webnovel

LOVE SICKNESS

(WARNING! terdapat unsur 18+ yaitu berupa kekerasan, darah, dan sebagainya.) Kim Caerin, wanita cantik berdarah Korea yang bekerja sebagai wanita penghibur di salah satu tempat hiburan malam hanya untuk sesuap nasi. Akan tetapi siapa yang sangka, kalau dalam sekejap kehidupan nya akan berubah. Dan siapakah gerangan yang akan merubah kehidupan Caerin? Itu semua terjadi karena seorang pria yang hadir di dalam kehidupan kelam nya. Pria tampan yang secara terang-terangan menyatakan perasaannya kepada Caerin. Dengan tidak memperdulikan pekerjaan hina yang selama ini Caerin lakukan. Lantas bagaimana? Apakah Caerin akan menerima kehadiran pria itu? Entah lah, kita lihat saja nanti.

Blueside · Ciudad
Sin suficientes valoraciones
427 Chs

TWENTY ONE

Min-Jun mengatur rambut nya yang sedikit berantakan, jangan salah kan dia salah kan pelanggan nya yang telah terlalu panas mencium nya.

"Ugh.... aku kan jadi harus merapikan rambut ku lagi..." keluh Min-Jun.

Kalian tidak tahu saja, berapa lama ia harus mengatur rambut nya dengan menggunakan catok rambut panas itu.

Yang sejujurnya sangat ia benci, tapi mau bagaimana lagi... ia baru melakukan nya agar ia terlihat cantik dan menarik.

I mean... that's what she have to do right?

Ia harus selalu berpenampilan menarik dan cantik tentunya, karena pekerjaan yang mereka miliki dan lakukan.

Min-Jun mengeluarkan ponselnya dan juga lipstick yang selalu ia bawa. Kemudian memoleskan lipstick itu pada bibirnya.

Dengan menggunakan layar ponselnya sebagai kaca nya.

"Nah, bibir ku sudah kembali sexy lagi," ucap Min-Jun sambil tersenyum.

Baru saja ia akan kembali berjalan masuk ke dalam club, tiba-tiba suar seorang pria membatalkan niatnya.

"Baby..."

Min-Jun langsung menoleh dan di lihatnya lah seorang pria tampan yang berada di samping nya.

Sebuah senyuman langsung terlukis pada wajah cantik Min-Jun. "Tuan, kenapa kau keluar?"

Tangan pria itu terangkat, membelai rambut milik Min-Jun. "Tentu saja untuk menghampiri mu cantik," jawab nya.

Benar, pria itu adalah pelanggan nya malam ini yang baru saja selesai ia layani beberapa menit yang lalu.

Sekali lagi... ia beruntung karena mendapatkan pelanggan yang tampan dan masih cukup muda kali ini.

Tidak seperti malam sebelumnya, dimana ia mendapatkan pelanggan seorang pria berumur yang cukup menyebalkan.

Min-Jun melihat pelanggan nya itu dari atas sampai bawah. "Eoh, kau sudah mau pulang Tuan?"

"Iya, aku harus segera pulang," jawab pria itu.

Min-Jun berdecak. "Ck, tapi kenapa? Kita kan masih dapat bermain..." ucap Min-Jun sambil memegang bagian kanan dada pria itu.

Yah, ia sedang berusaha menggoda pelanggan nya itu saat ini. Agar dapat menggunakan jasanya lebih lama.

"Atau... apakah aku tidak memuaskan mu?" sambung Min-Jun sambil menatap pria itu dengan tatapan sayu nya.

Pria itu menggeleng. "Tidak... tentu saja tidak, kau sangat memuaskan ku," ucap pria itu membelai pipi Min-Jun.

Pria itu kemudian merogoh kantong celananya, mengeluarkan dompet hitam miliknya.

"Ini....ini untuk mu, karena telah melayani mu dengan sangat baik," ucap pria itu mengeluarkan beberapa lembar uang dari dalam dompetnya.

Min-Jun menatap uang itu. "Untuk ku?"

Pria itu mengangguk. "Iya, untuk mu. Ambil lah..."

Min-Jun tersenyum lalu mengambil uang itu dari pria itu, yang mana jumlah nya cukup banyak.

Kenapa? Ia sudah biasa di berikan uang tip seperti ini oleh para pelanggan nya.

Bukan hanya ia saja, teman-teman nya yang lain juga seperti itu. Karena jika pelanggan memberikan mereka uang tip, itu artinya pelanggan mereka merasa puas dengan pelayanan yang mereka berikan.

"Terima kasih... terima kasih banyak Tuan, kau sangat baik!" ucap Min-Jun dengan tersenyum lebar.

Senang? Tentu saja ia merasa sangat senang.

"Itu bukan apa-apa cantik, baiklah... aku akan pergi," ucap pria itu.

Min-Jun mengangguk. "Datang lah kembali kapan pun yang kau mau Tuan, aku akan menunggu mu," ucap Min-Jun sambil mengedipkan satu matanya.

