Hari ujian sidang pun dimulai, Amanda dan Andrian di kelompok berbeda. Tak usah diceritakan keduanya berhasil lulus, Andrian sangat senang dan bahagia karena dulu sempat terpuruk dan kini ia berhasil. Tinggal menunggu nilai ujian.
"Eh bagaimana untuk melepas penat dan sedikit pesta tentang kelulusan, kita ke puncak ?" usul Andrian ketika mereka sedang ada di kantin kepada Amanda dan Mira. mereka berdua terdiam sejenak dan kemudian mengangguk.
"Oh iya, Mir katanya Bobby bakalan pulang ya ?" tanya Amanda kepada Mira, dan dia mengangguk.
"Sialan kok dia engga beritahu gue sih !" ujar Andrian kesal. Mira dan Amanda tersenyum.
"Mungkin nanti Andrian !" jawab Mira.
"Kapan dia balik ?" tanya Andrian tidak sabar.
"Kalau engga salah minggu ini ! nanti deh dia akan video call lagi sama gue !" jawab Mira.
"Tunggu aja dia pulang dulu deh biar bareng gitu !" Amanda menyela. Andrian setuju begitu pun Mira.
Beberapa waktu kemudian Bobby pulang dari Ausie untuk liburan. Andrian, Amanda dan tentu saja sang pacar Mira juga ikut. tak lama orang yang dinanti pun tiba. mereka terkejut Bobby tampak berbeda sekarang terutama rambutnya yang potong pendek dan kelimis alias bersih dati kumis dan jenggot. Dia pun semakin tampan dan gagah.
"Woi bro, apa kabar ?" sambut keduanya kemudian berpelukan.
"Baik !" jawab Bobby.
"Gue juga, keren loh lu bro sekarang makin ganteng !"
"Apaan sih !" ujar Bobby tertawa kecil sambil memukul pelan pundak Andrian. Kemudian melirik ke arah Amanda dia tertegun.
"Kamu makin cantik aja Amanda !" puji Bobby kemudian bersalaman.
"Ah biasa aja kok !" jawab Amanda tersenyum. Bobby terdiam.
"Bro lo kok engga bilang udah tunangan ?" tanya Bobby rupanya ia merasakan sesuatu di tangan Amanda.
"memang belum kok, dia yang sudah !" jawab Andrian santai, "Emang Mira engga cerita bro ?" tanya Andrian. Bobby tertegun.
"Sudah sih ! cuman engga percaya aja ! tapi ... ya sudahlah ! kalian memang pasangan aneh !" Bobby tersenyum dan kemudian mendekati pacarnya Mira.
"Sorry ya sayang !" ujarnya, Mira hanya mengangguk dan membalas pelukan kekasihnya.
Andrian merangkul Amanda mereka bahagia dengan pasangan sahabat mereka, Amanda pun membalas pelukan Andrian. mereka pun pergi tapi singgah dulu di restoran dan mengobrol sebelum keduanya berpisah. Bobby dengan mobil Mira sedang Andrian dengan Amanda.
--------------
Beberapa waktu kemudian, rencana jalan-jalam berpasangan tidak berjalan mulus. Bobby dan Mira ternyata mempunyai urusan pribadi masing-masing. Akhirnya hanya Andrian dan Amanda saja yang jalan-jalan yaitu ke puncak. Sebenarnya, Amanda tidak boleh keluar oleh mamanya karena akan dipingit sebelum menikah.
Amanda antara tidak percaya dan terkejut. karena memang Yudha pernah memberitahu hal ini, tapi tidak secepat yang dibayangkan, dia mengira semua terjadi setelah acara wisuda yang tinggal menghitung bulan. menurut mamanya justru bila diwisuda nanti akan sangat indah bila didampimgi suami, bukan calon lagi.
Amanda berbohong kepada orang tuanya dan pergi hari itu untuk suatu urusan dengan Mira hal itu akhirnya diijinkan, sebelumnya Amanda sudah merencanakan dan memberitahukan hal ini kepada Mira, dia tidak keberatan setelah diberi tahu rencana pertunangan yang di percepat mungkin ini terakhir kalinya Amanda dengan Andrian bersama sebelum menikah.
Andrian dan Amanda sedang berada di mobil menuju puncak, tidak ada pembicaraan di antara mereka setelah mendengar rencana percepatan pernikahan Amanda. Tapi semua kebekuan itu sirna setelah keduanya tiba di Taman Safari. Keakraban kembali terjalin ketika mereka bertemu dengan para binatang, dan kemudian mereka sudah berada di dalam area pertunjukan serta bermain. Bagi keduanya ini moment sangat langka sejak insiden penolakan oleh mamahnya Amanda terhadap Andrian. Keduanya tidak lagi bisa berjalan berdua.
