Berpura-pura bodoh dan tidak mengerti. Zack yang melihat, langsung menambahkan.
"Pernyataanmu sama saya, Tuan Alfin. Dan aku tidak sebodoh itu."
Alfin bersandar lemas di sandaran kursi.
"Oh, ya ampun! Kenapa kau sulit sekali diajak bicara dan bekerja sama? Apa kau tidak punya rasa kemanusiaan?" tanya Alfin.
Tidak bermaksud menyindir atau menghina.
Informasi yang Alfin dapatkan tentang Zack. Mendeskripsikan dengan baik bagaimana Zack sangat peduli pada kesejahteraan karyawan.
Pernah berada di posisi sebagai karyawan dan tahu bagaimana sulitnya bekerja di bawah tekanan. Oleh sebab itu, Zack terpancing untuk mendirikan perusahaan sendiri dengan kemampuannya yang masih awam pada masa itu.
Sekarang, setelah dia sudah menguasai banyak hal.
Zack sudah tidak mudah lagi ditipu?
Terdiam sejenak dan terus memikirkan bagaimana Aimee jika dipecat.
Apakah salah Zack jika Aimee tidak berkompeten?
Masuk dalam catatan rekor karyawan bermasalah dengan atasan yang juga bermasalah.
Apa semua kesalahan ada pada Zack?
Pusing berdebat dan tidak ingin membuang waktunya lebih banyak ketika 30 menit sudah berlalu dengan cepat hanya untuk berbicara tentang Aimee.
Entah keanehan apa yang terjadi pada Zack hari ini.
Sudah menutup lembaran lama bersama Aimee.
Mantan istrinya mendadak muncul lagi. Dan semua orang nampaknya belum mengetahui itu.
Terutama Alfin.
"Baik. Aku menyerah. Kita jalani ini sampai bagaimana titik buntu kita temukan," ucap Zack akhirnya memilih untuk menyerah dan mengalah.
Alfin terlihat sumringah.
"Tapi.."
Mengendorkan senyum itu, ketika ada kata 'tapi' dan kalimat lanjutan. Alfin memberikan tatapan malas.
"Jika saja. Jika saja, Aimee sampai melakukan satu kesalahan besar. Tarik keluar Aimee dari proyek!" tukas Zack sangat dingin lalu berpamitan.
Alfin termenung.
Mengantar kepergiaan Zack tanpa bicara.
Jadi, isu soal ketegasan Zack bukan main-main dan isapan jempol semata?
Melanjutkan kembali pekerjaannya dan mengesampingkan urusan Aimee sementara waktu. Alfin tidak ingin memusingkan apa yang terjadi di masa depan.
***
Para karyawan wanita masih sibuk bercakap-cakap. Sempat terkejut ketika Aimee mendadak berteriak stres dan frustasi.
Aimee hanya bisa mengatakan kalau dia baik-baik saja dan hanya sekedar melepas stres akibat pekerjaan.
Prihatin semua orang langsung ditujukan padanya.
"Aku mengerti bagaimana kau sulit menyesuaikan pekerjaanmu dengan baik karena keadaan. Tapi aku yakin mata dan otakmu akan menjadi cepat segar setelah berkomunikasi dengan Tuan Zack."
Sudah dirundung tekanan. Hiburan menyebalkan Amanda sama sekali tidak membuat perasaan Aimee lebih baik.
Aimee justru semakin terpuruk dan tidak ingin mengingatnya.
"Tapi, jika aku boleh tahu. Bagaimana dengan status keluarga Zack? Pria hebat yang sedang kita bicarakan?" tanya Elsa menatap semua orang untuk mencari jawaban.
"Maksudku, apa dia sudah menikah dan memiliki anak? Jika, ya. Percuma saja kita memujanya karena dia sudah menjadi milik orang lain."
Tasya mencibir Elsa.
