webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Cómic
Sin suficientes valoraciones
226 Chs

Bab 93

Melihat ekspresi kaget temannya, Isabel, Sindella tahu bahwa hal rumit yang tertulis di atas kertas itu pasti akan berhasil. Untuk sesaat, Sindella tumbuh rasa ingin tahu kepada pria bernama Yves itu.

Selama hidupnya, dia telah melihat banyak sekali orang pintar di muka bumi ini, tapi kali ini adalah kali pertamanya dia melihat temannya dibuat kagum oleh orang lain.

Tapi yang paling mencolok adalah, pria hebat itu masih sangat muda, kuat secara fisik dan juga tampan. Jika orang yang mampu membuat temannya kagum adalah pria paruh baya botak yang telah mengapdikan hidupnya untuk sains, maka Sindella tidak akan tertarik.

"Bagus, sangat bagus. Dr. Yves memang talenta muda yang berbakat yang juga salah satu penemu yang luar biasa. Saya percaya bahwa hadiah nobel untuk pertemuan tahun ini pasti akan didapat oleh anda."

"Untuk sekarang, saya akan menerima hadiah anda ini. Tunggu dua hari, maka saya akan mengundang anda makan malam. Mohon anda setuju." Dr. Isabelle yang mengenakan topeng kulit manusia mengirimkan undangan tulus kepada Yves.

Meskipun Yves tidak terlalu akrab dengan wanita itu, tapi dia masih merasakan ketulusannnya. Selain itu mengenal banyak orang penting juga tidak terlalu buruk.

"Haha, jangan terlalu memuji saya, itu hanya hal-hal kecil. Saya senang dapat membantu anda, nona cantik. Jika anda tidak keberatan, dapatkah anda menunjukkan koleksi buku-buku anda lain kali?"

"Anda tahu, saya sangat tertarik dengan pengetahuan baru." Yves akhirnya mengatakan tujuannya, sebagai Doctor Poison, tentunya wanita itu memiliki koleksi buku yang berharga.

"Tidak masalah, selama anda mau menerima permintaan saya, maka anda dapat menjelajah denang bebas."

"Saya masih ada sesautu yang harus dilakukan, saya harus permisi dulu. Mohon maafkan saya, saya akan membayar anda di lain hari." Isabel meminta maaf. Karena dia telah menemukan formula yang cocok, tentunya dia harus bergegas, toh ini mengenai hidupnya sendiri.

Ibarat seorang penderita kanker stadium akhir, jika orang itu mendengar bahwa ada pengobatan yang bisa menyembuhkannya, tentunya dia akan mencoba hal itu meskipun hal itu tidak tentu benar, setidaknya dia akan mau mencoba.

"Tidak masalah, lakukan apa yang harus anda lakukan. Aku akan menunggu kabar keberhasilan dari anda." Yves tidak khawatir Isabel akan lari, toh hadiahnya akan datang cepat atau lambat.

Dr. Isabel Maru meninggalkan aula dengan langkah anggun dan bersemangat. Para prajurit yang menjaga di depan secara otomatis pergi mengawal dan melindungi salah satu peneliti ilmiah Nazi yang terkenal itu.

Saat ini, hanya ada Yves dan satu wanita cantik di depannya. Tempramen yang anggun dan mewah yang terpancar dari wanita itu mampu menarik perhatian para pria.

Meskipun wanita itu sangat menggoda, tapi entah mengapa dia terlihat tidak dapat didekati. Seperti Mawar yang berduri!

"Nona cantik, perkenalkan, nama saya Yves, siapa anda?" Yves berinisiatif memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangan.

Sindella melirik pria kecil itu dengan penuh minat, jejak rasa ingin tahu melintas di matanya. "Saya Sindella, senang bertemu denganmu, Dr. Yves."

"Kamu sangat pintar, aku tidak pernah melihat pria yang pernah membuat kagum Isabel." Melihat tatapan curiga serta ingin tahu pria itu, Sindella menambahkan, "Saya dan Isabel telah berteman selama bertahun-tahun."

"Senang bertemu dengan anda, Ms. Sindella. Ngomong-ngomong, jangan memanggil saya dengan gelar, sejujurnya saya masih belum mendapatkan gelar apapun saat ini, saya masihlah seorang mahasiswa. Anda dapat memanggilku Yves saja." Yves menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.

Sindella mengangguk puas. Pria yang tidak ingin menyombongkan dirinya adalah pria yang lebih baik. Tidak seperti orang-orang yang sangat mementingkan gelar, harus di panggil dengan gelar ini dan itu.

"Jika itu yang anda mau, maka baiklah. Yves, saya baru saja mendengar bahwa anda masih seorang mahasiswa, tapi mengapa anda mampu menciptakan begitu banyak paten? Saya merasa pensaran, nampaknya anda juga cukup mahir dalam banyak bidang akademik yang berbeda." Tanya Sindella penasaran. Karena dia memiliki waktu luang, maka dia bisa bertanya dengan santai.

Seperti seorang penyihir, sains dibagi menjadi banyak sekali bidang. Dari Kedokteran, Mesin, Elektronik, Elektromagnetisme, Biologi, Genetika, Dll.

Bidang-bidang itu juga di bagi lagi menjadi banyak sub-bidang profesional masing-masing yang mana sangat susah untuk dipelajari keseluruhannya.

Sama seperti seorang juru masak yang handal, seorang Cheff belum tentu seorang penembak jitu. Bidang-bidang itu bisa di kuasai, tapi tidak semua orang bisa menguasai seluruhnya.

Hal yang sama berlaku juga untuk Sihir. Sihir dibagi menjadi banyak jenis sihir. Sihir Hitam, Sihir Putih, Sihir Summoning, Sihir Elemen dan sebagainya. Masing-masing adalah sihir yang berbeda.

Itu sebabnya Sindella merasa penasaran. Setelah melihat teknologi yang mampu dibuat manusia biasa, dia secara alami tahu kesulitannya.

Meskipun dia bukan seorang ahli, tapi dia masih tahu satu atau dua hal.

"Ya, saya hanya kebetulan mengerti satu atau dua hal." Yves mencoba bersikap rendah hati.

"Hehe, anda tahu? Saya juga tahu satu atau dua hal" Sindella tertawa manis.

Melihat tawa wanita itu, sontak Yves kaget. Jantungnya langsung berdetak kencang. Wanita cantik itu memang berbahaya, dia hampir saja tergoda!

-----

read chapter 187 on;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77