webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · Cómic
Sin suficientes valoraciones
226 Chs

Bab 213

"Aku hanya mengingatkan bahwa masalah ini akan terjadi cepat atau lambat, ketika hal itu terjadi, tanpa persiapan jangka panjang, maka masalahnya akan sangat susah untuk dipecahkan."

"Selain itu bisnis Energi ini pasti akan sangat menguntungkan, dan aku sudah memiliki perkiraan bagaimana harus membuatnya." Yves tersenyum sambil terlihat sedikit sok.

"Perkiraan macam apa? Apakah kamu sudah memiliki ide tertentu?"

"Katakan padaku, Yves, aku mulai mencium bau-bau uang dari kejauhan!" Kata Howard dengan mata membara. Menghasilkan uang adalah salah satu hobi yang sangat ia senangi, tanpa uang, dia tidak akan dapat menggoda wanita-wanita cantik!

Carter juga ikut menatap Yves dengan rasa ingin tahu. Penasaran akan perkiraan macam apa yang telah ada di dalam benak peneliti muda itu. Apakah dia berencana untuk menemukan teknologi baru?

"Jawabanya adalah... aku tidak akan memberi tahu kalian, hahaha! Pokoknya ini hanya perkiraan saja, jangan terlalu bersemangat." Yves hanya dapat tertawa.

"Dasar bocah!" Howard berkata tanpa daya, kemudian dia pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.

Carter juga menatap Yves dengan tatapan sedikit tidak puas, kemudian pergi. Pria itu mamang cukup menyebalkan, selalu suka menggoda!

Melihat kepergian mereka berdua, Yves mengangkat bahu. Perkiraannya tak lain yaitu menggunakan Listrik sebagai bahan ganti bensin. Listrik adalah sumber energi yang dapat digunakan kembali, sebuah energi bersih yang relatif baik. Satu-satunya kekurangannya adalah sulitnya menggerakkan mesin bertenaga tinggi.

Energi nuklir juga salah satu pilihan yang baik. Efisiensinya sangat tinggi, hanya aja masih tidak ada penelitian tentang fisi nuklir. Yah, akan selalu ada kesempatan di masa depan. Yves sejujurnya ingin tahu bagaimana jadinya jika dia menggabungkan Sains dan Sihir.

Howard yang telah kembali ke ruang kerjanya langsung melanjutkan perakitan mesin. Sambil merakit mesin tersebut, ada ide tentang sumber energi baru yang muncul di kepalanya. Jika dia dapat menciptakan energi baru itu, seperti yang dikatakan Yves, maka dia akan menghasilkan banyak uang!

Selain uang, reputasinya sebagai saintis juga akan melejit! Sepertinya sudah waktunya untuk memulai rencana Arc Reactor bersama Anthony. Dia tidak akan membiarkan Yves memimpin!

Dalam sekejap mata, seminggu telah berlalu. Carter telah kembali ke Eropa dan bersiap untuk merekrut beberapa tentara yang mau berpartisipasi dalam proyek Super Soldier.

Di sisi lain, desain lengan robot yang ditugaskan oleh Howard kepada Yves telah selesai. Setelah menyalin cetak biru itu, dia menyerahkannya kepada Howard.

Setelah urusannya selesai, dia kembali ke MIT untuk melanjutkan pembuatan komputernya.

Karena plot dunia sudah dimulai, Yves juga harus segera bersiap.

Tidak satu pun dari pihak Red Skull yang mencoba menghubungi Yves akhir-akhir ini, nampaknya pak tua itu sedang sibuk dengan sesuatu yang besar.

Faksi Hydra yang sebelumnya dipimpin oleh Baron Strucker juga telah mendaftarkan diri sebagai tentara Nazi, dan nampaknya juga telah merencanakan sesuatu. Tidak jelas apa rencana itu karena Ophelia baru saja menyelesaikan persiapannya.

Meskipun keterlibatannya dengan Hydra menjadi semakin dalam, tapi Yves sendiri tidak akan terlalu khawatir.

Di sisi lain perut Bibi Sarah semakin membesar, dan sudah hampir waktunya untuk melahirkan. Yves sendiri tidak akan keluar rumah terlalu sering, lagi pula dia harus menemani Sarah dan istri-istrinya yang lain. Hanya bajingan yang akan pergi setelah bersenang-senang!

Selama seminggu ini, Yves telah menghabiskan sebagian waktu-nya di dalam laboratorium. Komputer yang dia buat membuat kepalanya hampir meledak. Pembuatan komputer ini terlalu lambat dibandingkan dengan penemuan-penemuan yang dia ciptakan sebelumnya.

Ketika Yves masih asik mengutak-atik, tiba-tiba terdengar suara pintu yang diketuk.

Yves menekan sebuah tombol dan pintu itu langsung terbuka secara otomatis. Tamu itu tak lain adalah Sharon, ibu Charles.

Sharon datang sambil membawa kotak makan siang di tangannya, nampaknya dia datang berkunjung setelah mengantarkan kotak makan siang untuk suaminya.

"Selamat siang, Bibi Sharon, lama tidak bertemu." Yves tersenyum sambil terus fokus pada pembuatan software kalkulator. Sekarang adalah saatnya untuk berkonsentrasi.

Dengan software kalkulator ini, maka banyak percobaan masa depan yang dapat diselesaikan! Senapan magnet generasi baru, jet-pack, ponsel serta banyak lainnya akan dapat lebih mudah dibuat!

"Halo, Yves. Apa yang sedang kamu lakukan sekarang? Juga, kemana saja kamu selama ini?" Sharon meletakkan kotak makan siang yang dia siapkan di atas meja, kemudian dia mendekat dan menaruh tangannya di bahu pria kecil itu.

"Uh, militer ingin saya bergabung dalam proyek tertentu, jadi saya bekerja untuk mereka beberapa waktu ini. Tapi sekarang aku bebas dan dapat kembali pulang."

"Kenapa, apakah Anda kangen?" Mengignat Sharon adalah ibu Charles, Yves merasa ingin terkekeh.

"Bukan apa-apa." Sharon menggelengkan kepalanya.

"Aku baru saja kembali dari mengantar donat Brian, kebetulan aku melihat lampu laboratoriummu menyala, jadi aku memutuskan untuk melihat-lihat." Kata Sharon sambil tersenyum, seolah-olah menutupi niatnya datang ke lab milik Yves.

"Ngomong-ngomong, apakah Bibi masih bersama dengan Professor Brian?" Yves bertanya.

"Oh? Ada apa? Apakah kamu merasa cemburu?" Sharon terkekeh sambil duduk di atas meja kerja Yves, tak lupa dia menunjukkan tubuhnya yang molek kepada pria kecil itu.

"Sedikit..." Jawab Yves sambil menunduk malu, dia tidak berani menatap mata indah dan senyum Bibi Sharon.

"Hehe, tidak lagi, pria kecil. Kita semua memiliki kamar masing-masing, dan Brian juga sering berpesta akhir-akhir ini, semuanya berkat bantuanmu, dia menjadi terkenal sekarang." Goda Sharon. Entah mengapa, sejak kejadian dengan Yves, dia tidak lagi ingin berbagi kamar dengan Brian...

-----

read chapter 334 on;

patréon.com/mizuki77