webnovel

Matched with Ceo

Semuanya berawal dari perjodohan, perjodohan yang tidak di inginkan. Namun, akhirnya dapat perlahan-lahan menumbuhkan rasa cinta.

Wy_Na · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
12 Chs

Episode 4

Sebuah mobil berhenti dimansion megah milik keluarga Aurora, yang menandakan Kun telah sampai dikediaman calon istrinya.

Biarpun Aurora merupakan seorang entertaint. Kun sama sekali tidak mengenali Aurora sebab kun tidak suka dengan acara acara yang ada ditelevisi biarpun hanya sekedar ingin memantau karena dia lebih suka memilih untuk menghabiskan waktunya dengan bekerja.

Mendengar mobil yang berhenti sontak keluarga Aurora bergegas akan menyambut Kun.

Tapi disisi lain, ayah Aurora nampak tidak tenang karena mendapati Aurora yang sampai saat ini belum berada dirumahnya.

"Kemana perginya anak itu" umpat geram ayah Aurora.

"Sudahlah pa, lebih baik kita menyambut calon suami Aurora terlebih dahulu" ucap ibu Aurora mencoba menenangkan suaminya.

Ayah Aurora mengangguk pelan menandakan bahwa dia setuju dengan perkataan istrinya.

Clekk...(pintu terbuka)

Pelayan pelayan bergegas keluar pintu berdiri rapi bersiap akan memberikan penyambutan kepada Kun yang sudah tiba dimansion tuannya.

layaknya seperti penyambutan orang terhormat, ayah Aurora melakukan ini mengingat jasa keluarga Kun yang dulu pernah membantu perusahaannya yang hampir bangkrut.

"Silakan tuan" seorang pelayan wanita mencoba menuntun Kun untuk masuk kedalam ruangan yang sembari tadi terkagum kagum, melihat ketampanannya. Bukan hanya wanita yang mencoba menuntun Kun, tapi pelayan pelayan yang lainnya juga berpadangan sama.

"Wah...beruntung sekali nona kita" ucap seorang pelayan sambil menyiku lengan temannya.

"Iya bener, beruntung banget ya" sahut pelayan lainnya yang juga sedari tadi sudah terhipnotis dengan ketampanan Kun.

Kun berjalan mengikuti iringan seorang pelayan dan segera masuk kedalam ruangan. Ketika berada didalam dia mendapati keluarga calon istrinya yang sudah berdiri memberikan penyambutan dengan senyum ramahnya.

"Selamat datang Kun" sejenak ayah Aurora menyodorkan tangannya mengajak untuk bersalaman.

"Maaf, telah menyusahkan untuk datang kesini pasti sangat sibuk dan kau pasti sangat

lelah" ucapnya dengan ramah.

Kun mendengar ucapan tersebut hanya merespon dengan tatapan malas. Jika bukan keinginan ayahnya yang memerintah untuk berkunjung mana mungkin dia mau datang ke sini.

"Tidak perlu sungkan" jawab Kun dengan dingin. Sesekali dia melirik mengawasi hal disekitarnya tetapi sendari tadi dia tidak mendapati seseorang wanita yang akan menjadi calom istrinya besok. Ayah Aurora melihat tingkah Kun yang tampak mencar seseorang langsung terdasar bahwa anaknya masih belum sampai juga.

Marces mencoba mengalihkan pembicaraan yang tidak menyangkut dengan keberadaan anaknya.

Mengingat Aurora yang pergi tanpa berpamitan. Dia takut, jika harus kalang kabut menjawab pertanyaan Kun tentang keberadaan calon istrinya yang sampai sekarang belum kunjung sampai yang lebih ditakutkan lagi jika Kun berfikir yang tidak tidak terhadap anaknya dan membatalkan perjodohan ini.

Perbincangan berlangsung cukup lama. Heran nya Kun sama sekali tidak menanyakan calon istrinya hal itu sedikit membuat lega Marces.

Waktu sudah cukup larut. Mereka menyudahi obrolannya mengingat besok resepsi pernikahan akan segera diadakan. Kun bersiap siap hendak berpamitan.

"Apakah tidak ingin menginat nak" tawar ibu Aurora sopan.

"*Biar besok pelayan kami yang pergi mengambil barang barang yang dibutuhkan Kun" tambahnya.

"Hmm...tidak perlu. Masih sedikit pekerjaan yang harus aku selesaikan*" balas Kun masih dengan wajahnya yang tanpa ekspresi.

Paham dengan maksud calon menantunya pasangan suami istri tersebut hanya tersenyum dan turut mengantar kun yang hendak pergi dari kediamannya.

