webnovel

MARRIED TO A STRANGER

“Aku rasa, kita tidak bisa melakukan ‘itu’ dulu, karena kau masih dalam tahap pemulihan…” Hailee menjawab ragu- ragu, berusaha mencari alasan yang masuk akal untuk situasinya sekarang. “Bulsh*t,” Ramon merutuk dan turun dari tempat tidur mereka yang luar biasa mewah. Dengan langkah tidak sabar, pria itu menghampiri Hailee, seperti pemburu yang akan menangkap buruannya. “Aku akan buktikan kalau aku baik- baik saja. Lebih dari baik.” Dia menegaskan kata terakhirnya sambil tersenyum penuh arti. “…” Ugh! *** Hailee mendapati dirinya telah dijual oleh kakak tirinya, Aileen, setelah kematian kedua orang tua mereka dalam sebuah perampokan. Namun, pada malam di mana seharusnya Hailee melayani lelaki bajingan yang telah memenangkannya dalam lelang, Hailee berhasil kabur dengan membunuhnya. Kini, Hailee berada dalam pengejaran dan harus melarikan diri dari kota tersebut untuk menghindari pengejaran kaki tangan pria yang telah dia bunuh. Di dalam pengejaran itu, Hailee tidak sengaja bertemu dengan Ramon yang tengah sekarat akibat kecelakaan yang dialaminya. Untuk menghindari orang- orang yang mengejarnya, Hailee berpura- pura menjadi Giana, wanita yang selama ini Ramon sembunyikan dari mata publik. Masalah bertambah rumit ketika Ramon tersadar dan dia tidak mengingat apapun. Hailee tentu saja dapat memanfaatkan ini dan terus berpura- pura menjadi Giana, tapi sampai kapan? Dan bagaimana dengan Giana yang asli? ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on Instagram @Jikan_yo_tomare Disclaimer : cover picture from pinterest.com Check out my other stories: **PURPLE DUSK TILL DAWN: dearest through the time –Indonesia- **The Story of Dusk -Indonesia- **Cinta sang Monster **ABSQUATULATE

jikanyotomare · Fantasía
Sin suficientes valoraciones
197 Chs

KURANG AJAR

Ramon hanya melirik pada Hailee ketika dia mengatakan hal tersebut dan memilih kembali untuk mengurus hal- hal yang menurutnya jauh lebih penting.

Tepat pada saat itu, seseorang mengetuk pintu dan Ramon mempersilahkannya masuk. Ternyata itu adalah seorang wanita yang tadi sempat Hailee lihat, dia membawakan dua gelas kopi untuk Hailee dan Ramon.

Tapi, ketika melihat cangkir kopinya, Hailee justru mengerutkan dahi. "Tapi, aku tidak minum kopi."

"Kalau begitu jangan minum," jawab Ramon tanpa perasaan.

Hal ini membuat Hailee kesal. Dia menatap wanita yang tadi datang dengan ekspresi yang terlihat dipaksakan untuk tersenyum.

"Bisa aku minta teh?" tanya Hailee sambil mengembalikan gelas kopi yang dia berikan tadi.

"Baiklah, ditunggu sebentar." jawab wanita itu sambil tersenyum manis dan membawa kembali cangkir kopi yang Hailee berikan padanya.

Tapi, Hailee tidak tahu kalau; begitu keluar wanita tadi langsung diserbu oleh sesama karyawan lainnya yang penasaran dengan wajahnya.

"Gadis itu tampak seperti masih berumur sekitar dua puluh tahunan, terlihat sangat muda dan cantik. Aku rasa dia adalah putri dari salah satu keluarga terpandang di kota A ini," ucapnya pada ketiga karyawan wanita lain yang mengerubunginya.

"Tapi, apa hubungannya dengan Mr. Tordoff?" tanya salah satu wanita, yang tidak bisa membendung rasa penasarannya. "Apakah dia calon isterinya?"

Seketika itu juga mereka berempat memekik dan menutup mulut agar tidak terlalu berisik.

"Entahlah, aku tidak yakin," sambil berbicara, dia mulai membuatkan teh yang tadi dipesan oleh Hailee. "Awalnya kupikir begitu… tapi…" dia menggantung kalimatnya dan hal ini membuat yang lainnya penasaran.

"Tapi?" tanya mereka.

"Tapi, sepertinya Mr. Tordoff tidak memperlakukannya secara istimewa," jawabnya dengan jujur.

Ramon Tordoff sangat jarang terlihat berdua saja di ruang kerjanya dengan wanita, kalaupun ada wanita di kantornya, maka itu bisa dipastikan mereka tengah membicarakan mengenai bisnis dan tidak yang lainnya.

Tapi, kini Ramon Tordoff mengajak seorang wanita muda dan bahkan menggandeng tangannya ketika mereka memasuki gedung. Hal ini saja sudah mengundang banyak tanya dari para staff yang penasaran dengan hubungan mereka.

"Bagaimana Mr. Tordoff tidak memperlakukannya dengan istimewa?" salah seorang wanita berargumentasi, dia menepuk punggung rekannya pelan. "Tidakkah kau lihat kalau Mr. Tordoff menggandeng wanita itu untuk masuk ke dalam ruang kerjanya? Apa maksudmu, dia tidak memperlakukan wanita itu dengan istimewa?"

"Benar, aku juga melihatnya tadi," yang lain pun ikut mengiyakan argument tersebut.

