webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Cómic
Sin suficientes valoraciones
226 Chs

Bab 76

Perjalanan panjang menggunakan pesawat cukup membosankan, untungnya ada Howard yang bisa diajak ngobrol.

"Oh, ide yang kamu bicarakan sangat bagus. Mobil terbang dapat mengurangi gesekan tanah serta meningkatkan kecepatan..." Howard berkata sambil mengelus kumisnya.

Saat kolonel mendengar percakapan itu, dia hanya bisa memutar matanya. Apa-apaan? Apakah ada mobil terbang?

Tanggapan kolonel itu memang sudah dapat di pastikan, toh dia bukan seorang yang bergelut di bidang teknologi. Jadi wajar jika dia merasa skeptis. Seperti beberapa ratus tahun lalu, apakah ada orang yang pernah menyangka bahwa bongkahan besi bisa digunakan terbang? Sekarang lihat, ada pesawat yang bisa terbang melintasi samudra!

Meskipun tanggapan yang diberikan kolonel itu cukup negatif, tapi Howard berbeda. Tak lama setelah mendengar ucapan Yves, dia langsung tahu dan memahaminya.

Keduanya terus mengobrol tentang beberapa hal acak yang mungkin bisa dikembangkan di masa depan. Setelah bosan, Yves kembali membaca buku sambil sesekali melirik dua pramugari cantik yang ada di pesawat. Lumayan, setidaknya dia bisa sedikiti menyegarkan matanya. Hanya saja Yves sedikit merindukan Professor Jennifer dan Bibi Barra. Andai mereka menemaninya sekarang, sudah pasti Yves akan curhat bersama mereka berdua di kamar, keke~

Angin musim gugur berhembus, bandara Berlin yang sangat besar telah ditempati oleh banyak pesawat sipil dan militer. Tapi di tahun ini semua pesawat itu digunakan untuk mengangkut material. Harga tiket pesawat cukup mahal, jadi wajar jika hanya ada sedikit orang yang mampu membeli jasa pesawat.

Dibandingkan dengan Amerika yang sedang mengalami depresi hebat, jalan-jalan di Berlin dipenuhi dengan orang-orang yang bekerja. Ketika perang akan pecah, semua bahan perlu dipersiapkan, hal ini memberikan warga kesempatan untuk bekerja.

Di era ini, Jerman mengalami peningkatan kekuasaan, ekonomi dan stabilitas yang bahkan menyaingi Amerika, singkatnya negeri Jerman menjadi negara Super Power semenjak kenaikan Hitler sebagai kepala negara.

Melihat jalanan yang ramai, Yves mulai memikirkan suatu hal. Bukankah hebat jika dia menginvestasikan uangnya untuk membeli banyak ladang? Di masa depan dia akan membeli dan memperkerjakan petani untuk dirinya sendiri. Hei, sungguh ide yang hebat. Jagung, Kentang dan Wortel adalah tanaman utama yang akan dia tanam di masa depan.

Ketiganya adalah makanan utama. Jagung bisa dimakan sebagai makanan, kentang bisa dimakan sebagai makanan pengganti nasi, Wortel sebagai suplemen vitamin yang dapat mengurangi banyak penyakit mulut.

Tapi alasan penting Yves memilih ketiga hal itu adalah proses berbuah yang cepat serta berharga murah. Sama seperti daun ubi jalar, ketiga tanaman itu dapat dikembangbiakkan di tanah manapun dengan cukup mudah.

Ketika perang pecah, jagung, wortel, kentang dan buah-buahan lain akan secara terus menerus di impor. Hal itu sangat menguntungkan!

***

Orang-orang yang menyambut Yves dan Howard adalah seorang perwira militer Jerman yang terlihat tegas dan kuat. Prajurit itu akan mengawal mereka ke tempat tujuan.

Hotel Jerman merupakan tempat para tamu pertukaran akademik berkumpul. Selain ilmuwan dari Amerika serikat, ada juga ilmuan dari berbagai negara lain yang datang.

Ketika sampai di hotel, jam telah menunjukkan pukul empat sore, masih ada beberapa jam lagi sebelum perjamuan makan malam diadakan. Karena ini adalah pertama kalinya Yves berada di Jerman, tentunya dia merasa sedikit segar dan penasaran. Tapi dia tidak benar-benar terlalu bersemangat.

Yves tinggal di dalam hotel dan tidak keluar. Dia tidak keluar karena tidak terlalu mengenal dengan lingungan di sini, selain itu tidak ada yang bisa menemaninya berkeliling. Plus, dia juga tidak bisa berbahasa Jerman, jadi lebih baik tinggal dan membaca buku sambil menunggu perjamuan malam ini.

Perjamuan malam adalah kesempatan yang baik untuk mengenal dan berhubungan dengan orang-orang penting. akan lebih baik lagi jika dia bertemu dengan orang yang bisa mengantarkannya ke Super Soldier Serum yang dia impi-impikan.

Yves sangat terobsesi dengan Serum, hal itu adalah salah satu cara baginya untuk menjadi lebih kuat. Sebenarnya dia bisa menjadi kuat dengan teknologi hitam, tapi dia beberapa dekade lebih kuno dari teknologi yang ada di masa depan. Mungkin dia bisa membuat Setelan Baja seperti milik Iron Man setelah belajar selama tiga puluh atau empat puluh tahun, yang mana bukan pilihan yang bagus untuk saat ini.

*Knok!* *Knok!* *Knok!*

Saat Yves sibuk membaca, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Yves merasa penasaran, siapa yang ingin menemuinya?

Melihat dari lubang pintu kecil, ada seorang pria yang berdiri di depan pintu. "Halo, siapa yang kamu cari?"

Pria paruh baya dengan mata kusam berkata sambil mengulurkan tangannya, "Halo, namaku Zola. Senang bertemu denganmu, Yves. Ini merupakan kali pertama kita bertemu, junior."

Mata Yves langsung menyipit, ternyata orang itu Dr. Zola! Kepala ilmuwan Hydra selama World War 2!

Tersenyum, Yves berkata, "Oh, ternyata anda, senior Zola. Senang bertemu denganmu, aku merasa terhormat untuk bisa mengobrol dengan anda. Silahkan masuk." Yves menyambut dengan sopan.

Selain Zola, ada juga dua pengawal kokoh di luar pintu, kedua pengawal itu sangat berotot!

Zola menatap ke arah dua pengawal itu, setelah itu memberikan instruksi, "Tunggu aku di luar, aku akan mengobrol dengan juniorku dulu."

"Dimengerti!" Kedua pengawal itu mengangguk.

"Mau minum kopi atau teh?" Yves menawarkan dengan tenang, tapi secara diam-diam dia meraih pistol magnet yang ada di pahanya. Hal ini akan menjadi tindakan pencegahan.

"Jangan terlalu repot-repot, tapi kamu bisa membuatkanku teh jika kamu mau." Dr. Zola melepaskan topiyan, memperlihatkan kepala Mediterania yang hampir botak.

Apakah semua orang pintar botak? Zola dan Lex juga sama, hei, sangat menarik.

-----

baca bab 168 di:

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77