webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Cómic
Sin suficientes valoraciones
226 Chs

Bab 63

Yves memutuskan untuk pulang terlebih dahulu, tentunya tidak ada yang terjadi antara dirinya dan Ophelia.

Bahkan jika 'sesuatu' terjadi, Ophelia dapat menghajarnya tanpa ampun di tanah. Masalah stamina? Yves masih tidak mampu mengimbangi wanita itu!

Saat sampai di rumah, kamarnya masih bersih walaupun sudah tidak dia tinggali cukup lama. Apakah Sera yang membersihkannya? Mungkin.

Karena hanya ada dirinya di rumah sekarang, haruskah dia menginap di rumah Olly?

Ide yang sangat bagus!

***

Keesokan harinya, sebelum temannya bagun, Yves buru-buru menyelinap pergi dari kamar Bibi Barra. Jika dia ketahuan, bahkan jika dia dan Olly berteman, mungkin pria itu tetap akan memukulinya, keke~

Di dalam dapur, Bibi Barra tersenyum dengan murah hati ketika dia melihat Yves bangun.

"Sudah bangun? Nak, buger favoritmu sudah siap, ambil dan makanlah perlahan."

Suara Bibi Barra sangat lembut, ekspresinya juga normal, seakan-akan tidak ada yang terjadi tadi malam. Tapi anehnya wajahnya terlihat semakin cantik, sekan-akan memancarkan pesona mutiara hitam. Aura dewasanya juga sangat menggoda!

Yves mengambil hamburger dan susu, setelah itu pergi sambil berpamitan kepada Bibi Barra.

Duduk di dalam mobil, Yves menghirup udara segar dua kali. Sungguh, hidup sebagai seorang bajingan sangat luar biasa indah.

Saat memikirkan apa yang terjadi semalam, Yves merasa aneh. Bukankah Bibi Barra tidak meminum anggur? Terus kenapa dia tidak menolak?

Yves awalnya ingin segera pergi ke gedung Stark Industries. Tapi, pagi-pagi sekali, Howard, pria mesum tua itu pasti masih belum bangun. Karena tidak ada yang bisa dilakukan, mari berolahraga terlebih dahulu.

Keluar dari dalam mobil, Yves berjalan menuju perkarangan rumahnya.

Push-up, Sit-up, Joging, Dumble, dll. Yves memulai latihan paginya.

Beberapa menit kemudian, teman Yves, Olly berjalan keluar dari dalam rumah sambil menguap, "Hei, bajingan. Kamu bangun sangat pagi sekali. Haha, pasti kesepian, kan? Mari aku temani main." Olly mengambil satu set Dumble seberat seratus pon.

"Ngomong-ngomong, apakah kamu menginap tadi malam?"

"Iya, terima kasih atas tumpangannya." Yves berterimakasih.

"Pagi-pagi sekali sangat bagus untuk melatih tubuh, toh sebagai seorang peneliti, aku juga harus menjaga tubuhku tetap sehat." Yves dengan cepat mengubah topik pembicaraan. Dia tidak ingin mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi tadi malam...

"Jika aku tidak salah dengar, kamu akan ditempatkan di Akademi Militer, bukankah begitu?"

"Ya, dalam dua hari kedepan, aku akan pergi untuk menghadiri Militer. Lihat saja, aku pasti akan menjadi seorang perwira militer yang kuat!"

"Surat kabar mengatakan bahwa negara-negara Eropa sedang mencoba memperluas persenjataan mereka, Asia juga sedang dalam peperangan sengit."

"Mungkin suatu hari Amerika akan bergabung dalam peperangan itu, saya juga bisa pergi ke medan perang untuk menghasilkan uang dan kredit militer!"

Olly menepuk dadanya, dia terlihat lebih cerah setelah keluar dari keterpurukan sebab kematian ayahnya.

"Hari yang kamu katakan tidak akan lama lagi. Kamu mungkin akan ikut berperang tanpa harus menunggu lama." Yves mengangguk.

Tiba-tiba Olly menepuk bahu Yves, "Hei, sobat. Aku akan pergi ke Akademi Militer di San Francisco, dan tempat itu jauh dari sini."

"Karena ibuku akan menjadi pengasuhmu, kamu harus merawat ibuku dan saudara perempuanku dengan baik. Kalau tidak..." Olly menyipitkan matanya, "Aku akan menghajarmu."

*Cough!*

Yves batuk dua kali sambil berusaha menyembunyikan ekspresi malunya, dia kemudian berkata tanpa ragu-ragu, "Haha, serahkan padaku."

