Ruangan yang tadinya terasa sejuk tiba-tiba terasa membeku, seolah suhu telah turun di bawah nol.
Keduanya tidak berbicara, dan keheningan terasa berat di udara.
Keduanya tenggelam dalam pemikirannya masing-masing.
Bella masih menyalahkan dirinya sendiri karena telah menyakiti perasaan Sean.
Sementara itu, Sean merasa seolah telah kehilangan kemampuan untuk berbicara; pikirannya terasa kosong. Seakan sebuah lubang hitam menyedot segala sesuatu yang ingin ia katakan.
Dengan diam, Sean memandang wanita yang ia cintai dengan perasaan campur aduk. Ia merasa marah, namun ia tidak tahu harus menyalahkan siapa.
Berbagai pertanyaan kini berputar dalam pikirannya, menyiksa dari dalam karena tak satu katapun yang mampu keluar dari bibirnya. Semua kalimat itu hanya berdansa dalam pikirannya, membuat kepalanya terasa ingin pecah.
Bagaimana bisa wanita yang seharusnya menjadi istrinya kini kembali kepada mantan suaminya?
Bagaimana bisa kejadian itu terulang lagi?
Apoya a tus autores y traductores favoritos en webnovel.com