Tak lama hujan pun mengguyur objek wisata itu, membuat tubuh mereka basah kuyup ketika akan pulang, untung tempat parkir tidak jauh. Mereka pun pergi dari sana.
"Haaatchih ... !" terdengar suara bersin dari Amanda, Andrian kaget kemudian menghetikan mobil sebentar untuk memberikan jaketnya kepada Amanda.
"Pakailah supaya tidak terlalu dingin !" perintahnya, Amanda tidak menolak dan memakai jaket dan itu untuk sedikit menghangatkan tubuhnya.
Hujan masih mengguyur daerah puncak dengan cukup lebat, akhirnya Andrian membelokan mobilnya ke sebuah hotel. Amanda tertegun tapi tak menolak, ia mengikuti apa yang dilakukan Andrian. setelah mereka berdua tiba di sebuah kamar.
"Kamu tunggu disini ya, aku mau membeli pakaian yang baru untuk berganti nanti ! aku juga sudah memesan teh hangat nanti pelayannya kesini !" Ujar Andrian menyentuh tangan Amanda yang sedikit dingin. Amanda mengangguk.
"Hati-hati ..." Jawabnya pelan, Andrian mengangguk dan mencium kening Amanda lalu pergi untuk membeli kebutuhan mereka karena pakaian keduanya basah semua.
Tak lama seorang pelayan membawa pesanan yaitu sebuah termos berisi air panas, 2 buah gelas dan beberapa teh celup serta gula kemasan. Amanda kemudian membuat teh dan sedikit meminumnya karena masih panas tapi itu cukup membuat tubuhnya hangat. Tubuh basah di tambah udara puncak yang dinginlah membuatnya cepat kedinginan.
Andrian pun akhirnya datang, dia membawa perlengkapan dan pakaian baru dibelinya barusan.
"Maaf aku tidak tahu no pakaian dalammu ! jadi ini menebak saja !" ujar Andrian tersipu malu. Sambil memberikan satu set pakaian dalam wanita. Amanda pun ternyata muka memerah karena malu.
"Tidak apa-apa ini sesuai kok no nya !" jawabnya sambil menunduk.
"Kamu sudah minum tehnya ?" tanya Andrian, Amanda mengangguk.
"Ya sudah kamu mandi dulu, pake air hangat biar tidak kedinginan !" perintah Andrian. Amanda menurut saja. Dan membuka jaket serta kemudian mengambil pakaian dalam baru serta handuk dan masuk ke kamar mandi.
Amanda pun mandi dan itu cukup membuat tubuhnya segar serta tidak kedinginan lagi. Dia baru menyadari kalau ia lupa membawa baju ganti yang ketinggalan di luar. Akhirnya dengan malu ia keluar kamar dengan menggunakan handuk untuk menutupi tubuhnya, Andrian terkejut melihat itu.
"Sayang, kenapa kamu tidak teriak untuk mengambilkan baju ! nanti aku kasih !" Andrian datang sambil membawa sebuah daster. Andrian tadi juga membeli kaos dan celana panjang untuknya dan Amanda, sementara untuk tidur kaos dan training untuknya.
"Maaf !" jawab Amanda dan kemudian mengambil daster, tapi sayang karena licin tubuhnya terpeleset dan hampir jatuh, tapi dengan sigap Andrian menarik pinggang Amanda dan menariknya kepelukan.
"Kamu tidak apa-apa ? sepertinya lantainya licin ! untung saja !" ujarnya sambil menatap Amanda, dia terkejut melihat wajah Amanda yang memerah.
"Kamu ... kenapa ? sakit ?" tanyanya salah satu tangannya memegang kening Amanda.
"And .. anu ... aku ...!" Amanda terlihat gugup, akhirnya Andrian menyadari sesuatu kalau handuk Amanda terjatuh. Dia tertegun dan cepat mengambil handuk kemudian melilitkan di tubuh Amanda.
"Maaf ... aku .. tidak tahu !" Andrian kembali memeluk tubuh Amanda, dan dia tidak menolak justru membalas memeluk Andrian dan merasakan kehangatan dari tubuh kekasihnya, Tubuh Andrian menegang dan kemudian mengecup kening Amanda, keduanya bertatapan tapi tidak berbicara. Perlahan entah siapa yang memulai keduanya berciuman, baik Andrian dan Amanda mulai terlena dan lupa dengan keadaan ...
Bersambung ....