dan panggil itu terputus.

Gadis itu menangis lagi. Menangis sendirian di tempat minim cahaya. Dia capek bertahan dengan keadaan, tapi dia tak tahu bagaimana harus menyerah. Dia ingin bersandar, tapi tak punya hal semacam itu. Pikirannya nyalang saat mengingat teman semasa kecilnya.

Greysia menepati semua janjinya pada Jacob. Tersenyum, tertawa, mempunyai banyak teman, tapi ia seperti orang bodoh sekarang. Ayahnya pergi meninggalkan istri dan anaknya setelah melakukan KDRT dan selingkuh, ibu tirinya tak menghidupi dirinya sepeserpun, neneknya sekarang sakit. Kenangan pahit masa lalu saja belum ia lupakan, sekarang rasa pahit itu semakin bertambah seiringnya waktu.

Gadis itu menyeka air matanya. Dia bangkit dan menormalkan nafasnya. Dia menyakinkan dirinya untuk tidak menyerah, dia bisa melewati ini semua. Hanya cukup bersikap baik-baik saja itu sudah lebih dari cukup untuk meyakinkan orang yang ada di sekitarnya.

Dia menelpon salah satu nama yang ada di kontak ponselnya. Teleponnya tersambung dan seseorang mengangkat panggilannya.

"Kenapa, Pun?" tanya seseorang dari seberang sana.

"Si kunyuk di bilang jangan panggil nama itu juga.. Dimana lo? Gue di perempatan rumah lo nih, anterin gue balik dong" ucapnya.

"Lah lu ngapain di sono? Abis ngamen lu?" tanya laki-laki itu.

"Iya bre, miskin gue sekarang" ujar Greysia bercanda.

"Gue aminin tau rasa lu... Yaudah tunggu, gue kesana nih sekarang" ucapnya yang tak lama sambungan itu terputus.

Sekitar 5 menit lebih hingga akhirnya sebuah motor scoopy merah berhenti di depannya dengan seorang remaja laki-laki yang ia panggil dengan nama Ragil. Ragil ini teman sekelasnya, cukup dekat dengannya karena laki-laki itu sangat friendly dan senang menolong siapapun.

"Lu udah lama disini?" tanya Ragil.

"Enggak kok" jawab Grey berbohong.

"Terus ngapain lu sampe sini segala? Kalo mau ke rumah gue masih lurus ke sono, ah masa lu lupa rumah gue dimana?" kata Ragil.

"Kagak elah, tadi mau ke rumah temen yang di gang sebelah tapi lupa rumahnya yang mana eh malah nyampe sini. Nyasar bre nyasar biasa" ucap Greysia lalu naik ke jok belakang motor Ragil.

"Elu mah nyasar mulu anjir. Tahun gini apa gunanya maps bego banget ni anak" cecar Ragil sembari menjalankan motornya.

"Ya kan gak tau anjir. Orang kalo udah nyasar mana pernah kepikiran ke sono, udah bingung sendiri. Makanya lu nyasar dong biar ngerasain gimana deg-degannya kek gimana" kata Greysia.

"Yakalik nyasar di coba-coba! Lo mah aneh anjir" tolak laki-laki itu.

"Eh Gil selfie kuy manas-manasin cewek lu.. Asik kayaknya" ucap Greysia yang sudah membuka ponselnya.

"Si dodol! Seneng banget hubungan temen lu rusak, jangan lah bego cewek gue ngamuk entar" kata Ragil.

"Gak asik lo mah.. Gil lo tau gak? Si Bilal brengsek banget tai, dia masa diem-diem jadian sama kakak kelas kita yang sekelas sama Heru" adu Greysia pada Ragil.

"Iya? Gak kaget sih gue, tu anak kan emang playboy... Elunya aja yang oon malah jadian sama Bilal" sarkas Ragil.

"Nyoba doang, lagian si Mila suka sama Bilal jadi gue ngetes dulu itu cowok baik apa enggak. Oh ternyata tidak jadi Mila bakal aman" kata Greysia.

"Ya gak gitu juga kalik Mbak Greysia" gemas Ragil atas apa yang di pikirkan temannya itu, "Terus gimana lagi si Bilalnya?"

"Lo tau anjir dia ngepost foto cewek barunya di blur lagi... Terus dia bilangnya itu pacar abangnya, padahal ya ni Gil yang di post itu pake jilbab sedangkan pacar abangnya itu nonis... Dikira gue gak followan apa sampe gue di begoin" ucap Greysia menggebu-gebu.

"Terus lo gimana? Langsung putus?" tanya Ragil.

"Gak sih, 5 hari kepergok baru putus. Eh abis diputusin, paginya pas sekolah boncengin doi barunya. Si anjing emang" umpat Greysia.

"Wkwkwkwk, tuh anak emang gak ada berubahnya. Lu aja juga sama, ganti pacar terooosss" ucap Ragil.

"Gabut sih. Capek gue sama hidup gue gak ada yang bener" kata Greysia.

"Ya gak mainin cowok juga oon! Lo belum tau aja gimana di mainin sama cowok" ucap Ragil.

Greysia menoyor kepala temannya itu, "Selama ini gue yang dimainin ya bangke! Gue yang di putusin, gue yang di selingkuhin. Kenapa jadi gue yang lu salahin?" protes gadis itu.

"Embuh lah, ancen angel tuturane kancaku iki" ucap Ragil yang sudah lelah.

"Podo Gil, aku yo kesel nuturi awakku dewe" balas Greysia.

Cerita selesai, motor merah Ragil sudah sampai di depan rumah kediaman temannya itu. Greysia turun dari motor dan tak lupa melemparkan senyum yang biasa ia berikan kepada teman-temannya.

"Thanks ya, lo baik emang best of the best" puji Greysia dengan dua jempol yang dia berikan kepada Ragil.

"Ya ya ya ya ya... Udah ya gue cabut, tadi nongkrong sama anak-anak soalnya" pamit Ragil.

"Yoi, ati-ati, Gil" setelahnya motor itu pergi menjauh dari rumah Greysia.