Meskipun begitu, Ametsa tetaplah tidak akan pernah bisa membuka hati untuk laki-laki sepertinya. Entahlah, ia pun tidak tahu dengan itu, dirinya benar-benar sudah menganggap Daniel seperti saudaranya sendiri.
"Apa kau masih memikirkannya?" tanya Jilly ketika baru saja keluar dari ruangannya dan tidak sengaja melihat Ametsa yang sedang melamun. "Tenang saja, dia baru saja ku hubungi, dia sedang menenangkan diri di suatu tempat."
"Apa tempatnya jauh dari sini?" Ametsa menolehkan kepala memandang seseorang yang berada di sampingnya saat ini. "Daniel tidak menanyakanku sama sekali?"
Jilly menundukan kepalanya sejenak lalu menghela nafas sebelum akhirnya kembali memandang seseorang yang berada di hadapannya saat ini.
"Nanti jika saatnya tiba, dia pasti akan mengajakmu ke sana. Daniel masih terkejut karena kau mendengar semuanya, dia takut kau akan kecewa kepadanya."
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com