Di dalam sebuah kamar terlihat seorang wanita yang tengah berbaring di atas ranjang itu. Dengan selimut yang menutupi setengah badan nya.
Tapi sepertinya kamar itu bukan lah kamar miliknya yang selama ini selalu menjadi tempat ia beristirahat.
"Ugh..." perlahan kedua mata wanita itu terbuka.
Ia mengusap mata kanan nya yang sedikit kabur. Kemudian mengedipkan kedua mata nya beberapa kali.
Dan kini penglihatan nya sudah sangat jelas, tidak seperti beberapa menit yang lalu saat penglihatan nya masih kabur.
"D-dimana aku..." gumam Caerin.
Benar, wanita yang berbaring di atas ranjang itu dan baru saja bangun adalah Caerin.
Caerin perlahan mendudukkan dirinya di atas ranjang berukuran sedang itu, dengan selimut yang ia pegang menutupi tubuh polos nya.
Caerin melihat ke sekeliling nya dan sekarang ia baru sadar kalau ia tidak sedang berada di dalam kamar nya saat ini.
"Y-ya ampun... kenapa aku masih berada di sini?" ucap Caerin yang kemudian memegang kepalanya yang sedikit pusing.
Yah, saat ini ia benar-benar bingung kenapa ia masih berada di dalam kamar ini.
Kalian masih belum tahu di kamar siapa ia berada saat ini? Saat ini Caerin berada di kamar club tempat ia bekerja, tepat nya di lantai atas.
Dan masih dengan tubuh nya yang tidak berbalut sehelai kain pun. Caerin menoleh ke samping, dan ia melihat baju nya yang semalam ia kenakan berada di sana.
Caerin berdecak. "Ck, sialan... pria itu pergi begitu saja," kesal Caerin.
Sekarang ia sudah ingat semua nya, tentang mengapa ia bisa berada di dalam kamar ini.
Karena semalam ia melayani pelanggan nya di dalam kamar ini. Yang ingin menggunakan jasa nya. Itulah mengapa saat ini ia berada di dalam kamar ini dengan tubuh polosnya.
Caerin perlahan turun dari ranjang itu dengan membalut tubuh nya menggunakan selimut putih itu.
"Hah... apakah setidaknya dia bisa membangunkan ku sebelum pergi?!" omel Caerin.
Yah, harus ia akui kalau ini bukan yang pertama kalinya ia di perlakukan seperti ini. Ini sudah yang ke sekian kalinya.
Ia di tinggalkan sendirian di dalam kamar oleh pelanggan nya saat ia masih tertidur.
Caerin mengambil mini dress nya yang semalam ia kenakan. Ia dengan segera memakai kembali mini dress nya itu, juga memakai kembali high heels hitam nya.
...
TAK
TAK
TAK
Caerin berjalan menuruni setiap anak tangga itu. Dan ia melihat keadaan club tempat ia bekerja itu yang sangat sepi.
Tentu saja ini sudah pagi, lebih tepatnya jam sepuluh pagi. Club tempat ia bekerja kan hanya buka saat malam saja.
Namanya nya saja club malam, bukan nya club pagi.
Caerin telah berada di lantai bawah. Kursi-kursi yang ada di sana semuanya di naikkan di atas meja bar, begitu pun dengan lampu-lampu yang telah mati.
Hanya bias matahari saja yang masuk melalui sela-sela ventilasi udara yang menerangi dalam club tempat ia bekerja saat ini.
Caerin berjalan ke arah ruang loker berada. Di dalam sana juga tentunya tidak ada siapa-siapa.
Ia membuka loker miliknya dan mengambil tas nya yang ia simpan di dalam sana. Ia lalu merapikan rambutnya yang sedikit berantakan, juga tidak lupa memoleskan lipstick pada bibir nya.
Sekarang ia sudah terlihat lebih baik dari yang sebelumnya.
"Eoh, dimana ponsel ku?" Caerin merogoh tas nya dan menemukan ponsel miliknya yang tertutup oleh alat make-up.