Pria itu tersenyum tipis. "One last kiss?"

Min-Jun tertawa kecil. "Sure."

CHUP

Min-Jun mencium bibir pria itu dengan sedikit memberikan lumatan kecil sebelum menjauh kan bibir nya.

"Perfect..." ucap pria itu sambil tersenyum.

Pria yang merupakan pelanggan Min-Jun itu pun berjalan pergi, dengan Min-Jun yang melambaikan tangan nya sambil tersenyum.

Min-Jun menunduk. Ia menatap beberapa lembar uang yang ia pegangan saat ini.

"Lumayan... aku bisa menggunakan uang ini untuk shopping. Aku harus memberitahu Caerin!" ucap Min-Jun dengan semangat.

...

Min-Jun berjalan masuk ke dalam club dan seperti biasanya suara musik DJ yang memekakkan telinga langsung terdengar.

Kedua matanya melihat ke penjuru club tempat ia bekerja itu, mulai dari pengunjung yang menari hingga pengunjung yang tengah berciuman dengan panas nya menjadi pemandangan nya saat ini.

Ayolah... berapa kali harus ku katakan, kalau hal seperti itu adalah hal yang biasa di sini.

"Dimana Caerin?" gumam Min-Jun.

Yah, ia mencari keberadaan Caerin sahabat nya saat ini. Tapi ia tidak melihat batang hidung sahabatnya itu.

"Hey! apa kau melihat Caerin?" tanya Min-Jun pada salah satu teman nya yang kebetulan lewat di samping nya.

"Eoh, kau mencari Caerin?" ucap wanita itu.

Min-Jun mengangguk. "Iya, apa dia sedang memiliki pelanggan?"

Yah, mungkin saja kan ia tidak melihat Caerin saat ini karena tengah melayani pelanggan nya.

"Tidak, Caerin ada di sana," wanita itu menunjuk ke arah meja bar. "Lihat, itu dia di sana!"

Dan benar, ia melihat keberadaan Caerin sahabat nya itu di sana yang tengah bersandar di samping meja bar.

"Baiklah, gomawo," Min-Jun langsung berjalan menghampiri Caerin di meja bar itu.

Kini ia telah berada di belakang Caerin, yang sepertinya sahabatnya itu tidak mengetahui kehadiran nya.

"Caerin-ah!"

Caerin terlonjak di tempat nya, terkejut karena mendengar suara yang berasal dari belakang nya.

Caerin berbalik. "Min-Jun! kau mengejutkan ku!" ucap Caerin.

Min-Jun tertawa. "Kalau aku tidak memanggil nama mu dengan keras, kau pasti tidak akan mendengar ku," ucap Min-Jun.

Ia harus memanggil nama sahabat nya itu dengan keras, karena keras nya suara musik yang memekakkan telinga itu.

"Kau dari mana?" tanya Caerin.

"Aku baru saja dari luar bersama dengan pelanggan ku. Dan coba lihat...." Min-Jun mengeluarkan beberapa lembar uang won itu, dan menunjukkan nya kepada Caerin.

Caerin membulatkan matanya. "Woah... kau mendapatkan uang tip?!"

Min-Jun mengangguk. "Nde! lihatlah... banyak bukan?" ucap Min-Jun sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

Baru saja Caerin akan menjawab, suara Subin telah mendahuluinya.

"Ya! sangat banyak!" celetuk Subin yang langsung muncul di tengah-tengah Caerin dan Min-Jun.

Min-Jun langsung menoleh. "Yak! kau mengagetkan ku Subin!"

Subin terkekeh. "Hehehe... but girl... that's a lot of money," ucap Subin.

Min-Jun mengipas-ngipas kan uang itu di depan wajah nya. "Bagaimana? Aku sangat handal bukan? Dan aku berniat mentraktir sahabat ku ini..." ucap Min-Jun yang lalu merangkul Caerin.

"Benarkah?" ucap Caerin.

"Nde! tentu saja... kita akan bersenang-senang!" ucap Min-Jun.

"Tunggu... tunggu... lalu bagaimana dengan ku? Apa kalian berdua tidak ingin mengajak pria tampan ini?" ucap Subin.

Ia juga kan ingin ikut. Siapa yang tidak ingin bergabung dengan dua wanita cantik seperti Caerin dan Min-Jun?

Mereka bertiga kan juga berteman, jadi tidak ada salah nya kalau ia juga ikut bergabung.

"Kau ingin ikut?" tanya Min-Jun.

"Tentu saja, aku kan juga teman kalian ladies..." ucap Subin sambil menyikap rambut nya.

Min-Jun menatap Caerin. "Bagaimana? Kau ingin Subin ikut bersama kita?" tanya Min-Jun

"Ayolah... aku kan bestie kalian..." ucap Subin sambil menopang dagunya.

Caerin dan Min-Jun tertawa. Lalu keduanya mengangguk secara bersamaan. "Baiklah kalau begitu, besok... kita akan bertemu!" ucap Min-Jun memutuskan.