"Pria berkualitas begitu mana mungkin belum menikah dan punya anak. Jika berdasarkan informasi Gracia. Zack sekarang ini sudah berusia 30 tahun. Seumuran dengan Aimee dan Molly. Jadi mana mungkin dia belum berkeluarga?"
Molly menimpali.
"Hei! Kenapa membandingkan umurnya dengan umurku? Membuatku ingat kembali pada usiaku yang sudah kepala 3!"
Molly mencari dukungan dengan melirik Aimee.
Aimee tidak memberikan tanggapan. Dan hanya tersenyum samar.
Gracia langsung membalas ucapan Tasya.
"Zack memang sudah pernah berkeluarga jika kalian memang ingin tahu," tukas Grace.
Kekecewaan langsung tersirat di wajah para wanita.
"Apa aku bilang?! Pria sepopuler Zack, tidak mungkin belum memiliki pasangan!"
Kesedihan Tasya langsung dipotong Gracia.
"Tapi, dia sudah bercerai dengan istrinya 5 tahun lalu."
Hampir tersedak dan batuk.
Aimee melirik Gracia.
Bagaimana Grace bisa tahu semua informasi itu?
Curiga mungkin Gracia sudah menjadi pemimpin fans club Zack.
Aimee membuyarkan dugaan konyolnya.
"Zack memang sudah pernah menikah. Tapi telah bercerai setelah 2 tahun pernikahannya. Tidak ada yang tahu apa alasan mereka bercerai dan berpisah. Sampai saat ini dia masih belum menemukan pengganti mantan istrinya."
Membatu dan kesulitan bernapas.
Aimee mendengarkan penuturan Gracia dengan seksama.
Zack belum menikah lagi?
Lalu, bagaimana dengan Rosie?
Mereka tidak jadi menikah dan hubungan mereka berakhir sebelum pernikahan itu terealisasi?
Tasya dan Amanda menunjukkan kesenangannya.
"Wah, ini keberuntungan!" teriak keduanya kompak.
Memberikan tatapan aneh Doren menyindir mereka.
"Kenapa menjadi keberuntungan? Bukankah kalian sudah memiliki seorang kekasih? Lalu, kau. Amanda Naderica. Bukankah kau sudah akan mengesahkan acara pertunanganmu?"
Amanda terkekeh.
Begitu juga dengan Tasya.
"Don't panic! Aku hanya ingin berkata seperti itu untuk memotivasiku. Bukan untuk membuatku berpikiran buruk meninggalkan pacar-pacar kami. Bukan begitu, Manda?"
Mengangguk setuju dan melakukan high-five. Amanda membenarkan.
"Tentu. Kita memang kompak dan aku yakin Molly dan Elsa sependapat."
Elsa mengerutkan kening.
"Kenapa kalian jadi mencari pembelaan dariku. Aku 'kan tidak bicara apa-apa?"
Menyikut Elsa dengan senyum penuh arti. Amanda masih ingin mencari dukungan.
"Tapi sebentar. Imajinasiku menjadi liar ketika kita sedang membicarakan duda tampan tanpa anak dan istri. Bukankah, itu sama saja dia menjadi lajang kembali?" tanya Elsa.
Menunjukkan sikap iri ketika perbedaan tanggapan antara wanita yang sudah bercerai dengan pria yang sudah bercerai.
Aimee tidak ikut memberi komentar.
"Yup. Kau benar sekali. Dan karena penampilannya itu pasti banyak wanita yang ingin menjadi istri keduanya."
Ada semacam perasaan tertentu yang asing masuk dalam hati Aimee.
Bukan karena dia masih mencintai Zack.
Tapi karena keberuntungan terus berpihak pada Zack. Meskipun Aimee tidak pernah mengharapkan pernikahan kedua dalam hidupnya setelah bercerai dari Zack.
"Aku sepertinya harus kembali ke ruanganku," ucap Aimee tanpa bersemangat dan tidak ingin mendengar apa-apa lagi soal mantan suaminya.
Amanda, Elsa, Doren mengangguk.
Diikuti tatapan setuju dari yang lain.
***