“Selamat siang ...”
Kedua pria dengan perbedaan usia satu tahun itu menoleh ke arah pintu ruang kerja, mendapati perempuan muda yang tampak malu-malu di ambang pintu.
Suara batuk yang dibuat-buat kian menghadirkan kegugupan dari perempuan yang membawa bekal makan siang.
“Sekarang kamu udah ada yang perhatikan, Liam. Oh, iya. Aku lupa kalau hari ini jadi hari pertama pernikahanmu. Lancar kan, malam pertamanya?” jahil Xavier.
Pria itu menggoda Adiknya dengan senyum kecil dan mendapati pria yang duduk di hadapannya, tepat di depan meja kerjanya mendengkus geli. “Nggak ada malam pertama.”
Dengan memiliki kemiripan yang sedikit sama, tapi dengan ekspresi wajah yang berbeda, pria itu tertawa kecil. “Silakan masuk, Indira,” ucap Xavier saat perempuan muda itu mendatangi ruangannya.
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com