Caerin membuka password ponsel nya dan mencari kontak Min-Jun. Kemudian menekan tombol ikon berwarna hijau pada layar ponsel nya.
"Yeoboseo?" sahut Min-Jun dari seberang sana setelah mengangkat panggilan dari Caerin.
"Kau dimana?" tanya Caerin.
"Aku berada di rumah saat ini. Memang nya kenapa?"
"Yak... aku berada di club saat ini."
"Mwo?! kenapa kau bisa berada di sana?! Ini kan masih pagi Caerin-ah..."
Kaget?
Tentu saja ia sangat kaget. Karena kenapa sahabatnya itu berada di club, padahal ini kan masih jam sepuluh pagi.
"Aku... tertidur di sini. Pelanggan ku meninggalkan ku begitu saja, sialan!"
Tak lama kemudian terdengar suara tertawa dari seberang sana.
"Hahaha... ya ampun, aku kira kau datang ke sana sangat cepat."
"Ck, jangan tertawa..."
"Baiklah... baiklah... aku tidak akan tertawa. Sekarang segera pulang, untuk mengganti baju mu."
"Hmmm... arrasseo. Baiklah kalau begitu, tapi boleh aku ke rumah mu setelah nya?"
"Tentu, datang lah kemari. Memang nya kapan aku tidak mengizinkan mu untuk datang ke rumah ku?"
Yah, Min-Jun sama sekali tidak pernah melarang Caerin untuk datang ke rumah nya.
Malah ia sangat senang jika Caerin datang ke rumah nya.
"Baiklah kalau begitu, aku tutup dulu. Annyeong..."
Tutt... tutt... tutt...
Panggilan itupun berakhir. Caerin memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas.
Dan segera berjalan keluar dari ruang loker itu. Tangan nya terangkat membuka pintu belakang club tempat ia bekerja itu.
Caerin bernafas dengan lega. "Hufftt... untung nya pintu belakang tidak terkunci," ucap Caerin.
Pintu belakang club memang jarang di kunci, karena sewaktu-waktu pengantar bir akan masuk ke dalam untuk mengantarkan pesanan bir.
Jika sampai pintu belakang juga terkunci maka habislah ia. Ia akan terjebak di dalam club.
Caerin berjalan menjauh dari club tempat ia bekerja itu. Ia berjalan menuju ke halte bus berada, yang tentunya akan menjadi tempat ia menunggu kendaraan untuk pulang nya ke rumah.
Tapi saat sedikit lagi ia akan mencapai halte bus, tiba-tiba...
BRUK
"Awww!" rintih Caerin sambil memegang bahunya kirinya. Tas miliknya terjatuh di atas aspal itu.
"A-ah... maafkan aku... maafkan aku Nyonya," ucap pria yang telah menyambar bahu nya itu. Yang langsung menunduk mengambil tas Caerin.
"Yak! Tuan! apa kau tidak bisa berjalan dengan baik eoh?!" kesal Caerin.
Tentu saja ia merasa kesal saat ini, karena ia di sambar oleh pria ini sehingga bahu nya terasa sedikit sakit begini.
Pria itu mengangkat badan nya yang menunduk karena mengambil tas milik Caerin.
Dan saat itu juga lah kedua mata itu saling bertemu dan saling memandang satu sama lainnya.
Caerin terdiam... karena di luar dugaan nya, yang telah menyambar nya tadi adalah sosok pria tampan ini.
"Bus girl?" ucap pria itu.
Caerin mengerutkan alisnya. "H-hah?"
Pria tampan itu tersenyum. "Kita bertemu lagi, aku pria yang waktu itu duduk di samping mu saat di bus," ucap pria itu.
Caerin terdiam sejenak mendengar ucapan pria itu. Beberapa detik kemudian, ia langsung membulatkan kedua matanya.
"Ah! kau pria itu... yang duduk di samping ku!" seru Caerin yang baru mengingat nya.
Pria itu tertawa kecil. "Itulah yang coba ku katakan kepada mu... Nyonya," ucap nya yang sambil tersenyum dengan tampan nya kepada Caerin.