Menunggu selama setengah hari sudah layaknya menunggu hingga berhari-hari bahkan seperti berminggu-minggu. Apalagi jika kita sangat mengharapkan kehadiran orang yang kita pedulikan. Seseorang yang terluka di depan mata kita dan masih belum jelas bagaimana kondisi terbaiknya.
Setelah sadar dari pengaruh obat bius, Zack dengan santai justru hanya tersenyum miris. Menatap Aimee dengan tatapan bahagia ketika Zack sadar, dia masih bisa melihat wajah yang dia rindukan sedang mengkhawatirkannya.
Aimee dengan kacau memukul pelan pundak Zack.
"Kamu jahat, Zack! Kamu tidak seharusnya terluka seperti ini. Apalagi pada hari pernikahan kita!"
Aimee sadar, bukan pernyataan seperti ini yang ingin dia lontarkan. Namun karena keegoisan dan keinginan memaki lebih dulu berkuasa. Air mata Aimee sontak bercucuran karena dia sedang merasa senang sekaligus sedih dalam waktu bersamaan.
Zack memasang wajah bersalah.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com