🖤🖤🖤

Aurora keluar dari mobil mewahnya membawa segala belanjaan di lengannya. Tiba tiba dia terkejut melihat seorang pria keluar dari kediamannya sambil diantar oleh kedua orang tuanya.

"Siapa pria itu? sepertinya aku pernah bertemu dengan dia" gumam Aurora sambil bersembunyi menunggu kedua orang tuanya masuk kedalam mansionnya karena takut jika nantinya akan diomeli.

"Tapi, apakah mungkin dia calon suamiku?" terkejut sontak membelalakn matanya.

Aurora masih memantau dari kejauhan. Dia mencoba mencari celah melihat dari dekat siapa pria tersebut yang pastinya ketika kedua orang tuanya telah masuh kedalam mansion dan keadaan sedikit aman baginya.

Tidak lama kemudian, kedua orang tuanya pun hendak masuk kedalam rumahnya dan sang pria yang dicintainya hendak masuk kedalam mobil. Sontak dia berlari mengejar pria tersebut.

"Tok...tok" gedor kasar Aurora dibalik pintu dengan tampang nya yang masih ngosngosan.

Kun menatap tajam dibalik dalam pintu mobil. Hari ini, dia tidak memerintah Thomas untuk mengantarnya karena berhubungan dia akan lembur dan berkunjung kerumah calon istrinya.

"Huh...kali ini apalagi" umpatnya geram mencoba membuka pintu hendak akan keluar.

Kun keluar dengan Angkuhnya, dia mendaratkan tatapan tajam kepada gadis yang sudah menggedor keras pintu mobilnya.

Sontak Aurora terkejut melihat wajah pria yang berdiri dihadapannya ternyata dia lelaki yang tadi diantar oleh kedua orang tuanya. Bagaimana tidak, Aurora mengenal pria dingin ini. Pria ini lah yang telah menabrak nya sampai membuat kaki kanannya terkilir. Dia semangkin kesal melihat wajah pria tersebut apalagi ketika berada di kawasan mansionnya.

"Kamu" tunjuk Aurora kepada Kun.

Kun hanya membalas dengan tatapan yang dingin sebab dia tidak sama sekali mengenali wajah gadis yang berlagak sok kenal ini.

"Cih...lagi lagi gadis yang sok kenal, aku telah kerap kali menemuai gadis seperti mu" ejeknya menghina

"Hei jelek, siapa yang sok kenal. Jelas jelas kamu yang malam itu udh buat kaki aku terkilir tauk.masih berlagak tidak kenal dasar idiot" balas Aurora tanpa menyadari bahwa malam itu dia menggunakan penutup wajah.

Kun mulai teringat dengan kejadian malam itu ketika dia dan Thomas tidak sengaja menabrak seorang gadis karena tiba tiba saja menyebrang yang sebenarnya ini juga bukan multak kesalahan mereka dan gadis ini juga yang malam itu marah marah seperti orang kerasukan.

"Ooo..." jawab kun dengan cuek

"Apa katamu hah ooo..." sembari mengikuti yang diucapkan Kun.

"Dasar manusia es tidak berperikemanusiaan" lagi lagi Aurora mengomel.

"Dasar wanita stres" ucap batin Kun melihat tingkah Aurora yang tidak henti henti mengomel tapi dilihat sekilas wajah gadis ini sepertinya tidak asing. Ya, tentu saja tidak asing Aurora juga kerap kali ikut dalam perjamuan makan yang diadakan para pengusaha mengingat Aurora juga seorang artis terkenal.

Bosan dengan gadis didepannya yang tidak kunjung berhenti mengomel. Dia sedikit demi sedikit meraih ganggang pintu mobilnya, bermaksud untuk kabur karena Kun sudah tidak tahan dengan drama yang diperankan oleh gadis didepannya ini.

Dengan cepat dia membuka mobil dan menutupnya kemudian menghidupkan mesil mobil dan melaju meninggalkan Aurora.

"Lebih baik aku menjadi perjaka tua jika harus mendapat istri seperti dia, memang semua wanita sama saja" umpatnya kesal sambil melaju meninggalkan Aurora yang tadinya sibuk mengoceh.

Melihat mobil telah jauh meninggalkan nya. Aurora mematung karena gara gara keasikannya mengomel dia menjadi lupa dengan misi utamanya menanyakan siapa pria tersebut dan untuk apa dia berkunjung.

" Amit amit dapet calon suami kayak gitu" Ucap Aurora.

Bersambung...

💣💣💣💣💣

Bantu like dan komennya ya Reader.

Maaf kalo bahasanya masih sedikit kaku

Author sedang berusaha kok memperhalus bahasanya😋