webnovel

MANTANKU, AYAH ANGKATKU

Setelah hilang layaknya ditelan bumi saat Kirana membutuhkan pertanggungjawabannya, 2 tahun kemudian pria brengsek itu tiba-tiba muncul sebagai ayahnya! *** Sejak pertama kalinya diperkenalkan sebagai calon ayah angkatnya, Kirana sudah sangat ingin membongkar niat busuk Angga yang terlihat jelas hanya mengincar harta mommy-nya. Selain itu, semua ingatan pahit tentang Angga di masa lalu kian membuatnya tersiksa baik fisik maupun mental membuat tekad kirana untuk mendepak Angga secepatnya semakin kuat. Sayangnya, semakin Kirana berusaha untuk mengabaikan kenangan masa lalu yang terus menghantuinya, Kirana malah dibuat semakin tak bisa lepas dari jerat pesona Angga yang ingin menariknya ke dalam hubungan terlarang serta pengkhianatan pada Amira, mommy-nya. *** Kirana menatap nyalang Angga yang sekarang tiba-tiba ada di kamarnya. "Enyahlah dari hadapanku, brengsek! Bila perlu dari hidupku dan Mommy! Aku tahu kau datang untuk mengincar harta Mommy, kan?!" "Bagaimana jika aku datang karena aku masih menginginkanmu, Kirana?" Angga diam sejenak. "Lebih tepatnya tubuhmu," lanjut Angga. "Sadarlah! Sekarang aku ini adalah putrimu!" bentak Kirana. "Dan sebagai seorang ayah, aku memerintahkanmu untuk melayaniku malam ini," sahut Angga dengan senyum devil khasnya. *** Terimakasih telah mau mampir, ikuti terus dan jangan lupa support kisah Kirana-Angga ya! Ingin mengenalku lebih jauh? Follow ig-ku @na.jeon_dila

NADILA_23 · Urbano
Sin suficientes valoraciones
111 Chs

SENJATA MAKAN TUAN

Nisa menghembuskan nafasnya pelan saat mendengar sekilas lirik yang dinyanyikan Daffa. Dengan lambat tapi pasti Nisa mulai berjalan pelan menuju ke arah Daffa.

Biasanya orang yang patah hati kamarnya pasti berantakan melebihi kapal pecah. Namun tidak untuk kamar Daffa entah kenapa kamar itu terlihat rapi sekali. Dinding berwarna Abu-abu itu begitu menyita perhatiannya. Namun sebuah bingkai foto kecil yang ada di nakas samping tempat tidur Daffa. Itu ... itu foto saat pensi dimana Daffa menembaknya.

"La, udah Kakak bilang kan jangan kesini dulu. Kakak perlu istirahat."

Nisa menahan napasnya saat suara Daffa terdengar di telinganya. "Daf..."

Daffa yang sedang memainkan senar gitarnya seketika menghentikan aktivitasnya. Perasaan Daffa mulai aneh entah karena apa saat mendengar suara yang begitu familiar.

"Sejak kapam kamu manggil aku gak pakai embel-embel 'Kak', La?"

"Ini gue Daf, Nisa."