"Kita bertemu lagi, Karan." Dia menyapa, dengan cara yang tidak sewajarnya. Membuat pria itu menoleh sejenak.
Padahal Jakarta itu luas, tetapi mereka selalu saja dipertemukan dalam situasi yang tidak mengenakkan.
"Menunggu seseorang? Atau kamu yang sedang bermasalah?" tanyanya pada Karan, tersenyum miring. Datang dan menepuk pundaknya. "Kalau aku menghantarkan kekasihku," katanya lagi. Menunjuk ke arah depan, padahal Lova tidak ada di sana. Dia dan Rosa berbicara di ruangan khusus, menunggu proses selanjutnya dari kepolisian.
"Lova," katanya lagi kala Pritam menatapnya dalam diam. Pandangan matanya jelas-jelas tidak suka dengan kehadirannya, tentu saja Pritam menyebalkan untuk Karan bahkan sejak mereka duduk di bangku sekolah menengah atas. Pertama bertemu, Pritam dan Karan sudah tidak saling menyukai satu sama lain.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com