Tapi, wanita yang tadi masuk ke dalam ruang kerja Ramon, tidak tampak yakin kalau Ramon memperlakukan gadis misterius itu sebagai kekasihnya.

"Baiklah, aku akan mengantarkan ini dulu," ucapnya sambil meletakkan cangkir teh, yang telah dia buat, ke atas nampan dan berjalan menuju ruang kerja Ramon untuk kedua kalinya.

Namun, sebelum wanita itu dapat membuka pintu, pintu tersebut sudah dibuka dari dalam dan Ramon telah menggandeng Hailee untuk keluar dari ruangan.

Hailee melihat wanita tadi membawa teh yang dia minta dan berkata dengan suara rendah. "Tehku…"

Namun, Ramon tidak mendengarkannya dan terus saja membawa Hailee pergi dari sana, bahkan tanpa memperlambat langkah kakinya.

"Tidak bisakah kau setidaknya membiarkan aku meminum minumanku lebih dulu?" protes Hailee, dia berusaha melepaskan genggaman tangan Ramon, tapi pria itu justru malah menariknya semakin dekat dan berbisik mesra ke telinga Hailee.

Hal ini tentu saja menimbulkan spekulasi yang tidak- tidak diantara para karyawan, yang diam- diam memperhatikan mereka.

"Aku tidak sabar untuk memperkenalkanmu pada mereka," ucap Ramon. Deru nafasnya yang hangat menyapu tengkuk Hailee dan ini membuatnya bergidik seraya jantungnya berdegup cepat.

Hailee benar- benar tidak bisa lengah di hadapan pria ini!

Bukannya tanpa alasan Ramon melakukan ini. Setelah dirinya mendengar percakapan antara Hailee dan Ian, dia mengerti garis besar permasalahan yang dihadapi Hailee dan juga mengenai jaksa wilayah kota T, Roland Dimatrio.

Untuk kalangan tertentu, bukan rahasia umum kalau Roland Dimatrio memang memiliki affair dengan banyak wanita, walaupun hal ini tidak diketahui public secara luas, tapi orang- orang seperti Ramon Tordoff pastilah telah mengetahuinya.

Informasi ini membantu Ramon untuk mengetahui lebih jauh alasan mengapa Hailee memilih untuk melarikan diri dari kota kelahirannya dan mengklaim warisan orang tuanya ketika dia sebenarnya masih memiliki keluarga.

Sepertinya, bukan hanya Aileen yang terlibat dalam hal ini, tapi juga ada orang lain di dalam keluarga Hailee yang memiliki niat busuk terhadap gadis ini.

Ramon melirik Hailee yang masih bersungut- sungut di sampingnya. Dia juga mengetahui dari percakapan telepon tersebut kalau Hailee berniat untuk melarikan diri sebelum pernikahan terjadi atau mengatakan yang sejujurnya pada Ramon, tapi tampaknya gadis ini terlalu takut untuk menghadapi konsekuensi kebohongannya itu.

Walaupun secara teknis, Ramon kini telah mengetahuinya. Namun, dia menunggu. Apa yang akan Hailee lakukan nanti.

Apakah dia akan berkata jujur? Atau dia akan melarikan diri darinya begitu saja? Tapi, tentu Hailee Ramon tidak akan membiarkan Hailee mengambil opsi yang kedua. Dia telah memiliki rencana dengan perusahan keluarga Hailee yang akan dia ambil alih setelah pernikahan mereka.

"Sebentar, sebentar…" Hailee tiba- tiba menahan tangan Ramon yang hendak mendorong pintu ruang meeting, dia menatap pintu tersebut dengan cemas.

"Apa lagi?" tanya Ramon dengan tidak sabar. "Kau hanya akan memperkenalkan dirimu di depan beberapa orang."

"Biarkan aku mengambil nafas dulu…" jawab Hailee, dia meletakkan kedua telapak tangannya di dada Ramon untuk menahan pria itu bergerak memasuki ruangan. "Beri aku satu menit untuk mempersiapkan diri."

Ramon menganggap permintaan Hailee sangat tidak masuk akal, tapi pada akhirnya dia setuju dan membiarkan gadis itu menarik nafas dalam, membuangnya, lalu menarik nafas lagi hingga beberapa kali.

Kalau membuat satu sama lain merasa kesal, maka itu adalah suatu hubungan yang tidak sehat, maka Ramon dan Hailee sebenarnya berada di dalam hubungan yang tidak sehat itu.

Mereka berdua seperti berlomba- lomba untuk menguras kesabaran satu sama lain.

Namun, anehnya bagi Ramon, dia tidak merasa keberatan. Justru di tengah kehidupannya yang stagnan dan terlihat membosankan karena diisi dengan rutinitas yang sama setiap harinya, kehadiran Hailee merupakan oase tersendiri bagi Ramon.

"Sudah tenang?" tanya Ramon sambil melirik arloji yang tergantung manis di pergelangan tangan kirinya.

"Boleh aku minta waktu satu menit lagi?" tawar Hailee. Kali ini dia tidak sempat menggunakan maskernya karena Ramon telah menariknya pergi dengan terburu- buru.

"Kau bisa mendapatkan waktu selama yang kau mau setelah ini selesai," jawab Ramon yang kemudian langsung membuka pintu dan mendorong Hailee masuk.

Dan begitu Hailee berada di dalam, dia segera menyadari kalau Ramon telah berbohong.

Pria kurang ajar!