"Tapi perlu aku ingatkan, aku takut Bibi dan adik perempuanmu akan jatuh cinta padaku. Haha, sebagai kunang-kunang di malam yang gelap, aku pasti akan menarik perhatian wanita cantik." Yves bercanda.

Olly memandang temannya dengan tatapan menghina, "Jangan terlalu bermimpi, keahlian menembak dan seni bela diri ibuku sangatlah kuat. Hati-hati, dia mungkin akan menghantam kepalamu jika kamu ingin berbuat tidak-tidak." Olly mencoba memperingatkan temannya.

Pernyataan Olly memang benar, sering kali Yves merasa ditekan saat bertarung dengan Bibi Barra! Wanita itu memang sangat kuat!

Yves tentunya tidaka kan mengungkapkan rahasia itu, dia hanya bisa tertawa terbahak-bahak dalam hati.

Setelah mengucapkan selamat tinggal kepada temannya di siang hari, Yves pergi ke blok-49, dimana keluarga Lex botak telah menunggu.

Setelah dua hari istirahat, wanita yang sakit-sakitan itu mulai menjadi lebih baik. Tapi kekurangan gizi jangka panjang yang dia alami masih membuatnya terlihat sedikit kurus.

Meskipun begitu, jika dilihat dengan seksama, wanita itu pasti seorang wanita yang cantik jika dalam kondisi sehat!

Melihat Yves datang, dua adik kecil melompat dan buru-buru menyambut, "Kakak, terima kasih atas bantuan anda!" Lex Luthor dan Lena Luthor sama-sama memeluk pinggang Yves.

Beberapa saat kemudian, terdengar suara wanita yang lemah, "Terima kasih karena telah menyelamatkan saya dan anak-anak saya. Aku akan segera mengembalikan uang anda, tolong jangan berbuat buruk kepada dua anakku."

Keibuan yang hebat itu membuat Lex dan Lena melepaskan pelukannya di kaki Yves, mereka langsung meringkuk di pelukan ibu mereka. Dengan ibu mereka yang masih hidup, kedua anak kecil itu merasa bahwa masih ada kehangatan di dunia yang kejam ini.

"Dua ratus dollar sebulan, itu adalah gajimu."

"Mulai sekarang kamu akan bekerja sebagai pembantu. Aku akan memotong seratus dollar untuk membayar hutang-hutang suamimu."

"Jika uang belanjaan tidak cukup, kamu bisa memberitahuku secara langsung." Yves tidak akan berpura-pura menjadi orang baik. Jika dia menarik sedikit uang, maka hal itu akan membuat ibu Lex Luthor merasa sedikit nyaman.

Toh, meskipun dua ratus dollar di potong menjadi setengah untuk membayar hutang. Seratus dollar masihlah uang yang besar di era ini!

Keluarga kecil yang tidak pernah melihat uang sepuluh dollar, mendapatkan gaji sebesar itu langsung membuat mereka terkejut. "I-ini, gajinya terlalu banyak!" Wanita paruh baya itu ragu-ragu sejenak.

Dia bukanlah wanita picik dan mata duitan, selain itu dia juga tidak bodoh. Jika dia bodoh, bagaimana mungkin dia bisa memiliki dua anak dengan IQ Super?

"Tidak banyak, pembantu saya yang lain juga menerima gaji yang sama."

"Karena anda telah bekerja di rumah saya, maka anda akan menjadi keluarga saya mulai dari sekarang. Oleh karena itu, kamu harus bekerja lebih keras dan giat."

"Ngomong-ngomong, Bibi, siapa nama anda? Kita sudah mengobrol cukup lama, tapi aku masih belum tahu nama anda." Yves bertanya-tanya.

"Nama saya Leticia, pak." Wanita paruh baya itu berkata dengan lemah, tapi nadanya penuh dengan ketegasan.

"Baiklah, senang mengenalmu, bibi Leticia. Sekarang kemasi barang-barang anda, aku akan membawamu ke tempat saya."

"Setelah itu istirahatkan tubuhmu dulu dan coba sesuaikan dengan lingkungan baru." Yves melihat ke arlojinya lalu memutuskan.

Semua urusan telah selesai, sekarang saatnya bagi dirinya untuk pergi ke MIT bersama Leticia, Lex, dan Lena.

Umumnya MIT tidak akan pernah meneriama orang luar untuk masuk. Tapi karena sistem kapitalis sangat berakar di dunia ini, Yves cukup memanggil direktur institut serta membuat permintaan.

Dengan kekayaan dan ketenarannya, dia bisa memasukkan orang manapun yang dia inginkan. Bahkan dia telah merubah asrama pribadinya menjadi rumah besar!